Berapa banyak rupiah yang pebisnis buang ke tempat sampah setiap tahun? Sehelai selada, beberapa gram daging mungkin tidak terlihat banyak. Namun setiap bulan itu akan terus bertambah hingga menjadi setumpuk uang yang besar.
Limbah, pembusukan, kelebihan stok, pencurian, dan semua biaya makanan “tersembunyi” yang serius dapat menghambat arus kas pebisnis. Manajemen persediaan yang tepat akan membantu Anda menemukan dan mengurangi biaya limbah makanan dan memaksimalkan rupiah yang dibelanjakan pada produk/bahan baku.
Sebagian besar dari semua biaya operasional terikat dalam produk yang dibeli.
Mengelola persediaan adalah cara untuk memaksimalkan setiap rupiah yang dihabiskan.
Berikut adalah 6 alasan betapa repotnya seorang pengelola dalam mengurangi limbah makanan dan mengendalikan persediaan makanan:
1. Tim yang Berantakan
Pebisnis tidak memilih orang-orang yang bertanggung jawab pada seluruh proses, termasuk bagaimana persediaan produk diorganisir dan diterima. Mencari individu dan tim yang dapat dipercaya dan analitis akan terbilang sulit. Namun itu semua akan menghasilkan organisasi produk yan maksimal
2. Tidak Melatih Tim dengan Baik
Kerugian bisa saja disebabkan oleh pemahaman buruk pada metode persediaan yang digunakan. Mereka perlu tahu kategori inventaris, unit pembelian, unit masalah, daftar inventaris makanan, dan masih banyak lagi. Tidak memberikan kesan pada seluruh staf betapa pentingnya daftar persediaan yang dikelola dengan baik adalah sebuah kesalahan.
3. Tidak Rutin
Menghitung secara mingguan, bulanan, tahunan, atau bahkan pada penutupan setiap hari kerja untuk mengawasi persediaan. Semakin sering inventarisasi dilakukan, semakin mudah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang mungkin muncul.
4. Sulit, Sangat Kompleks
Mengatur lembar persediaan untuk menyelaraskan jumlah produk dengan kondisi di gudang. Dengan cara itu, staf persediaan tidak akan berjalan bolak-balik antara lokasi dari barang ke gudang. Dua orang membuat proses lebih mudah. Yang satu dapat menghitung, dan lainnya dapat merekam informasi pada lembar kerja.
Selain itu, aplikasi untuk mengatur stok gudang seharusnya dapat membantu dalam pencatatan stok barang di gudang. Hal ini akan mempermudah dalam menangani persediaan.
5. Tidak Menentukan Kebutuhan Minimum
Adalah jumlah minimum dari produk yang harus dimiliki dalam persediaan untuk membuat pemesanan berikutnya. Jika kuantitas di gudang lebih rendah dari tingkat kebutuhan minimum, segera pesan apa yang dibutuhkan untuk membawa jumlah persediaan di angka normal. Siklus pemesanan yang buruk hanya akan membuatnya lebih sulit untuk dilacak dan dikelola.
- Tidak Menggunakan Software Manajemen Persediaan
Penggunaan software pada manajemen persediaan di bisnis makanan dapat membuat setiap aspek dari proses inventarisasi secara eksponensial lebih mudah. Mencari solusi yang kompatibel dengan pemesanan, resep, dan sistem faktur sehingga dengan mudah memantau biaya pokok penjualan (COGS), penilaian persediaan, dan tren persediaan. Memilih program yang intuitif dan mudah digunakan untuk setiap anggota tim.
Dalam bisnis yang ideal, sudah seharusnya manajemen persediaan di-otomatisasi. Alat berbasis cloud sekarang tersedia untuk melakukan semua ini, contohnya software kasir yang menghemat banyak waktu dan usaha. Pebisnis masih harus membuat keputusan akhir tentang lini produk yang dijual, tapi biarkan sistem menangani sisa proses dengan software. Dengan sistem manajemen persediaan yang tepat,pemilik dapat fokus pada apa yang penting. Kontrol otomatis persediaan bisnis untuk melakukan hal terbaik, berkonsentrasi membangun bisnis!
Bagi Anda pengelola sekolah manfaatkan juga pengelolaan inventory Anda dengan menggunakan aplikasi inventaris barang sekolah.
