Mengenal Perusahaan Ekstraktif Beserta Contoh dan Dampaknya Perusahaan ekstraktif pada dasarnya merupakan sebuah badan usaha yang kegiatannya berfokus dalam pengelolaan sumber daya alam. Pengelolaan sumber daya alam ini dapat dilakukan dengan mengeksplorasi, mengambil maupun memprosesnya guna memenuhi kebutuhan manusia. Namun mungkin istilah perusahaan ekstraktif sendiri belum terlalu familiar di telinga orang awam, padahal contohnya bisa ada di sekitar kita. Untuk lebih jelasnya mari kita mengenal lebih lanjut dari penjelasan berikut. Mengenal Perusahaan Ekstraktif Lebih Dalam Perusahaan ekstraktif sendiri dapat kita artikan sebagai sebuah kegiatan industri dimana sumber daya alam menjadi bahan baku produksinya dan perusahaan ini menjadi suatu industri dasar. Faktanya perusahaan atau kegiatan usaha ini juga dapat dilakukan oleh perorangan dan dapat dengan mudah ditemukan di Indonesia dengan kekayaan alam yang tidak perlu diragukan lagi. Setiap warga negara berhak memanfaatkan kekayaan alam yang ada di Indonesia asalkan menjadi haknya. Dengan beragamnya kekayaan alam yang ada membuat ada berbagai macam industri seperti ini di Indonesia. Sejak tahun 1990an dampak dari adanya industri ekstraktif sendiri sudah dapat diketahui. Berbagai manca kasus sudah memenuhi berbagai belahan dunia dan membuat analisa pada industri ini semakin meluas. Extractive Industries Review yang dilakukan tahun 2004 lalu merupakan bentuk kulminasinya. Striking a Better Balance yang menjadi laporan atas kegiatan ini telah membuktikan bahwa industri tambang dan migas sudah berhasil membuat ketimpangan dalam hal manfaat serta resikonya pada periode tersebut. Mereka yang berada di sekitar lokasi dimana sumber daya dieksplorasi harus menanggung resiko paling besar. Hal ini menjadi ketimpangan tersendiri karena hanya perusahaan dan investor yang merasakan manfaat terbesarnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi pada suatu wilayah dimana perusahaan ekstraktid melakukan kegiatannya harus mau mengikuti setiap fase industri. Fase tersebut mulai dari eksplorasi, konstruksi, operasi hingga pasca-operasi. Manfaat ekonomi yang dapat dirasakan masih sangatlah sedikit ketika proses eksplorasi dilakukan. Sebab hanya sumber daya alam yang ingin dimanfaatkan perusahaan saja yang dicari perusahaan. Belum lagi dengan tingkat keberhasilan yang belum tentu dan bila memang berhasil juga belum tentu pula layak. Layak disini baik secara teknis maupun finansial untuk memasuki proses selanjutnya. Dari hal tersebut membuat perusahaan ini hampir tidak mau untuk berbagi keuntungan atau manfaat secara ekonomi baik dengan negara maupun daerah terdampak dari kegiatan eksplorasi tersebut. Akan tetapi bila proses eksplorasi berhasil menemukan sumber daya alam yang layak secara teknis barulah akan dilakukan eksploitasi. Dari kegiatan eksploitasi inilah yang nantinya akan mendatangan keuntungan dan perusahaan akan melanjutkan langkahnya dengan tahap konstruksi. Pada tahap inilah dampak ekonomi dalam skala besar dapat dirasakan, namun hal ini bisa terjadi bila perusahaan mempunyai perizinan secara penuh. Sebelum tahapan turun kembali ke fase operasi maka peluang lapangan kerja juga akan meningkat. Hal ini juga akan meningkatkan peluang bisnis lokal yang bisa menjadi pihak pemasok material maupun jasa yang dibutuhkan. Akan tetapi nilai di fase ekonomi ini juga tidak besar bila dilihat secara agregat karena pendeknya periode ekonominya. Namun di lain sisi negara menjadi pihak yang dapat merasakan manfaat ekonomi paling besar dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak dari kegiatan eksploitasi maupun operasinya. Tujuan Dari Perusahaan Ekstraktif Perusahaan ini didirikan dengan mempunyai beberapa tujuan, akan tetapi yang menjadi tujuan utamanya yaitu adalah untuk dapat mengolah sumber daya alam. Pengolahan ini sendiri untuk menciptakan barang yang mempunyai manfaat bagi manusia. Adapun beberapa tujuan lainnya dari adalah untuk membuka lapangan pekerjaan, mendapatkan untung, hingga menyediakan beberapa pilihan alternatif dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Sehingga tujuan ini nantinya akan mempunyai manfaat untuk semua pihak dan tidak hanya untuk produsen saja. Ciri Perusahaan Ekstraktif Tentunya usaha atau industri ekstraktif sendiri mempunyai ciri yang berbeda dengan jenis industri lainnya. Beberapa ciri khusus dari jenis industri atau usaha ini adalah sebagai berikut : 1. Bahan bakunya diambil dari alam secara langsung Ciri utama dari industri atau usaha ini adalah bahan baku produksinya yang diambil langsung dari alam untuk dimanfaatkan. Selain mengambilnya, industri ini juga akan melakukan tahap pemrosesan atau produksi sumber daya alam tersebut hingga dapat disalurkan ke konsumen baik dalam barang jadi atau setengah jadi. Semua ini dilakukan tentunya agar dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sehingga dengan hadirnya perusahaan ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan manusia baik sandang, pangan maupun jenis kebutuhan lainnya. 2. Memperoleh keuntungan dari pengolahan hasil alam Setiap perusahaan, industri maupun usaha memang sudah wajar segala proses yang dilakukan adalah untuk mendapatkan keuntungan. Pada jenis industri atau perusahaan ini keuntungan yang didapatkan adalah dari hasil alam seperti hasil dari pertambangan, pertanian, kehutanan hingga hasil laut. Contoh Dari Perusahaan Ekstraktif Berdasarkan pembahasan diatas, kita tahu bahwa jenis perusahaan ini merupakan industri yang sudah sangat umum ada di sebuah negara terlebih lagi di Indonesia. Karena bahan baku untuk industri ini yang diambil langsung dari alam membuat jumlah industri ini bisa sangat banyak. Untuk lebih jelasnya berikut beberapa contoh dari perusahaan atau industri ekstraktif : 1. Pertanian Pertanian bisa dikatakan sebagai tulang punggung utama di Indonesia, sebab industri ini berfokus dalam mengolah dan juga menghasilkan barang pendukung sektor pertanian. Tentu kita bisa melihat bahwa banyak mayoritas masyarakat kita berprofesi sebagai petani. Pertanian di negara kita sangat mudah untuk dikembangkan sebab memang ditunjang dengan alam yang subur. Bahkan bila dikelola dengan baik dan maksimal bukan tidak mungkin sektor ini mampu mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Namun hingga saat ini baru kegiatan yang berhubungan dengan lahan seperti pengadaan bahan dan budidaya yang dianggap penting serta perlu dikembangkan. Padahal masih ada sektor lain yang perlu dikembangkan lagi yaitu industri pertanian. 2. Perkebunan Selanjutnya ada perkebunan, industri ini adalah bentuk kegiatan dalam mengupayakan tanaman tertentu menggunakan tanah maupun media tanam lain dalam sebuah ekosistem yang menunjang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengolah serta memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut. Hal tersebut bisa dilakukan dengan adanya ilmu pengetahuan, teknologi, modal hingga manajemen yang mumpuni agar bisa mewujudkan kesejahteraan bagi pelakunya. Jenis tanaman pada perkebunan sendiri bukanlah yang menjadi makanan pokok maupun sayur-mayur sehingga berbeda dengan ladang maupun hortikultura dan juga bunga. Meskipun tanaman seperti buah sendiri juga bisa dikategorikan sebagai usaha perkebunan. Jenis tanaman pada perkebunan sendiri umumnya berukuran besar dimana waktu penanamannya relatif lama yaitu mulai dari dibawah 1 tahun hingga beberapa tahun. 3. Perhutanan Perhutanan merupakan sebuah praktik kegiatan baik membuat, memakai, mengelola hingga melestarikan hutan demi kepentingan manusia. Bahan baku yang didapatkan dari hutan sendiri bisa berupa kayu yang dapat diolah untuk industri selanjutnya. 4. Perikanan Perikanan merupakan sebuah kegiatan usaha dalam menangkap, membudidayakan, memproses, menyimpan, mendistribusikan hingga memasarkan ikan sebagai produknya. Pelaku dalam kegiatan ini mencakup para nelayan tradisional dan komersial hingga pemancing rekreasi. 5. Peternakan Peternakan merupakan sebuah kegiatan dalam mengembangbiakan serta membudidayakan hewan ternak guna memperoleh manfaat. Didalam kegiatan ini tidak hanya sebagai pemeliharaan saja sebab keduanya mempunyai tujuan berbeda. Kegiatan dalam peternakan memang bertujuan untuk mencari keuntungan di berbagai sektor produksi dengan cara menerapkan berbagai prinsip manajemen yang dikombinasikan secara maksimal. Bila dilihat dari ukurannya, ada 2 jenis hewan ternak dalam peternakan yaitu peternakan hewan besar dan kecil. Peternakan hewan besar seperti kerbau, sapi, kuda, dll, sedangkan hewan kecil seperti kelinci, ayam, bebek, dll. 6. Pertambangan Contoh terakhir perusahaan ekstraktif yaitu pertambangan yang merupakan sebagian atau seluruh usaha dalam rangka pengelolaan, penelitian serta pengusahaan mineral. Industri pertambangan disini mencakup penyelidikan umum, studi kelayakan, eksplorasi, konstruksi hingga pengolahan dan sebagainya. Dampak Adanya Kegiatan Perusahaan Ekstraktif Berbagai kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dilakukan guna memenuhi berbagai kebutuhan serta mensejahterakan masyarakat. Walaupun tujuan dari kegiatan tersebut dapat dibilang positif, akan tetapi pada kenyataannya ada dampak negatif yang bisa berlangsung cukup lama. Dampak negatif ini dapat terjadi apabila pengelolaan serta pemanfaatan tidak dilakukan dengan benar dan tepat sehingga masyarakat, pihak pengelola serta lingkungan harus menanggungnya. Namun dampak disini tidak selalu bersifat negatif sebab ada pula dampak positifnya, berikut beberapa dampak dari adanya perusahaan ekstraktif : 1. Bagi Masyarakat Dampak negatif yang mungkin dirasakan masyarakat adalah seperti rendahnya kualitas lingkungan, aktivitas yang terganggu, mobilitas terbatas hingga keselamatannya terancam. Namun disisi lain masyarakat di sekitar perusahaan lebih mudah dalam mencari pekerjaan karena kesempatan terbuka luas. 2. Bagi Perusahaan Dampak bagi perusahaan yang bergerak di sektor ekstraktif adalah mengemban tanggung besar atas proses mulai dari pra hingga pasca produksi. Tanggung jawab ini dapat diwujudkan dengan menjaga ekosistem serta kelestarian lingkungan tempat produksi dan pengolahan berlangsung. Apabila tanggung jawab tersebut tidak berhasil dilakukan maka dapat mendorong masyarakat hidup dalam situasi yang tidak nyaman dan sejahtera. Selain tanggung jawab tersebut dampak negatif lainnya adalah kesulitan dalam mencari sumber daya alam sebab beberapa memang tidak dapat diperbaharui. Karenanya agar tidak terjadi kelangkaan maka proses pengelolaannya harus bisa seefisien mungkin. 3. Bagi Lingkungan Apabila produk yang dihasilkan adalah produk yang tidak dapat diperbaharui maka pencemaran lingkungan tidak dapat dihindarkan. Belum lagi dengan limbah sisa produk yang berpeluang membuat kerusakan alam tidak terkendali apabila tidak dikelola secara maksimal. Perusahaan yang memang mengembangkan sektor industri ini memang bertujuan untuk mengolah produk baik mentah maupun setengah jadi menjadi barang jadi dan bermanfaat. Dengan begitu produk akan menambah nilai jualnya sehingga memperoleh keuntungan. Jenis Perusahaan Industri Secara Umum Dari pembahasan diatas perlu diketahui bahwa perusahaan ekstraktif merupakan salah satu jenis dari perusahaan industri. Masih ada beberapa jenis perusahaan industri lainnya, lebih jelasnya adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan Industri Ekstraktif Seperti yang telah dibahas bahwa jenis perusahaan ini mengambil bahan bakunya langsung dari alam atau mengolah sumber daya alam. Sebagai contohnya adalah pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan hingga pertambangan. 2. Perusahaan Industri Nonekstraktif Selain perusahaan ekstraktif, ada jenis industri kebalikannya yaitu perusahaan industri nonekstraktif. Jenis ini mengambil bahan bakunya dari tempat lain selain sumber daya alam. 3. Perusahaan Industri Fasilitatif Jenis yang ketiga adalah perusahaan industri fasilitatif yang mengutamakan produknya dalam bentuk jasa untuk dijual ke masyarakat. Contoh dari perusahaan ini adalah seperti perbankan, asuransi, software development, ekspedisi, dll. Industri seperti assembling atau perakitan hingga reparasi masuk dalam jenis ini sebab bukan barang yang dihasilkan namun jasanya. Itulah sedikit pembahasan serta beberapa contoh perusahaan industri lainnya. Apabila sudah berbentuk perusahaan atau badan usaha resmi tentunya tidak dapat lepas dari pembahasan tentang laporan keuangan. Tentunya laporan keuangan pada perusahaan industri mempunyai perbedaan dengan laporan keuangan komersial lainnya yang dapat dibantu dengan aplikasi keuangan perusahaan. Untuk lebih jelasnya kita bisa membahas tentang laporan keuangan berikut ini. [ Baca Juga: Laporan Arus Kas: Pengertian, Cara Membuat, dan Contoh ] Laporan Keuangan Perusahaan Ekstraktif dan Industri Lainnya Laporan keuangan sendiri pada dasarnya meliputi laporan neraca, laba rugi hingga perubahan modal. Akan tetapi pada laporan keuangan perusahaan industri ini kita akan mengenal adanya laporan harga pokok produksi sebagai poin utamanya. Hal ini menjadi poin pentingnya sebab akan sangat mempengaruhi dalam hal mengetahui jumlah atas nilai persediaan. Poin ini sendiri nantinya akan dipakai dalam proses produksi dan juga memprediksi banyaknya biaya yang akan dibutuhkan serta berapa biaya yang telah digunakan. Untuk lebih jelasnya berikut penjelasan dari berbagai laporan tersebut : 1. Laporan Harga Pokok Produksi Laporan yang pertama ini merupakan inti utama pada sebuah perusahaan industri dan menjadi poin pembeda dari perusahaan dagang maupun jasa. Dari laporan ini maka perusahaan akan mengetahui jumlah persediaan yang telah dipakai baik pada proses produksi hingga biaya yang telah dikeluarkan seperti overhead pabrik. Selain itu laporan harga pokok produksi juga berfungsi dalam membantu perusahaan industri untuk menetapkan nilai harga pokok produk yang telah diproduksinya. Penentuan nilai harga pokok ini nantinya akan mempengaruhi berapa nilai jual dari produk yang dihasilkannya. 2. Laporan Neraca Selanjutnya ada laporan neraca di mana secara umum laporan ini sama dengan laporan neraca pada perusahaan dagang maupun jasa. Bentuk laporan neraca sendiri berupa catatan aktiva perusahaan yang berfungsi sebagai sumber catatan utama atas seluruh aset perusahaan tercatat. Selain itu terdapat pula pasiva yang berupa laporan modal dan hutang perusahaan. 3. Laporan Laba Rugi Laporan selanjutnya adalah laporan laba rugi yang berperan vital dalam mengetahui berapa nilai pendapatan serta pengeluaran perusahaan pada satu periode. Di dalam laporan ini memuat berbagai poin seperti pendapatan, biaya atau beban, laba rugi kotor serta operasi hingga laba rugi bersih. 4. Laporan Perubahan Modal Laporan penting lainnya dalam laporan keuangan adalah laporan perubahan modal yang mencatat modal awal serta segala perubahannya dan hal lain yang sifatnya diluar kegiatan perusahaan. Berbagai jenis laporan tersebut yang menyusun laporan keuangan perusahaan penting untuk menentukan berapa nilai harga pokok pasti atas produk yang dihasilkan hingga siap dipasarkan. Tentunya dalam pembuatannya tidak boleh dilakukan secara sembarangan dan harus sesuai dengan kondisi yang ada. Selain itu pastikan pula pembuat laporan keuangan merupakan orang yang ahli di bidang tersebut. Dengan program akuntansi pembuatan laporan akan terasa lebih efisien. Demikian pembahasan mengenai perusahaan ekstraktif. Semoga bermanfaat!