Daftar Isi
13 min read

Laporan Realisasi Anggaran: Definisi, Unsur, Manfaat, Cara Membuat

Tayang 06 Jun 2024
Diperbarui 27 Mei 2025

Pengertian laporan realisasi anggaran (LRA) adalah laporan yang menyajikan informasi yang berhubungan dengan anggaran keuangan. Apa saja unsur, manfaat, serta cara membuat laporan realisasi anggaran tersebut? Cari tahu semua jawabannya di Mekari Jurnal!

Dalam memenuhi kewajiban sebagaimana yang sudah diatur di dalam undang-undang, pemerintah harus membuat laporan keuangan salah satunya laporan realisasi anggaran. Bisnis atau perusahaan pun sebaiknya memiliki laporan ini agar dapat mencocokkan antara anggaran dan jumlah yang telah direalisasikan di lapangan.

Untuk memenuhi manfaat dari laporan keuangan, laporan realisasi anggaran berfungsi sebagai penyedia informasi terkait anggaran serta realisasi entitas pelaporan pada suatu periode tertentu.

Apa yang Dimaksud dengan Laporan Realisasi Anggaran?

Pengertian laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menyediakan berbagai informasi mengenai realisasi anggaran, pembiayaan, belanja dan lain sebagainya dan membandingkannya dengan jumlah anggaran di dalam suatu periode.

Pada umumnya, laporan tersebut menyajikan berbagai macam hal yang berhubungan dengan anggaran keuangan. Adapun diantaranya berkaitan dengan alokasi, sumber serta penggunaan sumber daya keuangan yang biasanya dikelola pemerintah pusat maupun daerah.

Selain itu, perusahaan juga menyusun laporan ini dengan tujuan yang kurang lebih sama. Laporan ini dapat menunjukkan apakah laporan keuangan yang disajikan valid dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Baca juga: Mengenal Anggaran Kas dan Cara Menyusunnya

Unsur Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pelaporan keuangan pemerintah. LRA menyajikan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dalam satu periode anggaran tertentu. Laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana anggaran yang telah ditetapkan digunakan dan dikelola oleh entitas pemerintah.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, LRA menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Dalam LRA, terdapat empat unsur utama yang harus disajikan, yaitu:

  1. Pendapatan
  2. Belanja
  3. Transfer
  4. Pembiayaan

Setiap unsur tersebut memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam mencerminkan kinerja keuangan pemerintah. Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci mengenai masing-masing unsur tersebut.

1. Pendapatan

Definisi dan Karakteristik

Pendapatan dalam LRA adalah semua penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan, yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Pendapatan ini diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah (RKUN/RKUD) atau oleh bendahara penerimaan, termasuk penerimaan yang hingga tanggal pelaporan belum disetorkan ke RKUN/RKUD.

Klasifikasi Pendapatan

Pendapatan dalam LRA diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama:

  1. Pendapatan Asli Daerah (PAD): Merupakan pendapatan yang diperoleh daerah yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
  2. Pendapatan Transfer: Meliputi dana perimbangan yang berasal dari pemerintah pusat, seperti Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH).
  3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah: Termasuk pendapatan hibah, dana darurat, dan pendapatan lainnya yang tidak termasuk dalam PAD dan pendapatan transfer.

Peran dalam LRA

Pendapatan menjadi indikator utama dalam menilai kemampuan pemerintah dalam mengumpulkan sumber daya keuangan untuk membiayai belanja dan pembiayaan lainnya. Realisasi pendapatan yang tinggi menunjukkan efektivitas sistem pemungutan dan pengelolaan pendapatan pemerintah.

2. Belanja

Definisi dan Karakteristik

Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari RKUN/RKUD atau oleh bendahara pengeluaran untuk membiayai kegiatan pemerintah.(banten.bpk.go.id)

Klasifikasi Belanja

Belanja dalam LRA dapat diklasifikasikan berdasarkan:

  1. Organisasi: Mengacu pada unit organisasi yang melaksanakan kegiatan, seperti sekretariat daerah, dinas, atau badan.
  2. Fungsi: Berdasarkan tujuan penggunaan belanja, seperti fungsi pendidikan, kesehatan, atau infrastruktur.
  3. Jenis: Meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal, dan belanja lainnya.

Peran dalam LRA

Belanja mencerminkan komitmen pemerintah dalam menyediakan layanan publik dan melaksanakan program pembangunan. Analisis belanja memungkinkan evaluasi efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran dalam mencapai tujuan pembangunan.

3. Transfer

Definisi dan Karakteristik

Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan dari atau kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

Transfer dapat berupa:

  • Transfer Masuk: Penerimaan dari entitas lain, seperti dana perimbangan dari pemerintah pusat ke daerah.
  • Transfer Keluar: Pengeluaran kepada entitas lain, seperti bagi hasil pajak daerah kepada pemerintah desa.

Peran dalam LRA

Transfer mencerminkan hubungan keuangan antar entitas pemerintah dan distribusi sumber daya keuangan untuk mendukung pemerataan pembangunan. Analisis transfer membantu dalam memahami aliran dana antar tingkat pemerintahan dan efektivitas kebijakan fiskal desentralisasi.

4. Pembiayaan

Definisi dan Karakteristik

Pembiayaan adalah setiap penerimaan atau pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

Pembiayaan digunakan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

Jenis Pembiayaan

  1. Penerimaan Pembiayaan: Meliputi penerimaan dari pinjaman, hasil penjualan obligasi, atau hasil divestasi aset pemerintah.
  2. Pengeluaran Pembiayaan: Termasuk pembayaran pokok utang, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal pemerintah.

Peran dalam LRA

Pembiayaan berperan sebagai instrumen untuk menjaga keseimbangan anggaran dan mendukung kelangsungan program pemerintah. Analisis pembiayaan penting untuk menilai keberlanjutan fiskal dan manajemen utang pemerintah.

Baca juga: 10 Jenis Anggaran Perusahaan Jasa yang Perlu Anda Ketahui

Manfaat Laporan Realisasi Anggaran

laporan realisasi anggaran keuangan

Laporan realisasi anggaran menyajikan banyak informasi terkait pendapatan, transfer, belanja, defisit, surplus, serta pembiayaan pada suatu entitas. Berikut adalah uraian rinci mengenai manfaat utama dari laporan realisasi anggaran.

1. Menyajikan Informasi Mengenai Alokasi, Sumber, dan Pemakaian Sumber Daya Ekonomi

Salah satu manfaat paling mendasar dari LRA adalah kemampuannya dalam menyajikan data yang lengkap mengenai bagaimana anggaran dirancang dan direalisasikan. Laporan ini menunjukkan dari mana sumber daya ekonomi berasal (pendapatan dan pembiayaan), bagaimana sumber daya tersebut dialokasikan (belanja), serta bagaimana realisasi aktualnya selama periode tertentu.

Melalui struktur yang sistematis, LRA mengungkap secara rinci:

  • Jenis pendapatan yang diterima oleh pemerintah
  • Transfer antar entitas pemerintah (misalnya dana perimbangan dari pusat ke daerah)
  • Belanja untuk fungsi layanan publik (pendidikan, kesehatan, infrastruktur)
  • Skema pembiayaan seperti utang daerah atau pelunasan pinjaman

Informasi ini memungkinkan pemangku kepentingan, termasuk DPRD, BPK, kementerian teknis, hingga masyarakat sipil, untuk memahami bagaimana pemerintah menggunakan otoritas fiskalnya. Dengan demikian, LRA menjadi alat kontrol yang sahih dan valid untuk memverifikasi apakah pengeluaran telah sesuai dengan yang direncanakan dalam APBN atau APBD.

2. Menjadi Dasar Prediksi Kemampuan Pendanaan di Masa Mendatang

Laporan realisasi anggaran juga memiliki manfaat prediktif yang penting, yakni memberikan data yang dapat digunakan untuk menyusun estimasi kemampuan pendanaan pemerintah pada masa mendatang. Dengan menelaah tren pendapatan dan belanja dalam beberapa tahun anggaran, pemerintah dapat menyusun asumsi fiskal yang lebih realistis.

Sebagai contoh, jika tren pendapatan pajak daerah mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir, maka pemerintah daerah dapat mengantisipasi kekurangan dana dengan menyesuaikan target belanja atau mencari sumber pembiayaan alternatif. Demikian pula, jika belanja modal terus meningkat tanpa peningkatan kapasitas fiskal yang sepadan, LRA dapat memberi peringatan dini untuk meninjau ulang prioritas pembangunan.

Data historis dari LRA juga menjadi fondasi penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Pemerintah (RKAP) serta penyusunan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) di tingkat nasional. Dalam hal ini, LRA berfungsi sebagai cermin atas kapabilitas fiskal pemerintah dalam jangka pendek dan menengah.

3. Memberikan Dasar Evaluasi bagi Pengambilan Keputusan Pengelolaan Anggaran

Laporan realisasi anggaran berfungsi sebagai alat evaluasi yang sangat berharga bagi manajemen publik. Para pengambil keputusan dapat menggunakan data dalam LRA untuk menilai apakah kegiatan pemerintah telah berjalan sesuai rencana, baik dari segi anggaran maupun ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Evaluasi ini mencakup beberapa aspek:

  • Efektivitas: Apakah output yang direncanakan tercapai sesuai anggaran yang digunakan?
  • Efisiensi: Apakah dana publik digunakan dengan cara yang hemat dan tepat sasaran?
  • Ketaatan: Apakah pelaksanaan belanja dan penerimaan mematuhi peraturan yang berlaku?

Dengan adanya evaluasi ini, entitas pelaporan seperti SKPD, kementerian, atau lembaga pemerintah nonkementerian dapat meningkatkan perencanaan anggaran di periode selanjutnya. Selain itu, LRA menjadi referensi utama dalam audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), karena memuat data realisasi aktual yang dapat dibandingkan dengan alokasi anggaran.

4. Menjadi Sumber Informasi untuk Menilai Efektivitas Perolehan dan Penggunaan Anggaran

Salah satu nilai strategis dari LRA adalah kemampuannya memberikan informasi tentang efektivitas pengelolaan keuangan negara atau daerah. Pemerintah sebagai pengguna anggaran dituntut tidak hanya menghabiskan dana, tetapi memastikan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan menghasilkan dampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat.

Dalam konteks ini, LRA membantu menjawab pertanyaan penting seperti:

  • Seberapa besar realisasi belanja dibandingkan anggaran yang telah ditetapkan?
  • Apakah pendapatan terealisasi sesuai target?
  • Apakah surplus atau defisit anggaran dikelola dengan tepat melalui skema pembiayaan yang sehat?

Sebagai ilustrasi, apabila sebuah dinas kesehatan menerima alokasi belanja sebesar Rp50 miliar namun hanya mampu merealisasikan Rp30 miliar, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kendala implementasi, efektivitas pelaksanaan program, dan kapasitas penyerapannya. Temuan seperti ini hanya bisa diidentifikasi dengan analisis menyeluruh atas LRA.

5. Membandingkan Kinerja Keuangan terhadap Peraturan dan Standar Akuntansi

Manfaat terakhir dari LRA yang tidak kalah penting adalah memberikan dasar pembandingan (benchmarking) antara kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Perbandingan ini meliputi:

  • Apakah pendapatan dan belanja sesuai dengan Undang-Undang Anggaran (APBN/APBD)?
  • Apakah pelaksanaan anggaran mengikuti prinsip akuntansi berbasis kas menuju akrual sebagaimana diatur dalam PP No. 71 Tahun 2010?
  • Apakah ada deviasi besar yang harus dilaporkan kepada legislatif dan masyarakat?

Informasi ini sangat penting bagi komite pengawasan anggaran (Banggar DPR), Inspektorat Daerah, dan auditor independen, karena memberikan transparansi penuh atas jalannya pengelolaan anggaran. Pemerintah yang mampu menunjukkan bahwa realisasi anggarannya sesuai dengan hukum, akan mendapatkan kepercayaan lebih tinggi dari publik dan lembaga donor internasional.

Baca juga: Tujuan, Manfaat, Beserta Tahapan Penyusunan Anggaran Belanja

Cara Membuat Laporan Realisasi Anggaran

Laporan yang baik dan benar pastinya harus bisa dipahami oleh siapa saja yang melihatnya atau membacanya. Selain itu, laporan tersebut harus informatif. Contoh laporan yang enak dan mudah dibaca yakni laporan berbentuk chart/ grafik.

Dengan laporan yang dibuat dalam bentuk grafik ini, pastinya pembaca akan lebih mudah untuk mengerti dan memahaminya, sebab angka yang disajikan menjadi bentuk gambar terstruktur. Adapun cara membuat laporan realisasi anggaran diantaranya berikut ini:

1. Membandingkan Anggaran dan Realisasi Keuangan

Langkah awal dalam penyusunan LRA adalah melakukan perbandingan antara anggaran yang telah ditetapkan dengan realisasi keuangan yang terjadi selama periode anggaran. Perbandingan ini bertujuan untuk menilai sejauh mana pelaksanaan anggaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Dalam praktiknya, perbandingan ini dilakukan dengan menyusun tabel atau grafik yang menunjukkan anggaran dan realisasi untuk setiap pos pendapatan dan belanja. Informasi ini sangat penting bagi pimpinan SKPD dan kepala daerah dalam mengevaluasi kinerja keuangan dan mengambil keputusan strategis.

Sebagai contoh, jika suatu SKPD memiliki anggaran belanja sebesar Rp10 miliar untuk program kesehatan, namun realisasinya hanya mencapai Rp7 miliar, maka perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang menyebabkan deviasi tersebut. Apakah karena efisiensi, keterlambatan pelaksanaan, atau kendala lainnya.

2. Membandingkan Anggaran Kas dengan Realisasi Keuangan

Anggaran kas merupakan rencana arus kas masuk dan keluar selama periode anggaran. Perbandingan antara anggaran kas dengan realisasi keuangan bertujuan untuk menilai efektivitas pengelolaan kas dan likuiditas entitas pelaporan.

Dalam penyusunan LRA, penting untuk mencermati apakah realisasi kas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Ketidaksesuaian antara anggaran kas dan realisasi dapat mengindikasikan masalah dalam perencanaan atau pelaksanaan anggaran.

Sebagai ilustrasi, jika anggaran kas untuk bulan Januari sebesar Rp2 miliar, namun realisasi kas hanya Rp1,5 miliar, maka perlu dianalisis penyebabnya. Apakah karena penundaan penerimaan pendapatan, keterlambatan belanja, atau faktor lainnya.

3. Membandingkan Komposisi Anggaran dan Realisasi Keuangan per Jenis Belanja

Analisis perbandingan antara komposisi anggaran dan realisasi keuangan per jenis belanja memberikan informasi mengenai efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Jenis belanja dapat diklasifikasikan menjadi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal, dan belanja lainnya.

Dengan melakukan perbandingan ini, entitas pelaporan dapat mengidentifikasi pos belanja yang mengalami deviasi signifikan antara anggaran dan realisasi. Hal ini penting untuk evaluasi kinerja dan perencanaan anggaran di masa mendatang.

Sebagai contoh, jika anggaran untuk belanja modal sebesar Rp5 miliar, namun realisasinya hanya Rp3 miliar, maka perlu dianalisis apakah terdapat kendala dalam pelaksanaan proyek atau efisiensi dalam penggunaan dana.

4. Menyajikan Grafik Realisasi Keuangan Bulanan per Program

Penyajian grafik realisasi keuangan bulanan per program membantu dalam memantau tren serapan anggaran dan kinerja program secara periodik. Grafik ini memberikan visualisasi yang memudahkan pemangku kepentingan dalam memahami perkembangan realisasi anggaran.

Dengan memantau grafik realisasi keuangan, entitas pelaporan dapat mengidentifikasi bulan-bulan dengan serapan anggaran rendah atau tinggi, serta mengambil tindakan korektif jika diperlukan. Hal ini juga membantu dalam perencanaan kegiatan dan alokasi sumber daya di masa mendatang.

Sebagai ilustrasi, jika grafik menunjukkan bahwa serapan anggaran tertinggi terjadi pada bulan Desember, maka perlu dievaluasi apakah terjadi penumpukan belanja di akhir tahun dan bagaimana dampaknya terhadap efektivitas program.

5. Membandingkan Realisasi Keuangan dengan Progress Fisik Kegiatan

Perbandingan antara realisasi keuangan dan progress fisik kegiatan bertujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program atau proyek. Realisasi keuangan yang tinggi seharusnya sejalan dengan pencapaian output atau hasil fisik yang sesuai.

Dalam penyusunan LRA, penting untuk mencantumkan informasi mengenai progress fisik kegiatan, seperti jumlah unit yang telah dibangun, jumlah pelatihan yang telah dilaksanakan, atau indikator lainnya yang relevan. Hal ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai kinerja program.

Sebagai contoh, jika realisasi keuangan untuk pembangunan jalan mencapai 80%, namun progress fisik baru 50%, maka perlu dianalisis penyebab ketidaksesuaian tersebut dan langkah-langkah yang harus diambil untuk memperbaikinya.

6. Menyusun Laporan dengan Identifikasi yang Jelas

Dalam penyusunan LRA, penting untuk mencantumkan identifikasi yang jelas pada setiap halaman laporan, seperti:

  • Nama entitas pelaporan
  • Periode pelaporan
  • Mata uang yang digunakan
  • Satuan angka yang digunakanKledo

Identifikasi yang jelas membantu dalam memastikan keakuratan dan keandalan informasi yang disajikan dalam laporan. Selain itu, hal ini juga memudahkan dalam proses audit dan evaluasi oleh pihak internal maupun eksternal.

Baca juga: 5 Tips untuk Mengembangkan Bisnis dengan Anggaran yang Ketat

Menyusun Laporan Realisasi Anggaran Jadi Lebih Mudah dengan Mekari Jurnal

Bagi Anda yang masih bingung bagaimana cara membuat laporan realisasi anggaran yang baik dan benar, Anda bisa menggunakan software akuntansi Mekari Jurnal.

Dengan Mekari Jurnal, Anda bisa membuat laporan keuangan dan juga menyusun anggaran sehingga nantinya akan memudahkan dalam membuat realisasi anggaran. Adapun fitur dalam manajemen anggaran termasuk:

  • Biaya operasional lebih terkendali dan termonitor.
  • Lacak semua pengeluaran yang sudah atau yang harus dibayarkan berdasarkan kategori yang Anda butuhkan.
  • Mengatur anggaran beberapa bulan ke depan dengan otomatis.

Anda juga bisa membandingkan anggaran yang sudah Anda buat dengan jumlah transaksi rill pada laporan anggaran laba rugi. Disini Anda akan mendapatkan layanan menarik mengenai pembuatan laporan realisasi anggaran serta aplikasi untuk memudahkanmu menyelesaikan tugas-tugas dengan cepat.

Jika laporan realisasi anggaran ini tidak dapat disajikan atau bahkan tidak tersedia dalam tempo waktu yang sudah ditetapkan, maka dapat menurunkan manfaat dari laporan itu sendiri. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa langsung coba aplikasi Mekari Jurnal secara gratis selama 7 hari, atau hubungi sales kami langsung dengan menekan tombol di bawah ini!

Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!

 

Nah, demikian penjelasan lengkap mengenai apa itu laporan realisasi anggaran, unsur, manfaat dan cara membuat laporan ini, semoga bermanfaat! Ikuti media sosial Mekari Jurnal untuk informasi lain tentang bisnis, keuangan, dan akuntansi.

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami