
Pernahkan Anda dikirimi penawaran untuk mengikuti informasi yang berkaitan dengan produk tertentu, terutama di dunia maya? Lalu apakah Anda menyetujuinya? Jika jawabannya “Ya”, maka kemungkinan besar Anda telah terpengaruh oleh sebuah teknik pemasaran yang disebut dengan Permission Marketing.
Teknik pemasaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Seth Godin, pakar marketing dunia, dalam bukunya yang berjudul Permission Marketing – Turning Strangers Into Friends, and Friends Into Customers. Permission marketing berbeda dari yang lainnya, karena Anda sebagai penjual memberikan informasi mengenai produk dalam keadaan sudah mendapat izin dan kesediaan dari calon konsumen.
Ini karena permission marketing adalah pemasaran yang berfokus untuk mendapatkan kesediaan pelanggan dalam menerima informasi dari produk dan berupaya menciptakan hubungan terus-menerus dengan konsumen. Fokus ini dimaksudkan agar Anda tidak dianggap sebagai oknum atau spammer.
Menurut Seth Godin, dalam permission marketing bukan sekadar mendapatkan alamat email atau informasi kontak lain dari calon konsumen. Melainkan bagaimana agar mereka menginginkan informasi produk Anda. Ini adalah salah satu cara bagi para pemasar untuk keluar dari dunia pemasaran di mana konsumen dihujani dengan informasi-informasi yang tidak mereka butuhkan.
Baca juga: 6 Prinsip Psikologi Marketing untuk Menarik Konsumen
Interruption Marketing
Jika dalam konsep permission marketing Anda telah mendapat izin untuk menyebarkan informasi produk, interruption marketing sebaliknya. Interruption marketing merupakan model promosi tradisional dimana calon konsumen mau tidak mau harus menghentikan apa yang sedang mereka lakukan untuk memperhatikan pesan pemasaran.
Seperti yang diketahui, bahwa orang-orang tidak menyukai pemaksaan dan justru mencari cara untuk menghindar. Oleh karena itu, promosi dengan menggunakan strategi ini biasanya cenderung diabaikan. Contoh-contoh dari interruption marketing ialah pemasaran melalui telepon, iklan televisi, iklan radio, iklan transisi pada konten video dan lain sebagainya.
Interruption marketing saat ini semakin tidak efektif. Karena calon konsumen memiliki banyak pilihan lain untuk dilihat. Sebagai contoh, saat sedang menonton televisi setiap beberapa menit pasti akan diselingi oleh iklan. Ketika iklan tersebut muncul, sebagian besar orang otomatis memindahkan channel televisinya ke channel lain yang mempunyai tayangan yang lebih menarik. Lalu setelah beberapa lama akan diganti lagi ke channel semula. Hal ini terjadi karena penonton televisi tidak menyukai iklan, namun terpaksa harus melihatnya. Dalam bukunya, Seth Godin juga mengatakan, karena setiap hari calon konsumen telah dibanjiri oleh iklan, maka selanjutnya akan terjadi blocking mental kepada iklan tersebut.
Lain halnya jika calon konsumen tersebut diberikan apa yang mereka inginkan. Untuk menarik perhatian, Anda harus menggunakan umpan. Umpan tersebut dapat berupa promo, gift, diskon khusus, atau survei opini. Survei opini dilakukan dengan berbicara dan bertanya kepada calon konsumen mengenai apa saja kebutuhan yang dibutuhkan oleh mereka. Cara ini dapat menjamin calon konsumen menaruh perhatian lebih banyak kepada pesan-pesan promosi Anda. Jika calon konsumen bersedia untuk berpatisipasi, maka saatnya untuk secara teratur dan terencana mengirimkan e-mail yang berisi informasi menarik seputar topik yang dipilih atau produk.
Upaya Mewujudkan Permission Marketing
Berikut ini ada upaya yang dapat dilakukan untuk membuat pesan promosi Anda masuk dalam permission marketing
1. Fitur Opt-in
Opt-in adalah fitur dimana konsumen diberikan penawaran menarik berupa diskon, promosi, kupon dan lain sebagainya dengan mengisi nama dan alamat e-mail dalam formulir atau brosur yang muncul pada sebuah website. Fitur ini memberikan keleluasaan calon konsumen untuk mengkonfirmasi ketersediannya memberikan informasi kontak. Konfirmasi ini dilakukan secara sadar sehingga Jika mereka meng-klik tombol konfirmasi berarti mereka memberikan izin kepada Anda untuk mengirimkan newsletter atau broadcast melalui e-mail.
2. Fitur Opt-Out
Opt-out adalah fitur lain untuk meminta konfirmasi calon konsumen untuk memberikan informasi kontak. Namun perbedaannya dalam fitur ini tidak perlu melakukan registrasi, cukup menekan tombol tertentu dalam sebuah website maka otomatis e-mail calon konsumen akan terekam.
3. Memberikan Akses untuk Unsubscribe
Dalam permission marketing tidak ada unsur paksaan. Sehingga pemasar harus menyediakan pilihan intuk berhenti berlangganan, misalnya dengan tombol untuk unsubscribe. Jika mereka dengan kerelaan mendapatkan berbagai informasi promosi dari Anda, maka Anda juga harus memperbolehkan mereka untuk keluar atau berhenti berlangganan (unsubscribe).
Tahap yang Dilalui dalam Permission Marketing
Tahap dalam permission marketing terbagi 5, diantaranya:
- Capture, tahap mengumpulkan target pemasaran. Di sini Anda belum melakukan pemilahan konsumen.
- Create, tahap membuat dan menciptakan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen.
- Target, tahap menentukan konsumen untuk diberikan informasi tersebut.
- Send, tahap mengirim informasi kepada target hingga informasi tersebut sampai kepada pihak yang tepat.
- Track, tahap mengikuti bagaimana penyampaian informasi tadi. Apakah telah sampai? Apakah berpengaruh kepada keputusan calon konsumen dalam hal pembelian? Bagaimana kepuasan konsumen? Dan lain sebagainya.
Itulah tadi penjelasan mengenai permission marketing. Melalui strategi ini diharapkan konsumen Anda merasa nyaman menerima email dari Anda dan merasa yakin untuk membeli produk Anda. Selain menggunakan fitur-fitur ini ada cara lain pula untuk mengirim penawaran kepada konsumen dengan lebih efektif dan efisien. Dengan menggunakan informasi kontak pada software akuntansi Jurnal. Anda dapat membuat dan mengirim penawaran kepada konsumen atau pemesanan kepada supplier hanya dalam beberapa menit, kapan saja dan dimana saja. Segera manfaatkan aplikasi sistem informasi akuntansi untuk membantu pekerjaan Anda. Daftarkan bisnis Anda sekarang juga dan dapatkan percobaan gratis selama 14 hari hanya dari Jurnal.