Mekari Jurnal
Daftar Isi
6 min read

Opini: Menambah Cabang Anda Tanpa Modal Usaha

Tayang 26 Aug 2020
Diperbarui 16 Oktober 2023

Apakah mungkin menambah mitra usaha atau cabang tanpa modal usaha tambahan? Jawabannya adalah ya!

Karena itu pula yang saya lakukan dengan Kopi Chuseyo, coffee shop K-Pop yang sekarang sudah memiliki puluhan cabang di berbagai kota di Indonesia.

Berikut saya bagikan pengalaman saya secara singkat.

Merancang Produk

Banyak orang ingin memulai bisnis dengan berfokus pada nama, logo, kemasan, dan sebagainya.

Padahal, hal yang paling penting dari bisnis kuliner adalah produk.

Fokus pertama adalah merancang produk yang enak, bahkan sebelum memikirkan soal strategi pemasaran (marketing).

Produk, baik makanan atau minuman, haruslah enak dan punya potensi disukai orang-orang.

Mengapa? Marketing yang baik dapat membuat sebuah produk terkenal dan dicicipi oleh banyak orang, namun jika produk tersebut tidak enak, maka pelanggan tidak akan kembali.

Tidak ada loyalitas pelanggan, artinya harus terus menjalankan strategi marketing supaya ada orang baru yang mau mencoba.

Jadi, akan dibutuhkan banyak sekali dana yang tidak ada habisnya dan berpotensi membuat bisnis terancam rugi jika produk yang tersaji tak layak konsumsi.

Sebaliknya, Anda mungkin mengetahui ada banyak kuliner lokal legenda dari berbagai wilayah yang laris, padahal mungkin restorannya yang terkesan lawas atau kemasannya sama sekali tidak menarik.

Nama pun mungkin biasa saja dan logonya juga tak kekinian.

Namun, reputasi kuliner lokal tersebut dibangun seiring waktu karena produknya yang memang enak, sehingga pelanggan loyal dan terus melakukan pembelian ulang.

Hal yang sama sebenarnya berlaku untuk produk kuliner yang akan Anda jual.

Strategi mendasar dari bisnis food and beverage (F&B) adalah produk.

Pertanyaannya, perlu seberapa enak? Tidak perlu membuat produk yang paling enak, karena rasa itu relatif.

Namun setidaknya, produk Anda tidak boleh biasa aja, apalagi tidak enak.

Jika Anda paham betul mengenai produk tersebut, maka akan menjadi nilai plus karena Anda bisa membuat resep yang orisinil.

Sebenarnya ketika pertama kali membuka gerai pertama, tidak perlu merilis terlalu banyak menu.

Lebih baik sedikit tetapi enak, dari pada banyak menu namun tidak maksimal. Modal usaha yang digelontorkan pun tak terlalu besar.

Sebagai contoh, Kopi Chuseyo sendiri memulai hanya dengan 5 menu minuman, namun semuanya enak.

Perlahan-lahan, kami menambahkan menu baru untuk membuat pelanggan tidak bosan.

Jadi kesimpulannya, buatlah produk yang enak!

Baca Juga : 4 Alasan Mengapa Perlu Mencari Investor untuk Modal Usaha

Apakah mungkin menambah mitra usaha atau cabang tanpa modal usaha tambahan? Jawabannya adalah ya!

Baca Juga : Opini: UMKM, Tantangan Pasar dan Solusi Digital

Menciptakan Brand

Setelah membuat produk yang enak, salah satu modal usaha utama berikutnya adalah membuat merek atau brand yang unik.

Brand menunjukkan siapa Anda dan seperti apa bisnis Anda sebenarnya.

Brand juga disarankan menunjukkan Anda berbeda dari kompetitor, dan faktor keunikan itu sebaiknya Anda tampilkan melalui berbagai hal yang terlihat oleh pelanggan.

Misalnya, ketika kami ingin membuka kedai kopi. Namun sekarang, terlalu banyak kedai kopi yang namanya mirip, bertema cinta atau galau.

Namun, jika kami membuka kedai kopi dengan tema yang serupa, maka timbul pertanyaan, “Apa bedanya kopi kami dengan kopi lain?” Jika kami berkata bahwa kopi kami lebih enak, maka akan sulit, karena enak itu selera dan semua merek kedai kopi mengklaim bahwa kopinya paling enak.

Untuk itu, selain produk yang enak, kami juga berupaya menciptakan brand yang unik.

Sebagai contoh, Kopi Chuseyo mengambil tema kultur Korea Selatan, sehingga langsung menjadi poin pembeda.

Target market atau target pasar yang dituju adalah penggemar budaya Korea Selatan di Indonesia, bukan hanya pecinta kopi.

Merujuk pada konsep tersebut, Kopi Chuseyo memiliki logo yang fluid dan menggunakan warna pink, yang berbeda dengan logo kopi lain yang terkesan tegas, rustic dan warna dominan gelap. Packaging Kopi Chuseyo juga dikesankan lucu dan ada huruf Hangul korea.

Desain café, desain Instagram, dan berbagai aspek visual lain menandaskan bahwa ini benar-benar coffee shop dengan tema Korea.

Di tengah persaingan kopi susu kekinian yang sudah sangat keruh, Kopi Chuseyo tetap bisa survive bahkan di masa Pandemi Covid-19.

Jadi pertanyaannya, apa brand Anda sudah cukup unik?

Baca Juga: Opini: UMKM Butuh Dukungan Komprehensif saat Pandemi Corona

Banner Blog

Melakukan Ekspansi

Sebelum memikirkan soal ekspansi, pastikan dua hal ini: Pertama, apakah bisnis ini sudah bisa autopilot?

Kedua, apakah bisnis ini profitable dan sebanding dengan modal usaha yang Anda gelontorkan?

Lalu, mengapa dua hal tersebut krusial?

Mungkin banyak dari Anda yang menjadikan bisnis F&B sebagai bisnis sampingan karena memiliki pekerjaan utama lain, misalnya sebagai pekerja kantoran.

Namun jika bisnis sampingan ini membuat Anda pusing dan sangat sibuk, bisa-bisa pekerjaan utama menjadi terganggu.

Saat membangun bisnis F&B di tahap awal, Anda tentu akan disibukkan dengan berbagai proses bisnis.

Akan ada banyak pula kesalahan dan kepusingan yang terjadi.

Hal itu wajar. Namun setelah berjalan beberapa bulan, sistem yang Anda bangun seharusnya sudah autopilot.

Maksudnya, restoran sudah bisa berjalan sendiri tanpa banyak campur tangan.

Apakah mungkin? Harus! Itulah kenapa diperlukan Standard Operating Procedure (SOP) yang baik dan menjadi sistem yang akan berjalan sendiri, bahkan dengan pengawasan minimum dari sang pemilik usaha.

Jika satu cabang saja berantakan, bukankah menambah cabang berarti menambah kepusingan?

Terkait profitabel, sangat wajar jika di awal Anda tidak mengambil gaji dari kas bisnis.

Namun, jika setelah beberapa lama bisnis tidak bisa menambah penghasilan Anda, maka hal ini mengkhawatirkan.

Jika sampai rugi, maka Anda harus segera melakukan analisa, apakah ada hal-hal yang bisa Anda hemat.

Jika masih rugi dan kita membuka cabang baru, bukankah berarti menambah kerugian?

Jika sistem sudah autopilot dan bisnis sudah terbukti profitable, maka Anda bisa melakukan ekspansi bisnis.

Ada dua jalur, yakni kemitraan dan pendanaan.

Kemitraan (bisnis franchise) berarti Anda menjual konsep yang Anda miliki kepada orang-orang yang berminat membuka bisnis dengan modalnya sendiri.

Semakin banyak cabang, nama Anda semakin berkibar, dan semua pihak diuntungkan.

Dengan cara ini, cabang Anda bisa bertambah banyak tanpa perlu menambah modal.

Anda sebagai pusat mengambil untung dari penjualan bahan baku dan royalty fee setiap bulan.

Opsi ini sangat popular karena lebih mudah dilakukan dan expansi lebih cepat.

Kopi Chuseyo sendiri mengambil jalur kemitraan dan sekarang sudah memiliki hampir 50 mitra di berbagai kota di Indonesia hanya dalam waktu beberapa bulan sejak menjual lisensi kemitraan.

Jalur kedua yakni pendanaan, artinya Anda meminta dana dari investor sehingga Anda bisa membuka cabang atas nama sendiri.

Baca Juga : 5 Tips Sukses yang Wajib Anda Perhatikan Sebelum Membuka Cabang Baru

Tentang Penulis:

Daniel Hermansyah merupakan CEO Kopi Chuseyo, cafe K-Pop yang memiliki puluhan cabang di berbagai kota di Indonesia. Penulis juga aktif sebagai influencer di instagramnya @danielhermansyahh.

Berawal dari penikmat musik Kpop, penulis membuka gerai Kopi Chuseyo pertama pada tahun 2019 di Gading Serpong, Tangerang. Pria lulusan Universitas Multimedia Nusantara ini juga mengantongi gelar Certified Professional Marketer dan sebelumnya menjabat sebagai Managing Director di Dreambox Branding Consultant. Penulis juga sering memberikan seminar di berbagai universitas, webinar, dan stasiun radio.

 

 

Kategori : Business Management
Kelola Pembukuan Online, Dapatkan Penawaran Terbatas Ini
promo mekari jurnal desember #moveon 2023
Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
Kelola Pembukuan Online, Dapatkan Penawaran Terbatas Ini
promo mekari jurnal desember #moveon 2023
Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal