Faktor Terjadinya Konflik Usaha dan Cara Mencegahnya Key Highlights Konflik bisnis sering terjadi karena persaingan antar pengusaha yang kompetitif. Manajemen konflik bertujuan untuk mengatasi konflik dan meminimalisir dampak negatif dari perselisihan. Faktor-faktor penyebab konflik usaha meliputi faktor internal, seperti; perbedaan tujuan dan kepentingan, komunikasi yang tidak efektif, pembagian keuntungan yang tidak adil, perbedaan kepemimpinan dan manajemen, kurangnya kepercayaan dan transparansi, serta faktor eksternal seperti; regulasi dan persaingan pasar, serta konflik kepentingan antar mitra atau pemegang saham. Untuk menangani konflik, perusahaan perlu mengetahui masalah yang sedang terjadi, memiliki sikap objektif, adil, dan tegas dalam mengambil keputusan. Manajemen konflik yang efektif dapat meningkatkan kinerja karyawan, mengembangkan kemampuan karyawan, melatih kemampuan dalam menyelesaikan konflik, dan meningkatkan rasa saling menghormati. Terjadinya sebuah konflik dalam suatu bisnis atau usaha memang sering terjadi. Penyebab terjadinya konflik pun sangat beragam apalagi melihat bagaimana persaingan antar pengusaha sangat ketat dan sangat sulit untuk Anda hindari. Perlu manajemen dan strategi yang tepat untuk masalah ini. Konflik bisnis adalah masalah umum yang tak terhindarkan. Manajemen konflik hadir untuk meminimalisir dampak negatif dari perselisihan, karena setiap konflik pada dasarnya memiliki solusi yang tepat, positif, dan adil bagi semua pihak. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki strategi manajemen konflik yang efektif, memahami penyebab konflik, dan mengetahui cara menyelesaikannya demi mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor Konflik Usaha Berikut ini faktor penyebab terjadinya konflik yang dapat terjadi di badan perusahaan sehingga menghambat performa bisnis. 1. Perbedaan Tujuan dan Kepentingan Setiap pihak dalam bisnis mungkin memiliki visi, misi, atau tujuan yang berbeda, yang dapat menyebabkan ketidaksepakatan dalam pengambilan keputusan. Misalnya, pemilik bisnis ingin ekspansi cepat, sementara mitra ingin mempertahankan stabilitas keuangan. 2. Komunikasi yang Tidak Efektif Kurangnya komunikasi yang jelas antara pemilik, karyawan, atau mitra dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik. Contohya, informasi yang tidak disampaikan dengan baik bisa menghambat koordinasi dan produktivitas. 3. Pembagian Keuntungan yang Tidak Adil Dalam kemitraan bisnis, ketidaksepakatan mengenai pembagian keuntungan atau kontribusi modal sering menjadi penyebab konflik. Salah satu pihak mungkin merasa mendapatkan bagian yang tidak sesuai dengan kontribusinya. 4. Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen Gaya kepemimpinan yang otoriter atau terlalu fleksibel dapat menyebabkan ketegangan di antara karyawan atau mitra bisnis. Beberapa orang mungkin lebih menyukai pendekatan berbasis aturan, sementara yang lain lebih mengutamakan kreativitas dan inovasi. 5. Kurangnya Kepercayaan dan Transparansi Jika salah satu pihak dalam bisnis merasa ada manipulasi data, keputusan sepihak, atau ketidakjujuran dalam laporan keuangan, konflik bisa muncul. Kepercayaan yang rusak sulit diperbaiki dan dapat berdampak pada kelangsungan bisnis. 6. Kompetisi Internal Dalam perusahaan besar, konflik sering terjadi antara divisi atau individu yang bersaing untuk mendapatkan promosi, anggaran, atau sumber daya lainnya. Persaingan yang tidak sehat dapat mengganggu produktivitas dan merusak budaya kerja. 7. Faktor Eksternal (Regulasi dan Pasar) Perubahan regulasi pemerintah, kebijakan pajak, atau kondisi ekonomi bisa memicu konflik dalam pengelolaan bisnis. Misalnya, jika ada kenaikan pajak atau aturan baru yang membebani bisnis, pihak dalam perusahaan bisa berbeda pendapat mengenai cara menghadapinya. 8. Konflik Kepentingan Antar Mitra atau Pemegang Saham Dalam bisnis dengan banyak pemegang saham atau mitra, perbedaan kepentingan sering menjadi sumber konflik. Salah satu pemegang saham mungkin ingin menjual sahamnya, sementara yang lain ingin mempertahankan kendali bisnis. Adanya konflik bisnis mengharuskan perusahaan memiliki sistem manajemen konflik yang baik untuk menjamin keberlangsungan organisasi. Tujuan utama manajemen konflik adalah membangun komunikasi efektif dengan pihak-pihak yang berselisih untuk mencari solusi bersama yang mengoptimalkan kepentingan organisasi. Sedangkan menurut Howard Ross,”manajemen konflik adalah suatu langkah yang memang diambil oleh pihak ketiga dengan sebuah tujuan untuk mengarahkan konflik kepada hasil tertentu yang mungkin atau tidak menghasilkan sebuah hasil akhir di mana hasil akhir tersebut adalah penyelesaian konflik atau mungkin bisa menghasilkan sebuah ketenangan yang menghasilkan mufakat.” Manajemen Konflik Untuk Menghadapi Penyebab Terjadinya Konflik Usaha Saat menghadapi konflik, ada 3 jenis cara pendekatan untuk menyelesaikan faktor penyebab terjadinya konflik usaha. Berikut adalah cara-cara yang Anda dapat terapkan untuk meminimalisir dampak negatif konflik: Accommodating Dalam manajemen konflik sendiri, accommodating merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk mengumpulkan berbagai pendapat pihak yang memang terlibat konflik. Nantinya, pendapat dari orang-orang yang terlibat akan menjadi bahan acuan untuk musyawarah sehingga konflik yang terjadi dapat terselesaikan tanpa merugikan siapapun. Avoiding Seperti namanya, manajemen konflik satu ini adalah cara untuk menghindari konflik agar tidak terlibat. Hal ini bisa menjadi salah satu cara yang baik untuk menciptakan sebuah lingkungan bisa terhindar dari terjadinya suatu konflik. Baca juga: Strategi Manajemen Konflik dalam Perusahaan Compromising Cara yang satu ini sangat berbeda dengan manajemen konflik accommodating. Hal ini karena manajemen compromising lebih memperhatikan kepentingan bersama anggotanya. Misalnya seperti mendengarkan pendapat dari semua pihak dan mencari jalan keluar terbaik tetapi tetap dengan mementingkan kepentingan bersama dan adil bagi semua pihak yang terlibat. Pada dasarnya ada 3 bentuk kompromi yaitu atrasi, menyogok, hingga mengambil keputusan secara kebetulan. Cara Mencegah Penyebab Terjadinya Konflik Usaha Ada beberapa cara yang Anda bisa lakukan untuk mencegah penyebab terjadinya konflik usaha. Ikuti langkah berikut agar bisnis Anda terhindar dari permasalahan. 1. Mengetahui Tentang Apa Masalah Yang Sedang Terjadi Pada dasarnya cara agar konflik tersebut tidak sampai terjadi adalah dengan mengetahui kira-kira apa yang menyebabkan hingga konflik tersebut bisa sampai terjadi pada badan bisnis. Bagaimana pun sebuah masalah atau konflik bisa terjadi karena sebuah faktor yang tidak signifikan. Oleh karena itu, mencari tahu kebenaran faktor-faktor yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadinya konflik, setelah itu Anda bisa mempelajari pemicu dari konflik tersebut sebelum akhirnya Anda mengambil sebuah keputusan yang tepat. Jangan sampai keputusan yang nantinya akan Anda ambil tidak dapat menyelesaikan konflik masalah yang terjadi dan keputusan yang Anda ambil tersebut malah menjadi pemicu tambahan sehingga konflik bisa semakin besar dan membuat konflik yang terjadi tidak dapat terselesaikan dengan baik sesuai visi dan misi perusahaan. Terkadang, saat momen inilah peran kerjasama dan etika baik pemimpin dan karyawan di uji. Untuk meminimalisir terjadinya masalah tambahan dalam suatu organisasi bisnis maka sebaiknya sebuah organisasi bisnis memiliki SOP yang baik dan jelas. 2. Memiliki Sikap Yang Objektif Berikutnya cara agar bisa mencegah terjadinya konflik dalam suatu organisasi bisnis. Anda bisa mengantisipasinya dengan memiliki sikap yang objektif ketika sedang menghadapi masalah yang terjadi. Maksud dari memiliki sikap objektif ini adalah tidak memiliki sikap berburuk sangka pada siapapun jika terjadi sebuah masalah pada perusahaan. Ketika Anda merupakan pemimpin atau pemilik bisnis maka sebaiknya Anda harus menghindari berpihak pada individu tertentu ketika terjadi suatu konflik dalam bisnis yang Anda jalankan. Kalau Anda sampai tidak memiliki sikap yang objektif tentu hal ini bisa menjadi masalah untuk Anda dan membuat karyawan merasa tidak nyaman dengan suasana kerja dan tentu hal tersebut akan memberi dampak pada perusahaan atau bisnis yang Anda jalankan seperti perusahaan menjadi kekurangan karyawan. Tidak hanya itu, perusahaan juga bisa mengalami kerugian. Maka dari itu, seorang pemimpin tidak boleh memiliki sikap yang objektif dan harus bijak dalam mengambil sebuah keputusan. 3. Memiliki Sikap yang Adil dan Tegas Selanjutnya, tidak hanya memiliki sikap yang memihak pada individu tertentu tetapi sebagai seorang pemimpin sebaiknya Anda memiliki sikap yang adil dan tegas ketika mengambil sebuah keputusan. Tentunya, ketika Anda mengambil keputusan ini Anda harus memikirkan solusi tersebut dengan matang dan tepat. Hal ini sebaiknya Anda lakukan agar solusi yang Anda berikan tidak merugikan salah satu pihak serta perusahaan sehingga keputusan yang Anda buat bisa menyelesaikan konflik yang terjadi dan memberi kepuasan bagi semua pihak yang terlibat di dalam konflik. Setelah Anda mengambil keputusan untuk menyelesaikan konflik yang terjadinya, nantinya Anda bisa melakukan sebuah evaluasi. Evaluasi ini tentu memiliki tujuan agar menghindari Anda atau organisasi tersebut dari konflik yang mungkin saja bisa terulang kembali. Bagaimana pun terjadinya konflik yang berulang bisa menjadi salah satu faktor penghambat perusahaan untuk mendapat keuntungan. Fungsi Manajemen Konflik Terhadap Penyebab Terjadinya Konflik Usaha Badan usaha yang sehat dan bersih dari konflik memiliki tingkat kesejahteraan dan kinerja yang maksimal dalam meningkatkan performa bisnis. Maka dari itu, strategi menerapkan manajemen konflik sangat berguna untuk menghindari bisnis dari penyebab terjadinya konflik usaha yang bisa membuat bisnis rugi. Simak manfaat dari manajemen konflik agar bisnis Anda berjalan sesuai dengan visi dan misi: Meningkatkan Kinerja Serta Keaktifan Karyawan Suatu manajemen konflik ini memiliki fungsi yaitu dapat meningkatkan kinerja maupun kearifan seorang karyawan hal ini karena membuat para karyawan bisa lebih leluasa dalam mengungkapkan pendapat mereka karena adanya sarana seperti manajemen konflik. Karyawan maupun atasan bisa berdiskusi langsung ketika memikirkan kira kira solusi tepat seperti apa untuk menyelesaikan konflik yang ada. Oleh karena itu, atasan bisa lebih melihat apa yang terjadi serta meningkatkan kinerja serta keaktifan yang para karyawan mereka. Baca juga: Faktor & Tips Menangani Konflik Internal Perusahaan Dapat Mengembangkan Kemampuan Karyawan Adanya manajemen konflik ini tentu secara tidak langsung akan membuat kemampuan para karyawan terasah dengan baik karena mereka bisa berpikir dengan logis, kreatif, serta rasional. Nantinya karyawan bisa ikut memikirkan kira kira bagaimana cara menyelesaikan konflik yang sedang terjadi saat itu dan membuat kemampuan berpikir karyawan menjadi berkembang serta meningkat karena terus diasah dengan baik untuk memberikan solusi yang tepat. Tidak hanya itu, para karyawan juga bisa lebih kreatif dalam berpikir dan tentunya dapat meningkatkan skill yang dimiliki oleh seorang karyawan. Melatih Kemampuan Dalam Menyelesaikan Konflik Pengalaman menghadapi konflik dapat menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan untuk tumbuh dan berkembang Dapat Meningkatkan Rasa Untuk Saling Menghormati Tentunya dengan adanya manajemen konflik dalam perusahaan membuat berbagai pendapat yang akan muncul pun semakin beragam. Dengan adanya pendapat yang berbeda beda ini tentu dapat menimbulkan adanya perpecahan. Akan tetapi, dengan pendapat yang berbeda beda tersebut justru akan menjadi sebuah tantangan tersendiri tentang bagaimana menghormati perbedaan pendapat dan tidak menjatuhkan pendapat yang berbeda dengan kita. Ini berarti adanya manajemen konflik memiliki fungsi dapat meningkatkan toleransi atau rasa saling menghormati untuk semua pihak. Demikianlah penjelasan kami mengenai kira kira seperti apa konflik yang biasanya terjadi dalam suatu usaha atau bisnis yang sedang dijalankan. Pada dasarnya, dalam dunia bisnis pastinya adanya pertentangan maupun perbedaan pendapat sangat mungkin terjadi yang disebabkan oleh berbagai faktor, bahkan tidak jarang konflik yang terjadi ini bisa disebabkan karena atasannya yang bermasalah. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi konflik yang bisa terjadi dibutuhkan adanya manajemen konflik di mana adanya manajemen konflik ini akan berguna untuk mengatasi konflik yang ada atau sedang terjadi. Tak hanya itu, sebuah perusahaan juga perlu manajemen keuangan perusahaan yang baik sehingga perlu adanya aplikasi seperti aplikasi komputer akuntansi, aplikasi kas dan lainnya. Aplikasi tersebut dihadirkan oleh Mekari Jurnal, coba gratis sekarang! Referensi: Howard Ross, Manajemen Konflik