Penyebab & Strategi Perusahaan Menghadapi Inflasi Apa saja strategi yang harus dilakukan perusahaan jika terjadi inflasi? Inflasi merupakan masalah yang serius mengenai kestabilan ekonomi suatu negara. Dampak dari inflasi ini juga berpengaruh ke semua bidang, tidak hanya ekonomi saja bahkan negara lain pun dapat terkena dampak inflasi dari negara lainnya. Mengutip dari Bankrate, sejak Februari 2020, harga konsumen meningkat sampai 20,9% dan jauh di atas rata-rata data histori untuk periode empat tahun. Dampaknya, masih banyak ditemukan bahwa harga penjualan masih 20,9% lebih mahal sejak resesi akibat pandemi dimulai. Beberapa masalah yang ditimbulkan dari inflasi seperti turunnya nilai mata uang, kenaikan harga, peningkatan pengangguran, penurunan kesejahteraan, hilangnya investasi, dan masih banyak lagi yang lainnya. Mengingat dampak inflasi yang begitu besar, maka akan lebih baik juga jika perusahaan turut serta dalam menghadapi masalah inflasi ini. Pengertian Inflasi Walaupun berdasarkan data historis jangka panjang memperlihatkan bahwa inflasi masih dapat mengancam perekonomian negeri, nyatanya laju inflasi indonesia saat ini sudah cenderung menurun. Data terakhir mencatat bahwa tingkat laju inflasi sudah kembali ke level terendah sejak Maret 2021. Akan tetapi, ambil kesempatan ini untuk memahami inflasi secara lebih dalam, apa dampaknya kepada bisnis perusahaan, dan tips serta strategi untuk mengatasinya. Mengutip dari Bank Indonesia, inflasi adalah sebuah kondisi di mana terjadi kenaikan harga dan jasa secara general dan berlangsung secara terus menerus dalan jangka waktu tertentu. Salah satu ciri-ciri inflasi adalah terdapat kenaikan harga tidak hanya satu atau dia barang namun kenaikan yang meluas dan berdampak ke barang-barang lainnya. Salah satu badan yang ikut mengawasi laju inflasi di Indonesia adalah Badan Pusat Statistik (BPS). Badan ini mengumpulkan data dari berbagai barang dan jasa yang mewakili belanja konsumsi masyarakat dan membandingkannya dengan harga-harga di periode sebelumnya. Sebetulnya, Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling memengaruhi. Terdapat beberapa ahli dan pakar ekonomi dan akuntansi yang mencoba mendefinisikan inflasi, seperti: Parkin dan Bade Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga. Secara mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk memperoleh barang tersebut. Nopirin (1987:25) Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu. Sadono Sukirno (2017: 27) Inflasi mengacu kepada kenaikan harga- harga secara umum yang berlaku dalam suatu perekonomian di satu periode ke periode lainnya. Tingkat inflasi adalah besaran persentasi kenaikan harga-harga pada suatu periode tertentu berbanding periode sebelumnya. Baca Juga: 7 Tantangan Menjadi Entrepreneur dalam Menghadapi Era Globalisasi Jenis Inflasi Secara umum, inflasi digolongkan menjadi empat macam, yakni inflasi ringan, sedang, berat dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga dibawah 10% dalam setahun. Sementara, inflasi sedang antara 10%-30%, inflasi berat antara 30%-100%, dan hiperinflasi terjadi ketika kenaikan harga berada diatas 100%. Hiperinflasi ini biasanya disebut juga sebagai inflasi tidak terkendali.Bagaimana cara mengukurnya? Terdapat berbagai macam cara untuk mengukur tingkat inflasi, tetapi yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. Namun, Anda tidak perlu khawatir untuk menghitungnya karena Bank Indonesia yang akan menghitung. Biasanya tingkat inflasi setiap harinya akan dipublikasikan oleh BI melalui media, seperti social media, media cetak, televisi. Sehingga Anda dapat memantaunya dengan mudah. Penyebab Inflasi Inflasi secara umum disebabkan oleh dua faktor yakni faktor alami dan faktor buatan. Inflasi alami maksudnya adalah inflasi ini terjadi tanpa adanya suatu kebijakan atau praktik tertentu. Inflasi alami terjadi berdasarkan hukum ekonomi supply demand, di mana saat permintaan banyak tetapi penawaran jumlahnya stabil. Sementara inflasi buatan adalah inflasi yang sengaja dibuat oleh manusia secara sistemik. Inflasi buatan biasanya dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab atau curang. Misalnya dengan cara menimbun barang. Beberapa contoh penyebab inflasi, mulai dari: Adanya kenaikan harga produksi, biasanya terjadi dikarenakan naiknya harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan harga alat dan mesin. Keputusan perusahaan, seperti menaikkan harga komoditas yang sedang banyak permintaan dan mempengaruhi barang dan jasa lainnya. Faktor Ekonomi Luar Negeri, seperti krisis ekonomi pada negara besar yang dapat terjadi di Amerika dan Cina. Ekspektasi masyarakat, ini yang cukup sulit terdeteksi karena cenderung tidak terlihat, di mana masyarakat berekspektasi bahwa kondisi ekonomi makro akan membaik, alhasil harga perlahan akan terus naik untuk memenuhi ekspektasi tersebut. Baca Juga: 7 Strategi Tepat Menaikkan Harga Tanpa Kehilangan Pelanggan Tips dan Strategi Untuk Menghadapi Inflasi Seperti yang sudah disinggung di atas, besarnya dampak inflasi ini perlu membuat kita untuk berencana menghadapi inflasi. Terlebih untuk sebuah perusahaan, di mana struktur dan kegiatannya kompleks berkaitan dengan banyak pihak. Mulai dari pemasok, konsumen, masyarakat, karyawan atau buruh, dan masih banyak lagi pihak-pihak lainnya. Maka perlu membuat strategi untuk menghadapi inflasi. Berikut ini beberapa cara yang dapat perusahaan lakukan untuk menghadapi inflasi: 1. Efisiensi Biaya Internal Hal pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengidentifikasi area yang bisa dikurangi biayanya. Anda bisa juga mengoptimalkan tugas administrasi dengan menggunakan software pendukung, termasuk negosiasi kontrak dengan pemasok. 2. Menekan Biaya Operasional Berinvestasi dalam teknologi untuk mengimplementasi digitalisasi operasional bisnis penting untuk meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan kualitas. Anda juga dapat merencanakan strategi supply chain dengan lebih matang dengan menganalisis data historis dan dijadikan acuan untuk periode di masa depan. 3. Memaksimalkan Biaya Pemasaran Gunakan platform digital dan media sosial untuk kampanye pemasaran yang lebih hemat biaya dan dapat mengukur hasil secara lebih tepat. Fokuskan juga anggaran marketing pada saluran dengan performa paling tinggi berdasarkan analisis ROI atau return of investment. Baca Lebih Lanjut: Cara Tepat Menghitung Variable Costing Pada Usaha Anda 4. Melakukan Inovasi dan Variasi Produk Mulai berfokus dalam menginvestasikan modal yang tersis untuk kebutuhan riset dan pengembangan (R&D). Tujuannya adalah untuk menciptakan produk baru atau meningkatkan produk yang sudah ada. Melalui adanya inisiatif ini, bisnis Anda dapat tetap kompetitif dan memenuhi permintaan pasar. 5. Meminimalkan Biaya Penyimpanan atau Biaya Gudang Salah satu komponen biaya operasional terbesar yang dapat dimaksimalkan biasanya adalah biaya penyimpanan. Ada beberapa pertimbangan strategi manajemen inventaris yang bisa diterapkan, seperti just in time inventory (JIT) untuk memaksimalkan penyimpanan dan pengambilan barang. Jika memungkinkan, juga dapat menerapkan model dropshipping untuk mengurangi beban barang yang perlu disimpan. 6. Strategi Menaikkan Harga Barang Strategi ini bisa Anda terapkan namun dengan melalui pertimbangan yang matang dan juga berbasis data. Pertama, lakukan analisis pasar untuk menentukan kenaikkan harga yang ideal dan penetapan harga yang tepat. Kedua, bangun komunikasi yang jelas dan transparan kepada pelanggan terkait adanya kenaikan harga. Ketiga, pertimbangkan strategi penjualan sesuai harga yang sudah ditetapkan, seperti bundling produk dan sebagainya. Kesimpulan Untuk dapat mengatasi dan mengelola dampak inflasi kepada bisnis, Anda juga dapat memastikan bahwa keuangan perusahaan juga terkelola dengan baik. Mudahkan perhitungan dan pengelolaan semua keuangan yang terjadi dengan menggunakan bantuan software akuntansi seperti Mekari Jurnal. Mekari Jurnal dapat membantu Anda menjalankan sistem akuntansi perusahaan Anda dengan cepat. Anda hanya perlu menginput semua transaksi, maka sistem secara otomatis akan mengolahnya menjadi laporan keuangan. Selain itu masih banyak fitur-fitur dan sistem terintegrasi lainnya yang akan memudahkan pekerjaan dan kesuksesan bisnis Anda. Salah satunya adalah fitur yang sudah terintegrasi dengan Mekari Jurnal seperti fitur supply chain management dan perpajakan. Daftarkan bisnis Anda untuk pertama kalinya dan dapatkan free trial selama 7 hari langsung dari kami! Konsultasi dengan Mekari Jurnal Sekarang! Referensi: Bankrate, “Inflasi mencapai titik terendah dalam tiga tahun, tetapi beberapa barang masih mahal”. Bank Indonesia, “Inflasi”.