Daftar Isi
12 min read

Ingin Melakukan Rebranding? Ketahui Dulu Hal Pentingnya di sini!

Tayang 29 Sep 2024
Diperbarui 7 Mei 2025

Ketahui lebih lengkap tentang rebranding seperti penjelasan, tahapan, alasan, dan kekurangannya di Mekari Jurnal! Perlu diketahui, Branding merupakan suatu usaha komunikasi yang disusun dan direncanakan dengan baik oleh perusahaan untuk membangun dan membesarkan brand.

Brand berupa nama, istilah, simbol, desain, atau gabungan keempatnya, untuk mengidentifikasi produk agar berbeda dengan produk lainnya. Sementara rebranding yaitu usaha untuk mengubah citra brand kembali ke tujuan semula agar lebih sukses.

Rebranding sendiri merupakan sebuah proses untuk memberikan tampilan baru pada sebuah perusahaan, organisasi, produk, ataupun tempat. Pada umumnya, sebuah perusahaan melakukan proses ini karena alasan finansial, adanya manajemen atau kepemimpinan baru, analisa prospektif pasar, atau merger perusahaan.

Proses ini bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan secara instan atau terburu-buru. Namun membutuhkan sesi brainstorming yang panjang, dan terkadang meliputi dilema untuk memprediksi bagaimana bisnis Anda selanjutnya setelah proses ini dilakukan.

Apa Itu Pengertian Rebranding?

Rebranding adalah suatu proses strategis yang dilakukan perusahaan untuk mengubah elemen-elemen identitas merek, seperti nama, logo, slogan, nilai perusahaan, hingga tampilan visual. Tujuannya adalah membentuk kembali persepsi publik terhadap merek tersebut, baik untuk memperbaiki citra, menyasar pasar baru, maupun merespons perubahan internal dalam perusahaan.

Berbeda dengan anggapan awam bahwa rebranding hanya sebatas mengganti logo, proses ini jauh lebih kompleks. Rebranding sering kali mencerminkan pergeseran strategi bisnis, reposisi target pasar, atau transformasi visi jangka panjang perusahaan. Oleh karena itu, rebranding merupakan bagian dari transformasi menyeluruh yang tidak hanya melibatkan tim pemasaran, melainkan juga strategi operasional dan komunikasi perusahaan.

Contohnya, perubahan nama dari Gojek menjadi GoTo setelah merger dengan Tokopedia bukan hanya perubahan kosmetik, tetapi mencerminkan sinergi dua layanan besar yang ingin membentuk ekosistem digital terpadu.

cara melakukan rebranding

Elemen yang Bisa Diubah dalam Rebranding

Rebranding dapat melibatkan berbagai elemen tergantung pada tingkat perubahan yang diinginkan. Berikut ini beberapa elemen utama yang biasanya menjadi bagian dari proses rebranding:

1. Nama Brand

Perubahan nama merek biasanya dilakukan ketika identitas sebelumnya sudah tidak relevan atau perusahaan ingin menghapus asosiasi tertentu dari merek lama. Contoh yang paling menonjol adalah Gojek yang berganti menjadi GoTo setelah merger dengan Tokopedia. Nama baru tersebut mencerminkan visi untuk membangun ekosistem teknologi terintegrasi di Indonesia.

2. Logo dan Skema Warna

Logo adalah representasi visual utama dari suatu merek. Oleh karena itu, perubahan logo sering kali menjadi pusat perhatian dalam proses rebranding. Contohnya, Grab pernah mengubah logonya dari kombinasi hijau-biru menjadi hijau-putih agar terlihat lebih minimalis dan modern. Pergantian warna juga bisa menciptakan asosiasi emosional baru dalam benak konsumen.

3. Slogan

Slogan adalah pesan singkat yang mencerminkan misi dan keunikan merek. Ketika perusahaan mengubah fokus bisnis atau ingin menyampaikan pesan baru, slogan juga perlu diubah. Contohnya, Nike mengganti slogannya dari “There is no finish line” menjadi “Just Do It” sebagai upaya menyederhanakan pesan dan meningkatkan daya inspirasi.

4. Identitas Visual

Identitas visual mencakup desain kemasan, jenis huruf, gaya foto, dan elemen visual lainnya. Perubahan ini biasanya dilakukan untuk menyelaraskan semua elemen komunikasi perusahaan agar konsisten dengan narasi merek baru.

5. Nilai dan Visi Misi

Di era di mana konsumen makin sadar akan isu sosial dan lingkungan, banyak perusahaan yang melakukan rebranding dengan menambahkan nilai-nilai seperti keberlanjutan, inklusivitas, atau kesetaraan. Visi dan misi baru tersebut dikomunikasikan melalui narasi merek yang lebih manusiawi dan relevan dengan isu zaman.

Jenis-Jenis Rebranding

Secara umum, rebranding dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan cakupan dan motif pelaksanaannya:

1. Partial Rebranding

Partial rebranding atau rebranding parsial adalah perubahan sebagian dari elemen merek, seperti mengganti logo, memperbarui slogan, atau menyegarkan tampilan website. Strategi ini cocok bagi perusahaan yang ingin tetap mempertahankan pengenalan merek lama namun memberikan sentuhan pembaruan agar lebih relevan.

2. Total Rebranding

Total rebranding adalah proses perubahan menyeluruh, mulai dari nama perusahaan, logo, filosofi, hingga pendekatan komunikasi dan strategi pemasaran. Proses ini biasanya dilakukan ketika perusahaan melakukan transformasi bisnis besar, seperti merger atau perubahan model bisnis yang drastis.

3. Proaktif

Rebranding proaktif dilakukan dengan tujuan ekspansi pasar, peningkatan citra, atau penyegaran strategi meskipun tidak ada tekanan eksternal yang mendesak. Tujuan utamanya adalah untuk tetap relevan di tengah dinamika pasar dan menjaga daya saing.

4. Reaktif

Sebaliknya, rebranding reaktif dilakukan karena adanya tekanan dari luar, seperti penurunan penjualan, krisis reputasi, atau perubahan regulasi. Rebranding jenis ini lebih bersifat taktis dan sering kali dilakukan untuk menghindari kerugian reputasi atau finansial yang lebih besar.

Tujuan Rebranding

Rebranding tidak dilakukan secara sembarangan. Ada alasan kuat dan tujuan strategis yang mendorong perusahaan untuk melakukan proses ini. Beberapa tujuan umum rebranding antara lain:

1. Menyegarkan Citra Merek

Seiring waktu, sebuah merek bisa terlihat usang atau tidak lagi mencerminkan semangat zaman. Perubahan gaya hidup masyarakat, tren desain, dan harapan konsumen membuat citra merek yang dulu kuat bisa terasa ketinggalan zaman. Rebranding dilakukan untuk menyegarkan tampilan dan semangat merek agar kembali relevan dan modern.

2. Menjangkau Segmen Pasar Baru

Perusahaan yang ingin memperluas jangkauan pasar kerap kali melakukan rebranding agar sesuai dengan demografi baru yang dituju. Misalnya, sebuah merek produk remaja ingin masuk ke pasar dewasa muda, maka perlu ada penyesuaian dari sisi komunikasi, visual, dan bahkan filosofi merek itu sendiri.

3. Mengatasi Reputasi Buruk

Jika perusahaan pernah mengalami krisis, seperti skandal hukum, keluhan pelanggan yang meluas, atau kegagalan produk, maka rebranding bisa menjadi salah satu upaya memulihkan kepercayaan. Dalam hal ini, rebranding lebih bersifat sebagai strategi pemulihan citra (reputation recovery).

4. Mengikuti Perubahan Bisnis

Perubahan struktur bisnis seperti merger, akuisisi, atau diversifikasi usaha sering kali membutuhkan identitas merek baru yang lebih menggambarkan entitas baru hasil penggabungan tersebut. Rebranding dalam konteks ini dilakukan agar merek dapat mencerminkan keseluruhan layanan yang ditawarkan oleh perusahaan pasca perubahan.

5. Membedakan Diri dari Pesaing

Di pasar yang jenuh dengan banyak kompetitor, memiliki keunikan adalah hal penting. Rebranding dapat membantu perusahaan menciptakan diferensiasi yang jelas dari pesaing, baik melalui tampilan visual yang lebih kuat, narasi merek yang lebih personal, atau nilai-nilai yang lebih dekat dengan konsumen.

6. Menyesuaikan dengan Teknologi dan Tren Digital

Dengan berkembangnya teknologi, banyak perusahaan merasa perlu mengubah identitas merek mereka agar lebih cocok dengan platform digital, seperti media sosial dan aplikasi mobile. Visual yang sederhana, logo yang mudah dikenali dalam format kecil, serta slogan yang catchy menjadi penting untuk daya tarik di dunia digital.

Tahukah Anda kalau aplikasi akuntansi online Mekari Jurnal bisa memudahkan Anda mengelola keuangan perusahaan secara lebih praktis dan akurat.

Proses Branding dan Rebranding Perusahaan

Branding dianggap sebagai salah satu aset perusahaan yang paling berharga dan satu hal penting dalam sebuah bisnis. Dalam melakukan branding, bagian humas perusahaan berperan lebih dominan dalam usaha untuk membangun dan mempertahankan reputasi, citra brand melalui komunikasi hubungan masyarakat yang baik dan bermanfaat antara perusahaan dan konsumen.

Kegiatan branding bukan saja bertujuan agar produk perusahaan dipilih dan dibeli masyarakat, tetapi juga bagaimana konsumen dapat puas sehingga menjadi pelanggan setia dengan melihat perusahaan tersebut satu-satunya yang terbaik yang mampu memberikan solusi kepada mereka.

Ada beberapa unsur penting dalam kegiatan branding, yaitu kejelasan, konsisten, dan konstan dalam melakukan tujuan yang luas seperti mampu menyampaikan pesan dengan jelas visi dan misi perusahaan.

Atau mampu membangun kredibilitas perusahaan di publik, mampu menghubungkan target perusahaan dengan konsumen secara emosional. Serta mampu menggerakkan atau memotivasi konsumen untuk menciptakan kesetiaan pelanggan.

Saat ini, persaingan merek atau brand sangat dominan sehingga banyak perusahaan yang melakukan rebranding. Misalnya dengan mengubah logo, slogan (tagline) dan lain sebagainya. Apalagi saat ini berada di era keterbukaan, sehingga masyarakat atau konsumen sudah semakin kritis terhadap informasi dan layanan yang diterima.

Rebranding atau perubahan branding merupakan langkah terakhir untuk sebuah brand. Selama sebuah brand masih bisa dipertahankan dan diarahkan kembali ke jalur semula, maka perusahaan sebaiknya tidak terburu-buru untuk melakukan perubahan.

Contoh Rebranding Terkenal

Berikut beberapa contoh perusahaan yang melakukan rebranding dengan sukses dan menjadi sorotan publik:

Instagram

Instagram mengubah logonya dari ikon kamera retro menjadi desain flat dan minimalis dengan gradasi warna terang. Tujuan utamanya adalah menciptakan identitas visual yang lebih modern dan cocok dengan tren desain digital masa kini.

DANA Indonesia

DANA memperbarui identitas visual mereka dengan tampilan yang lebih bersih dan profesional untuk menegaskan posisi mereka sebagai platform finansial digital yang inklusif, cepat, dan aman. Langkah ini dilakukan bersamaan dengan perluasan fitur dan peningkatan layanan.

KFC

KFC melakukan rebranding dari nama lengkap “Kentucky Fried Chicken” menjadi singkatan KFC untuk mengurangi asosiasi negatif terhadap makanan yang digoreng, sekaligus menyesuaikan gaya komunikasi yang lebih ringkas dan modern.

Risiko Rebranding

Meskipun memiliki berbagai manfaat, rebranding juga membawa sejumlah risiko yang perlu diperhatikan oleh perusahaan sebelum mengambil keputusan:

1. Kebingungan Konsumen Lama

Jika tidak dikomunikasikan dengan baik, perubahan merek dapat menimbulkan kebingungan atau bahkan kehilangan pelanggan setia yang merasa “asing” dengan tampilan baru.

2. Penolakan terhadap Perubahan

Konsumen yang sudah terbiasa dengan merek lama mungkin menunjukkan resistensi terhadap identitas baru. Terutama jika perubahan tersebut dinilai terlalu drastis atau tidak sejalan dengan nilai-nilai yang mereka kenal sebelumnya.

3. Biaya Tinggi

Rebranding bukan proses murah. Biaya desain ulang logo, penggantian kemasan, kampanye pemasaran ulang, hingga pelatihan karyawan untuk menyampaikan narasi baru semuanya membutuhkan anggaran besar.

4. Risiko Komunikasi Gagal

Rebranding yang tidak disertai dengan strategi komunikasi yang tepat dapat mengakibatkan makna perubahan tidak tersampaikan dengan jelas ke konsumen, investor, dan publik. Hal ini justru bisa melemahkan citra perusahaan.

Alasan Perusahaan Melakukan Rebranding

Ada beberapa hal penting yang bisa menyebabkan suatu perusahaan melakukan rebranding, seperti adanya tekanan dari pesaing yang tidak mampu dihadapi atau akibat dari tekanan konsumen yang terpengaruh terhadap perubahan teknologi.

Selain itu, perubahan tujuan perusahaan juga dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perusahaan perlu melakukan proses ini.

Selain itu, sebenarnya ada tanda-tanda yang bisa Anda ketahui sebelum memutuskan untuk melakukan proses ini. Simak penjelasannya di bawah ini:

  1. Misi perusahaan sudah berubah. Hal pertama yang bisa menjadi alasan kuat mengapa Anda harus melakukan proses ini adalah karena misi perusahaan. Misi perusahaan yang berubah bisa menjadi tanda bahwa Anda harus melakukan pergantian atau perubahan. Misi yang baru akan lebih susah untuk disosialisasikan jika rebranding tidak dilakukan.
  2. Target market yang lama sudah tua. Alasan kedua yang bisa Anda lihat adalah target market Anda kini sudah terlalu tua. Meskipun pelanggan yang lama mungkin masih loyal, namun Anda perlu memperhatikan juga potensi pelanggan yang baru. Target market Anda tidak perlu berubah, Anda hanya perlu melakukan rebranding dengan sigap. Ketika Anda telat untuk menyadari perubahan umur dan taste dari target market ini, maka Anda akan semakin susah saat melakukan rebranding.
  3. Adanya keinginan meluncurkan produk baru. Alasan lainnya mengapa Anda harus rebranding adalah karena adanya keinginan untuk meluncurkan produk baru yang benar-benar berbeda dari sebelumnya.
  4. Adanya kompetitor yang lebih unggul. Ketika merasa bahwa Anda selalu kalah dari kompetitor, berarti Anda perlu melakukan rebranding.

Tahapan Melakukan Rebranding

Di dalam prakteknya, ternyata melakukan proses ini tidak semudah hanya dengan mengganti logo atau namanya saja. Namun juga diperlukan sebuah makna atau tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya proses tersebut.

Menurut para ahli, rebranding merupakan suatu proses menciptakan nama yang baru, istilah, simbol, desain, atau suatu kombinasi dari kesemuanya untuk satu brand yang tidak dapat dipungkiri.

Tujuannya adalah untuk mengembangkan diferensiasi posisi di dalam pikiran dari stakeholders dan pesaing. Oleh karena itu, proses tersebut tidaklah mudah dan terkadang membutuhkan proses yang cukup panjang.

1. Melakukan Evaluasi dan Riset

Sebelum memutuskan melakukan rebranding, Anda harus melakukan evaluasi terlebih dahulu tentang keadaan perusahaan saat ini. Temukan apa penyebab dibutuhkan rebranding atau tujuan apa yang ingin dicapai dengan dilakukannya proses tersebut.

Apakah Anda ingin menjangkau pasar yang lebih luas, atau ingin perusahaan lebih update dengan situasi bisnis saat ini. Kemudian, Anda juga harus melakukan riset untuk menentukan positioning brand yang baru, yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan Anda.

Cakupan riset Anda bisa menyangkut beberapa hal seperti keinginan & kebutuhan customer, pendapat customer mengenai bisnis Anda, persepsi masyarakat terhadap brand dan bisnis Anda, aset yang dimiliki bisnis Anda, pandangan internal karyawan terhadap bisnis & brand, serta positioning produk/jasa kompetitor.

2. Melakukan Komunikasi dengan Para Pemegang Saham

Anda perlu melakukan komunikasi kepada para pemegang saham terlebih dahulu karena proses ini dapat mempengaruhi masa depan bisnis perusahaan.

Beberapa hal yang perlu Anda komunikasikan adalah timeline, pembiayaan, key objectives, hasil riset dan evaluasi sebelumnya, competitive positioning, implikasi rebranding terhadap departemen atau divisi tertentu dan perusahaan secara keseluruhan.

3. Menyusun Daftar Rencana

Pada tahap ini, Anda harus menyusun daftar rencana dan menguraikan proses apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai target. Misalnya mengganti logo dan keseluruhan branding cetak pada berbagai aset kantor, stationary dan media lainnya.

4. Mendokumentasikan Seluruh Proses Rebranding

Pastikan Anda melakukan dokumentasi terhadap seluruh proses rebranding dengan catatan tertulis mulai dari awal wacana, saat berjalannya proses, hingga akhirnya nanti disosialisasikan kepada masyarakat.

Dokumentasi ini penting untuk dilakukan sebagai arsip perusahaan ketika akan menentukan sebuah keputusan bisnis di kemudian hari. Selain itu, dokumentasi tersebut juga dapat menjadi guidelines untuk keputusan lain di masa depan.

5. Melakukan Sosialisasi

Setelah proses rebranding selesai dilakukan, maka selanjutnya Anda harus melakukan sosialisasi kepada khalayak umum. Tahapan ini biasanya dijalankan oleh divisi Public Relation (PR) sebagai pihak yang bertanggungjawab pada brand perusahaan.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti Kampanye Internal (Internal PR Campaigns) dan Kampanye Eksternal (External PR Campaigns). Kampanye internal ditujukan kepada seluruh pemegang saham dan juga seluruh karyawan perusahaan tanpa terkecuali.

Sedangkan Kampanye eksternal ditujukan untuk pelanggan, komunitas, media, dan seluruh stakeholder bisnis Anda termasuk khalayak umum.

Baca juga: Cara Meningkatkan Brand Awareness Bisnis, Simak Tips Ini!

Kekurangan Melakukan Rebranding

strategi rebranding

Apakah berhasil atau tidak?

Hal itu tergantung dari seberapa besar usaha yang Anda lakukan saat membangun brand baru tersebut.

Berikut ini adalah kekurangan melakukan rebranding:

  1. Sebagian konsumen dan orang-orang di dalam institusi akan menolak upaya rebranding karena citra atau kemasan produk yang baru mewakili hal yang tidak diketahui. Untuk itu, Anda perlu mengembangkan rencana untuk mengatasi penolakan dengan menjelaskan bagaimana jasa atau produk yang telah melalui proses rebranding akan lebih baik daripada sebelumnya.
  2. Rebranding perkotaan berpotensi dapat memecah komunitas yang ada di saat komunitas yang baru tercipta. Pastikan untuk mengantisipasi dan menghindari hal ini jika memungkinkan. Rebranding perkotaan memang jauh lebih sulit dibandingkan rebranding perusahaan atau produk.

Setelah berhasil melakukan rebranding dan perusahaan Anda kembali normal, pastikan untuk mengelola perusahaan secara lebih baik.

Pengelolaan perusahaan yang tepat merupakan salah satu jaminan untuk meraih kesuksesan. Khusus untuk pengelolaan keuangan yang lebih handal, Anda dapat mempercayakannya pada Mekari Jurnal.

Jurnal terbukti aman dan tepercaya untuk bisnis Anda karena telah tersertifikasi ISO27001 yang dapat menjamin keamanan data dan informasi bisnis Anda. Daftar sekarang dan dapatkan free trial selama 7 hari!

Kategori : Business Management

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami