Daftar Isi
15 min read

Activity Based Costing: Pengertian, Konsep Dasar, Kelebihan dan Kekurangan

Tayang 23 Sep 2024
Diperbarui 4 Jun 2025

Apa yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC) dan bagaimana penerapan yang tepat pada perusahaan? Berikut ulasannya di Mekari Jurnal!

Semakin majunya perkembangan teknologi dan informasi saat ini, perusahaan dituntut untuk bisa beradaptasi agar tetap bisa bersaing secara global.

Kelangsungan hidup sebuah perusahaan ditentukan oleh strategi yang digunakan, beberapa strategi yang umum digunakan biasanya adalah strategi pengurangan harga, peningkatan produktivitas dan peningkatan kualitas.

Banyaknya variasi sumber daya yang digunakan untuk memproduksi sebuah produk, maka perusahaan dituntut agar bisa memilih sumber daya yang paling efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lainnya.

Perhitungan perusahaan dalam menentukan harga produk juga harus lebih menarik daripada perusahaan lain, sehingga bisa bersaing di pasar global. Pihak manajemen biasanya melakukan kesalahan dalam menentukan harga yang kurang menarik, sehingga kurang bisa bersaing dengan produk sejenis.

Untuk itu, pihak manajemen perlu membutuhkan informasi yang lengkap tentang semua biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam proses produksi suatu produk secara akurat. Cara termudah untuk bisa menentukan harga secara akurat adalah dengan menggunakan Activity Based Costing (ABC).

Apa Itu Activity Based Costing?

Activity Based Costing (ABC) adalah suatu metode penentuan biaya yang mengalokasikan biaya overhead atau biaya tidak langsung berdasarkan aktivitas-aktivitas yang menyebabkan biaya tersebut muncul, bukan hanya berdasarkan volume produksi atau jam kerja langsung. Dengan kata lain, metode ini mengidentifikasi aktivitas sebagai dasar pengalokasian biaya ke produk atau layanan.

Pendekatan ABC bertujuan untuk memberikan informasi biaya yang lebih akurat dengan cara menelusuri setiap aktivitas dan mengukur sejauh mana aktivitas tersebut mengonsumsi sumber daya. Metode ini sering digunakan oleh perusahaan manufaktur atau jasa yang memiliki proses kompleks dan banyak produk, di mana alokasi biaya tradisional sering kali kurang mencerminkan konsumsi sumber daya yang sebenarnya.

Baca juga: Cara Mengelola Stok Barang secara Praktis

Konsep Dasar Activity Based Costing (ABC)

Activity Based Costing (ABC) adalah pendekatan akuntansi biaya modern yang berfokus pada aktivitas sebagai penyebab utama terjadinya biaya dalam suatu organisasi. Dalam sistem ini, biaya tidak langsung (overhead) dialokasikan ke produk atau jasa berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi, bukan hanya volume produksi seperti dalam metode tradisional. Dengan kata lain, sistem ABC bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai penggunaan sumber daya oleh tiap produk atau layanan.

Pendekatan ini muncul sebagai respons atas kompleksitas proses bisnis modern, di mana biaya tidak langsung semakin dominan dan tidak lagi bisa dialokasikan secara tepat hanya berdasarkan satu parameter seperti jam kerja langsung. Dengan menggunakan ABC, perusahaan dapat lebih tepat dalam mengidentifikasi biaya yang sebenarnya dikeluarkan untuk memproduksi atau menyediakan layanan tertentu. Hal ini penting untuk meningkatkan efisiensi, akurasi dalam penetapan harga, serta pengambilan keputusan manajerial yang lebih tepat sasaran.

Identifikasi Aktivitas

Langkah pertama dalam sistem ABC adalah mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. Aktivitas ini bisa berupa pengemasan, pemrosesan pesanan, pemeriksaan kualitas, penyimpanan, pengiriman, hingga kegiatan administratif.

Identifikasi dilakukan dengan melibatkan tim lintas fungsi agar seluruh aktivitas utama dan pendukung dapat terpetakan dengan baik. Aktivitas-aktivitas tersebut kemudian dikelompokkan menjadi dua: aktivitas bernilai tambah (value-added) dan tidak bernilai tambah (non-value-added). Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang langsung memberikan manfaat atau nilai bagi pelanggan, sementara yang tidak bernilai tambah justru dapat menjadi beban biaya yang perlu ditekan.

Contoh konkret: dalam perusahaan manufaktur, proses inspeksi kualitas merupakan aktivitas penting yang mempengaruhi kualitas produk akhir. Jika tidak diidentifikasi dengan benar, biaya inspeksi bisa tersembunyi dan membuat manajemen gagal dalam pengendalian mutu.

Dengan melakukan pemetaan aktivitas secara sistematis, perusahaan dapat memahami peta konsumsi sumber daya yang sebenarnya dan mulai menata ulang proses kerja untuk peningkatan efisiensi.

Menentukan Cost Driver

Cost driver adalah faktor-faktor penyebab timbulnya biaya dalam setiap aktivitas. Penentuan cost driver yang tepat sangat penting dalam sistem ABC, karena inilah yang menjadi dasar dalam pengalokasian biaya ke produk atau jasa.

Beberapa contoh cost driver antara lain:

  • Jumlah order pelanggan
  • Jumlah jam mesin
  • Jumlah unit produk
  • Jumlah pengiriman

Misalnya, dalam aktivitas pengemasan, cost driver-nya bisa berupa jumlah unit yang dikemas. Sedangkan untuk aktivitas pemeliharaan mesin, cost driver bisa berupa jumlah jam mesin digunakan. Dalam ABC, pemilihan cost driver tidak bisa sembarangan; harus didasarkan pada hubungan sebab-akibat yang logis antara aktivitas dan konsumsi sumber daya.

Dengan memilih cost driver yang akurat, perusahaan dapat menghindari distorsi alokasi biaya dan menghasilkan laporan biaya yang lebih akurat dan andal.

Menghitung Biaya Aktivitas

Setelah aktivitas dan cost driver ditentukan, langkah selanjutnya adalah mengakumulasi seluruh biaya yang terkait dengan masing-masing aktivitas. Ini mencakup biaya tenaga kerja, material, listrik, hingga depresiasi alat yang digunakan dalam aktivitas tersebut.

Misalnya, aktivitas pengiriman barang mencakup biaya sopir, bahan bakar, perawatan kendaraan, dan gaji staf logistik. Seluruh biaya tersebut dihimpun menjadi total biaya aktivitas pengiriman. Pengumpulan data ini memerlukan sistem pencatatan biaya yang rinci dan akurat. Oleh karena itu, perusahaan yang menerapkan ABC biasanya didukung oleh sistem informasi akuntansi yang canggih.

Selain itu, perhitungan biaya aktivitas juga berguna dalam menentukan kontribusi aktivitas tertentu terhadap biaya keseluruhan perusahaan. Aktivitas dengan biaya tinggi tetapi tidak menghasilkan nilai tambah bisa dievaluasi ulang atau bahkan dihilangkan.

Mengalokasikan Biaya ke Produk atau Layanan

Setelah biaya aktivitas dihitung, langkah selanjutnya adalah mengalokasikan biaya tersebut ke masing-masing produk atau layanan berdasarkan tingkat konsumsi aktivitasnya. Proses ini memungkinkan perusahaan untuk mengetahui dengan lebih akurat biaya produksi masing-masing produk.

Misalnya, jika Produk A dan Produk B sama-sama menggunakan mesin produksi, tetapi Produk B memerlukan dua kali lipat inspeksi kualitas, maka biaya inspeksi akan dialokasikan lebih besar ke Produk B. Dengan demikian, laporan biaya akan mencerminkan konsumsi sumber daya yang lebih nyata dibanding pendekatan tradisional.

Salah satu keunggulan utama dari alokasi biaya berbasis aktivitas adalah mencegah subsidi silang antar produk. Pada sistem tradisional, produk dengan volume tinggi seringkali menyubsidi produk volume rendah karena pembagian biaya overhead yang tidak proporsional.

Perbandingan Activity Based Costing dengan Metode Tradisional

Aspek Metode Tradisional Activity Based Costing
Dasar Alokasi Volume produksi (jam kerja, unit) Aktivitas dan cost driver
Akurasi Biaya Produk Kurang akurat untuk kompleksitas Lebih akurat dan terperinci
Cocok untuk Produk homogen Produk beragam dan proses kompleks
Kelebihan Sederhana, cepat diterapkan Memberikan informasi biaya detail

Dalam metode tradisional, overhead dialokasikan secara merata sehingga produk yang lebih kompleks seringkali mendapatkan porsi biaya yang tidak mencerminkan konsumsi aktual sumber daya. Sementara itu, ABC memberikan gambaran realistis terhadap kontribusi setiap produk terhadap total biaya perusahaan.

Syarat Penerapan Activity Based Costing: Panduan Strategis bagi Perusahaan

Activity Based Costing (ABC) telah dikenal luas sebagai metode penghitungan biaya yang menawarkan tingkat akurasi tinggi dibanding metode tradisional. Dengan mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas dan penggunaan aktual terhadap sumber daya, metode ini memberikan informasi yang lebih rinci dan relevan bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.

Namun, agar sistem ABC dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien, terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Berikut ini adalah tiga syarat utama penerapan Activity Based Costing, lengkap dengan penjelasan dan alasan penting di balik masing-masing syarat.

1. Perusahaan Memiliki Tingkat Diversitas Produk yang Tinggi

Syarat pertama dan paling mendasar untuk menerapkan sistem Activity Based Costing adalah bahwa perusahaan harus memiliki tingkat keberagaman atau diversitas produk yang tinggi. Artinya, perusahaan memproduksi berbagai jenis produk atau memiliki lini produk yang berbeda namun menggunakan fasilitas produksi yang sama.

Mengapa Diversitas Produk Penting?

Dalam sistem biaya tradisional, biaya overhead sering kali dialokasikan berdasarkan volume produksi atau jam kerja langsung. Metode ini dapat menimbulkan distorsi biaya, terutama ketika produk-produk yang diproduksi sangat berbeda dalam hal kompleksitas atau kebutuhan sumber daya. Sebagai contoh, produk A mungkin sederhana dan membutuhkan sedikit proses produksi, sementara produk B kompleks dan membutuhkan lebih banyak inspeksi, pengemasan khusus, dan tenaga ahli.

Jika keduanya dibebani biaya overhead yang sama per unit, maka informasi biaya yang dihasilkan tidak mencerminkan konsumsi riil sumber daya masing-masing produk. Hal ini akan mengakibatkan ketidakakuratan dalam penetapan harga, perencanaan profitabilitas, dan strategi pasar.

Peran ABC dalam Situasi Diversifikasi Produk

Activity Based Costing mengatasi tantangan ini dengan cara mengidentifikasi setiap aktivitas yang digunakan dalam proses produksi dan menetapkan cost driver yang sesuai. Dengan demikian, produk yang lebih kompleks akan menerima alokasi biaya yang lebih besar karena memang lebih banyak mengonsumsi aktivitas. Sebaliknya, produk yang sederhana akan memperoleh alokasi biaya lebih kecil.

Penerapan ABC dalam perusahaan yang memiliki banyak jenis produk memberikan keuntungan besar karena:

  • Biaya produk lebih akurat.
  • Informasi yang dihasilkan dapat mendukung keputusan eliminasi atau pengembangan produk.
  • Manajemen dapat fokus pada produk dengan margin keuntungan yang sehat.

2. Tingkat Persaingan Pasar yang Tinggi

Syarat kedua untuk implementasi ABC yang efektif adalah ketika perusahaan beroperasi dalam industri dengan tingkat persaingan yang tinggi. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, penentuan harga yang tepat dan pengendalian biaya menjadi faktor kunci dalam mempertahankan keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan.

Hubungan Antara Persaingan dan Penentuan Harga

Dalam situasi pasar yang sangat kompetitif, perusahaan tidak bisa sembarangan dalam menetapkan harga jual. Harga yang terlalu tinggi dapat menyebabkan konsumen berpaling ke pesaing, sementara harga yang terlalu rendah bisa menggerus margin keuntungan. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem informasi biaya yang mampu mencerminkan realitas penggunaan sumber daya dan aktivitas secara akurat.

Activity Based Costing hadir sebagai solusi strategis untuk menjawab tantangan ini. Dengan informasi biaya yang rinci, manajemen dapat mengetahui secara pasti berapa biaya produksi dari tiap produk, termasuk aktivitas-aktivitas tambahan yang dibutuhkan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk:

  • Menetapkan harga yang kompetitif namun tetap menguntungkan.
  • Menyusun strategi promosi dan diskon yang berbasis margin nyata.
  • Menentukan lini produk yang layak dipertahankan dan yang sebaiknya dihentikan.

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui ABC

Selain dalam penetapan harga, ABC juga dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi proses produksi. Dengan mengevaluasi aktivitas yang boros dan tidak memberikan nilai tambah, perusahaan dapat melakukan perbaikan berkelanjutan untuk menjadi lebih kompetitif di pasar.

Dengan kata lain, di tengah persaingan yang sengit, ABC menjadi alat vital untuk memastikan bahwa setiap keputusan strategis didasarkan pada data biaya yang faktual dan mendalam.

3. Biaya Implementasi Lebih Rendah dari Manfaat yang Diperoleh

Syarat ketiga, namun tidak kalah penting, dalam penerapan Activity Based Costing adalah bahwa biaya implementasi sistem ABC harus lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang akan diperoleh perusahaan. Prinsip cost-benefit analysis ini menjadi kunci dalam menentukan apakah penerapan ABC layak dilakukan atau justru menjadi beban tambahan yang tidak diperlukan.

Tantangan Biaya Implementasi

Mengimplementasikan sistem ABC memerlukan investasi yang tidak sedikit. Mulai dari pelatihan karyawan, pemetaan aktivitas, pemilihan cost driver, hingga penerapan sistem informasi akuntansi yang mendukung pencatatan aktivitas. Semua proses ini memakan waktu, sumber daya manusia, dan dana.

Bagi perusahaan kecil atau perusahaan dengan produk homogen dan proses produksi sederhana, biaya untuk menjalankan sistem ABC bisa jadi lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. Dalam kasus seperti ini, metode biaya tradisional mungkin masih menjadi pilihan yang lebih bijak secara finansial.

Mengukur Manfaat Potensial dari ABC

Namun, bagi perusahaan besar atau perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang sangat kompleks, manfaat dari ABC sering kali jauh melebihi biaya implementasinya. Manfaat tersebut mencakup:

  • Informasi biaya yang lebih akurat.
  • Pengendalian biaya lebih efektif.
  • Efisiensi operasional meningkat.
  • Penentuan harga lebih tepat.
  • Peningkatan profitabilitas secara menyeluruh.

Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan analisis kelayakan secara cermat sebelum menerapkan ABC. Analisis ini bisa melibatkan perbandingan antara total biaya sistem lama dan sistem baru, potensi efisiensi yang dapat dicapai, serta implikasi terhadap pengambilan keputusan strategis di masa depan.

Baca juga: Cara Tepat Menghitung Variable Costing Pada Usaha Anda

Kelebihan dan Kekurangan Activity Based Costing

Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks, perusahaan membutuhkan metode penghitungan biaya yang lebih akurat dan representatif terhadap penggunaan sumber daya sebenarnya. Salah satu pendekatan yang kini banyak digunakan adalah Activity Based Costing (ABC). Metode ini muncul sebagai jawaban atas keterbatasan sistem biaya tradisional, terutama dalam mengalokasikan biaya overhead secara proporsional terhadap aktivitas produksi.

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan metode Activity Based Costing serta manfaat strategis yang dapat diperoleh perusahaan apabila implementasi dilakukan secara konsisten dan tepat.

Kelebihan Activity Based Costing

Activity Based Costing memiliki berbagai keunggulan yang menjadikannya metode unggul, terutama bagi perusahaan yang memiliki variasi produk dan proses operasional yang kompleks. Beberapa kelebihan utama dari metode ini antara lain:

1. Memberikan Informasi Biaya yang Lebih Rinci dan Akurat

Salah satu keunggulan utama dari metode ABC adalah kemampuannya dalam menyajikan data biaya yang jauh lebih akurat dibandingkan metode konvensional. Dalam metode tradisional, biaya overhead seringkali dibebankan secara merata berdasarkan volume produksi atau jam kerja, tanpa mempertimbangkan kompleksitas dan intensitas sumber daya yang digunakan tiap aktivitas.

Sebaliknya, dalam ABC, setiap aktivitas dianalisis secara terpisah. Biaya dibebankan berdasarkan cost driver yang menggambarkan konsumsi aktual terhadap sumber daya. Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui dengan pasti berapa biaya yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas yang berhubungan dengan produk atau jasa.

2. Memudahkan Manajemen dalam Analisis Profitabilitas Produk

Dengan pemetaan biaya yang rinci, manajemen dapat melakukan analisis profitabilitas setiap produk secara lebih cermat. Produk yang terlihat menguntungkan pada laporan keuangan tradisional bisa jadi justru membebani perusahaan karena aktivitas pendukungnya memakan biaya besar.

Sebagai contoh, sebuah produk dengan volume penjualan rendah tetapi memerlukan proses inspeksi dan pengemasan yang kompleks, akan terlihat jelas dalam sistem ABC sebagai produk dengan margin rendah. Informasi ini penting untuk pengambilan keputusan strategis, seperti menghentikan produksi produk tersebut atau merancang ulang proses produksinya agar lebih efisien.

3. Mengidentifikasi Aktivitas yang Boros atau Tidak Efisien

Melalui metode ABC, perusahaan dapat mengetahui aktivitas mana yang menyumbang biaya terbesar dan mana yang kurang memberikan nilai tambah (non-value added activities). Aktivitas seperti proses inspeksi berulang, rework, atau pengemasan ulang yang memakan biaya besar tanpa meningkatkan nilai produk bisa segera diidentifikasi.

Dari hasil ini, manajemen dapat menetapkan langkah efisiensi, seperti mengotomatisasi proses, mengurangi tahapan yang tidak perlu, atau meningkatkan kualitas sejak awal produksi untuk menghindari kerusakan dan pengulangan pekerjaan.

4. Mendukung Perencanaan Strategis dan Penetapan Harga yang Lebih Tepat

Dengan pemahaman biaya yang lebih baik, perusahaan dapat menyusun strategi harga yang lebih kompetitif. Produk dapat diposisikan sesuai dengan margin keuntungan yang diharapkan, dan perusahaan memiliki data yang valid untuk bersaing di pasar berdasarkan keunggulan harga atau kualitas.

Data dari ABC juga bisa menjadi dasar untuk menyusun strategi diversifikasi produk, outsourcing, atau bahkan merger dan akuisisi berdasarkan efisiensi biaya dan sinergi aktivitas.

Kekurangan Activity Based Costing

Meskipun menawarkan banyak keunggulan, implementasi Activity Based Costing juga tidak lepas dari berbagai tantangan. Berikut adalah beberapa kekurangan utama metode ini:

1. Memerlukan Biaya Implementasi yang Tinggi

Salah satu kendala utama dalam penerapan metode ABC adalah kebutuhan sumber daya awal yang besar. Perusahaan perlu menginvestasikan waktu, tenaga, dan biaya untuk melakukan pemetaan aktivitas secara menyeluruh. Selain itu, pengumpulan data cost driver juga memerlukan sistem pelaporan yang cermat.

Untuk perusahaan kecil dan menengah, investasi ini sering kali dianggap terlalu berat, apalagi jika struktur bisnis mereka masih sederhana dan belum banyak memiliki variasi produk atau aktivitas.

2. Proses Pengumpulan Data yang Kompleks

Metode ABC menuntut pengumpulan data biaya secara rinci untuk setiap aktivitas dan cost driver-nya. Hal ini sering kali menjadi tantangan tersendiri, terutama jika sistem informasi akuntansi perusahaan belum terintegrasi secara digital.

Kesalahan dalam pemilihan cost driver atau dalam pencatatan aktivitas dapat menghasilkan alokasi biaya yang tidak akurat, yang pada akhirnya menurunkan kualitas informasi yang disediakan oleh sistem ABC itu sendiri.

3. Kurang Cocok untuk Bisnis dengan Sedikit Variasi Produk

Untuk perusahaan dengan produk homogen atau proses produksi yang seragam, penerapan ABC cenderung tidak memberikan manfaat signifikan. Misalnya, pabrik yang hanya memproduksi satu jenis produk dalam volume besar dan proses yang standar, tidak membutuhkan pemetaan aktivitas sedetail yang ditawarkan oleh ABC.

Dalam kasus seperti ini, metode penghitungan biaya tradisional mungkin masih cukup efektif dan lebih ekonomis.

Manfaat Strategis Activity Based Costing bagi Perusahaan

Meskipun ABC memiliki kekurangan, namun manfaat strategis yang ditawarkan bisa menjadi pembeda utama dalam persaingan bisnis modern, terutama jika implementasinya dilakukan secara tepat dan berkelanjutan. Berikut beberapa manfaat strategis utama dari metode ABC:

1. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Dengan informasi biaya yang lebih akurat, manajemen dapat mengambil keputusan berdasarkan data faktual. Keputusan penting seperti perluasan lini produk, investasi pada teknologi baru, atau efisiensi proses produksi dapat dilakukan dengan lebih percaya diri dan minim risiko.

Contohnya, manajemen dapat memilih untuk menghentikan produksi produk yang ternyata menyedot biaya overhead tinggi, meskipun secara volume penjualan tampak tinggi.

2. Penetapan Harga yang Lebih Kompetitif

Salah satu tantangan utama dalam pemasaran adalah menentukan harga jual yang mampu bersaing namun tetap menguntungkan. ABC memberikan dasar yang kuat untuk menghitung harga jual berdasarkan konsumsi aktual sumber daya.

Dengan begitu, perusahaan dapat menetapkan harga yang mencerminkan biaya riil, menghindari overpricing atau underpricing, serta menjaga margin keuntungan secara sehat.

3. Peningkatan Efisiensi Proses

ABC memungkinkan perusahaan untuk melakukan evaluasi proses secara objektif. Dengan mengetahui aktivitas mana yang paling boros dan tidak memberikan nilai tambah, perusahaan bisa mendesain ulang proses kerja agar lebih efisien.

Langkah-langkah seperti lean production, six sigma, atau digitalisasi proses menjadi lebih terarah ketika perusahaan sudah memiliki data biaya yang berasal dari sistem ABC.

4. Pengendalian Biaya yang Lebih Efektif

Salah satu manfaat paling nyata dari ABC adalah kemampuannya dalam mengidentifikasi dan mengelola biaya overhead yang tersembunyi. Aktivitas yang selama ini dianggap wajar, bisa jadi menyimpan potensi pemborosan besar. Dengan metode ini, manajemen dapat mengontrol biaya secara lebih aktif dan sistematis.

Demikianlah pembahasan mengenai penerapan Activity Based Costing (ABC) pada perusahaan beserta manfaatnya.

Jika perusahaan sukses dalam melakukan penerapan ABC, maka jangan melupakan aspek tentang akuntansi keuangan perusahaan karena akuntansi juga berperan penting dalam memajukan perusahaan.

Kelola Akuntansi Perusahaan Dengan Aplikasi Akuntansi dan ERP Mekari Jurnal

Kelola Akuntansi Perusahaan Dengan Aplikasi Akuntansi dan ERP Mekari Jurnal

Mekari Jurnal adalah software akuntansi online yang bisa Anda gunakan untuk mengurusi masalah akuntansi perusahaan Anda.

Banyak fitur menarik yang dimiliki Jurnal yang bermanfaat untuk perusahaan Anda. Daftarkan sekarang juga dan nikmati free trial aplikasi keuangan perusahaan selama 7 hari untuk pengguna baru.

Kategori : Other

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami