Daftar Isi
4 min read

Toni Fernandes, dibalik kesuksesan AirAsia Group

Tayang 01 Jul 2016
Diperbarui 10 Okt 2023

Anthony Francis Fernandes atau lebih akrab disapa Toni Fernandes adalah satu dari beberapa pengusaha yang memiliki ketiga keahlian di atas untuk mensukseskan akuisisi terhadap perusahaan penerbangan AirAsia. Meski tanpa pengalaman yang mumpuni di bidang penerbangan, Lalu seperti apakah perjalanan Tony Fernandes sebagai pengusaha hebat dan kisah di balik akusisi “perusahaan sakit” yang berbuah kesuksesan tersebut? Berikut ulasannya.

Bekerja di Warner Music

Sebelum bergerak di dunia penerbangan dengan mengakuisisi AirAsia, Tony Fernandes bekerja sebagai seorang Manager Director di Warner Music. Namun karena maraknya pembajakan, pengusaha asal Malaysia ini kemudian memutuskan berhenti dari Warner Music pada tahun 2001.

Akuisisi Demi Wujudkan Penerbangan Murah

Dengan hanya mengeluarkan 1 Ringgit, Tony Fernandes telah berhasil mengambil alih AirAsia dari Dr. Mahatir dan DRB-Hicom tahun 2001. Namun demikian, Tony harus menanggung hutang perusahaan sebesar RM 40 Juta dari proses akuisisi tersebut. Orang-orang semakin menyebut Tony sudah gila karena pembelian AirAsia yang dilakukannya terjadi setelah tragedi 11 September di Amerika.
Namun kenyataannya setelah setahun berjalan, AirAsia ternyata mampu melunasi keseluruhan utangnya dan tidak lagi mengalami kerugian bahkan mampu mencetak laba yang menguntungkan dalam waktu singkat. Pada bulan November 2004, AirAsia akhirnya mampu menerima kelebihan permintaan sebanyak 130% dari tawaran sahamnya (IPO).

Strategi Penghematan

Tentu semua orang kemudian tersentak dengan perkembangan AirAsia yang begitu pesat. Bagaimana mungkin perusahaan yang sekarat dan akan bangkut itu bisa berubah secara drastis menjadi sebuah perusahaan yang menguntungkan. Bahkan dengan konsep penerbangan murah yang ditawarkannya, publik semakin dibuat penasaran rahasia dari pertumbuhan maskapai AirAsia. Ternyata ada sebuah strategi yang dijalankan untuk membuat roda perusahaan berjalan dengan menguntungkan. Strategi yang dijalankan Tony Fernandes adalah dengan melakukan penghematan seperti hanya melayani rute penerbangan yang jarak tempuhnya pendek sehingga kru tidak perlu menginap di hotel dan tiap hari bisa pulang. Hal lain dari wujud strategi ini adalah dengan mencari bandara yang biaya sewanya tidak terlalu mahal. Tiket pesawat pun dijual online sehingga menghemat biaya kertas dan tak perlu sewa counter.

Pencapaian Persetujuan Langit Terbuka

Hal lain yang juga menjadikan AirAsia terbang melesat menjadi perusahaan yang menjanjikan adalah karena peran Tony Fernandes dalam mensukseskan pencapaian persetujuan langit terbuka. Dengan adanya pencapain tersebut, AirAsia mendapatkan hak pendaratan sebagai maskapai penerbangan tarif rendah di beberapa negara seperti Thailand, Indonesia, dan Singapura. Dalam usahanya mencapai kesepakatan persetujuan langit terbuka ini, pada pertengahan tahun 2003 Tony sempat meminta bekas Perdana Menteri Malaysia, Tun dr. Mahathir Mohamad untuk membantu dan mensukseskan persetujuan tersebut.

Hasil Perjuangan dan Kerja Keras

Dari segala strategi dan kerja kerasnya, kini AirAsia telah menjadi maskapai yang patut diperhitungkan di Asia Tenggara. Dari maskapai yang pada tahun 2002 hanya memiliki 200 staf dan hanya mampu melayani 250.000 penumpang, sekarang menjadi maskapai penerbangan yang telah mempunyai 10.000 staf dan 103 pesawat dengan target penumpang 32 juta. Dengan sebuah keyakinan dan kerja keras Tony Fernandes telah berhasil mengubah perusahaan penerbangan “sakit” yang nyaris bangkrut tersebut menjadi maskapai yang maju dan sangat menguntungkan. Bahkan selama 5 tahun berturut-turut dari 2009-2013, Air Asia telah menjadi maskapai terbaik dengan meraih penghargaan ”World’s Best Low Cost Airline”. Ini adalah pencapaian bisnis yang luar biasa untuk sebuah peristiwa akuisisi perusahaan, karena keberhasilan Tony Fernandes menyulap maskapai yang hampir pailit menjadi maskapai yang sangat menguntungkan.

Gagal di Bisnis Lain

Walau sangat sukses dalam menjalankan bisnis penerbangan AirAsia, Tony Fernandes yang juga berbisnis di bidang lain tak mampu meneruskan tren sukses bisnis AirAsia. Tercatat ada dua bisnis yang juga digeluti Tony yang dinilai banyak kalangan tidak berhasil alias gagal. Kedua bisnis itu adalah menjalankan saham klub sepakbola liga Inggris Queens Park Rangers dan juga Lotus Team. Quens Park Rangers yang 66% sahamnya dibeli Tony tahun 2011 seharga 58 juta dollar AS ini tak mampu bersaing di ketatnya kompetisi liga Inggris, hingga membuat klub ini seringkali terdegradasi ke kasta kedua liga Inggris.

Adapun untuk keuangan bisnis terbaik, gunakan Jurnal software.

Kategori : Business Management
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Optimal dengan Integrasi Manajemen Supply Chain!

Dapatkan E-book Sekarang!

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Optimal dengan Integrasi Manajemen Supply Chain!

Dapatkan E-book Sekarang!

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal