Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan: Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Kerangka konseptual pelaporan keuangan terbentuk sebagai acuan dasar dalam pembuatan standar keuangan pada lingkungan bisnis yang terus berubah. Hal itu agar dapat membuat dan menetapkan perkembangan standar akuntansi yang lebih akurat dan konsisten. Adanya kerangka konseptual juga membantu orang-orang untuk lebih memahami dasar dari pelaporan keuangan yang lebih dalam. Berikut penjelasan selengkapnya beserta penjelasan level-level, manfaat dan tujuannya. Apa Itu Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan? Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Kerangka konseptual pelaporan keuangan adalah panduan konseptual yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk stakeholder eksternal. Kerangka konseptual dibentuk dan diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB) yang kemudian dilanjutkan dengan adaptasi dari masing-masing negara, seperti Indonesia. Secara umum, tujuan kerangka konseptual pelaporan keuangan adalah memberikan solusi terhadap masalah yang muncul pada penyusunan laporan secara konsisten. Melalui konsep di dalamnya untuk memberikan gambaran mengenai batasan-batasan dalam akuntansi, karakteristik informasi, serta prinsip yang terdapat pada pelaporan keuangan. Walaupun begitu, kerangka konseptual bukanlah panduan standar seperti PSAK atau SAK ETAP, sehingga jika menemukan sebuah perbedaan maka aturan yang terdapat pada PSAK atau SAK ETAP yang lebih diprioritaskan. Level Pada Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan Dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan terdapat tiga pembabakan atau level yang membentuk struktur panduannya. Pembagian ini bertujuan untuk mempermudah penjelasan terkait prinsip dan konsep dasar dalam membuat laporan keuangan. Mengutip dari Kemenkeu RI, Berikut adalah penjelasan secara singkat mengenai masing-masing level: Level 1: Tujuan Dasar Pada level pertama menjelaskan mengenai informasi dasar mengenai penyusunan laporan keuangan. Seperti tujuan penyajian laporan keuangan dalam memberikan informasi yang valid untuk pengguna eksternal (General-purpose financial reporting). Kemudian, terdapat juga penjelasan mengenai aspek-aspek yang berkaitan dalam kerangka konseptual seperti elemen laporan keuangan, pengakuan, pengungkapan, dan karakteristik kualitatif. Level 2: Konsep Fundamental Selanjutnya, pada level kedua kerangka konseptual, membahas mengenai karakteristik kualitatif dan fundamental informasi akuntansi. Karakteristik dapat membedakan informasi yang lebih baik dibandingkan informasi lainnya yang kurang sebagai tujuan pengambilan keputusan. Karakteristik informasi akuntansi yang baik dan kuat telah diatur jika memiliki fundamental berikut: Relevance, agar informasi yang disajikan dapat membantu sebagai dasar pengambilan keputusan yang strategis. Predictive Value, informasi keuangan membantu untuk memberikan gambaran yang lebih prediktif untuk kondisi yang akan terjadi di masa depan. Reliability, informasi yang diungkapkan harus bersifat objektif dan dapat dipercaya. Materiality, biasanya akan ditentukan dan dipertimbangkan secara langsung oleh profesional disebabkan belum adanya aturan yang mendasari konsep ini. Neutrality, di mana perusahaan tidak mengungkapkan informasi yang bertujuan untuk kepentingan sepihak namun berasaskan kebutuhan bersama. Free from error, mengungkapkan informasi yang terbebas dari kesalahan sehingga dapat tersaji secara akurat dan wajar. Bagian kedua ini juga menjelaskan mengenai elemen yang terdapat di dalam laporan keuangan seperti: Liabilitas, kewajiban yang perlu dibayarkan di masa lalu oleh entitas. Ekuitas, nilai yang bersifat penyusutan dalam aset sebuah entitas setelah adanya pengurangan dari kewajiban. Pendapatan, arus kas masuk baik melalui hasil usaha atau investor. Beban, pengeluaran biaya atau penurunan nilai ekonomi yang terjadi dalam komponen keuangan. Aset, sumber daya yang dikelola oleh entitas dan memiliki nilai ekonomi yang terus bertambah. Level 3: Pengakuan, Pengukuran, dan Batasan Selain itu, pada kerangka konseptual level tiga menjabarkan cara mengidentifikasi konsep sebagai asumsi, prinsip, dan kendala biaya dalam pelaporan keuangan. Ketiga cara mengidentifikasi tersebut melalui seperangkat prinsip yang terdiri dari pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan. Asumsi Dasar Asumsi dasar terbagi menjadi dua yaitu asumsi dasar dalam kerangka konseptual (going concern) dan asumsi dasar pelaporan keuangan (economic entity, going concern, monetary unit, periodicity, accrual). Going Concern, kelangsungan usaha untuk memenuhi komitmen dan tujuan utamanya. Economic Entity, entitas bergerak sebagai mandiri sehingga ada batasan antara entitas dengan pemilih usaha. Monetary Unit, Seluruh informasi yang diungkapkan dinyatakan dalam bentuk uang Periodicity, konsisten dalam menjalankan aktivitasnya setiap periode hingga menghasilkan hasil aktual dari aktivitas yang berjalan. Accrual, pencatatan transaksi dilakukan dalam periode ketika peristiwa tersebut terjadi. Prinsip Pengakuan dan Pengukuran Proses pembentukan laporan keuangan harus memenuhi kriteria berikut agar dapat diakui secara penuh: Probability of Future Economic Benefit, ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan pada laporan keuangan akan mengalir dari atau ke entitas. Reliability of Measurement, memiliki perhitungan biaya atau nilai yang dapat terukur dengan andal. Sedangkan proses pengukuran terjadi setelah seluruh unsur telah diakui dan dicatat dalam laporan keuangan, adapun dasar pengukuran berbasis berikut: Historical Cost, biaya historis yang merepresentasi nilai pada saat aset atau utang telah diterima. Current Cost, biaya yang melihat nilai saat ini dalam memperoleh aset atau utang. Settlement Value, nilai yang sudah terealisasi atau terselesaikan setelah melepas aset atau utang. Present Value, nilai saat ini setelah diskonto beserta ekspektasi hasil aset atau ekspektasi penyelesaian utang di masa depan Fungsi dan Manfaat Penerapan Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan Penerapan kerangka konseptual pelaporan keuangan memiliki banyak fungsi dan manfaat yang penting bagi entitas, pengguna laporan keuangan, dan pasar secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa fungsi dari penerapannya: Sebagai Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kerangka konseptual memberikan pedoman yang jelas dan konsisten dalam menyusun laporan keuangan. Selain itu, juga memberikan gambaran penyajian informasi yang baik untuk stakeholder eksternal. Ini membantu entitas dalam memutuskan bagaimana mengidentifikasi, mengukur, dan mengungkapkan transaksi dan peristiwa dalam laporan keuangan. Pemahaman Konsep Dasar Kerangka konseptual membantu para akuntan, manajer, dan pengambil keputusan dalam memahami konsep dasar dan prinsip-prinsip akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa laporan keuangan disusun dengan cara yang konsisten dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar. Pemecahan Masalah Akuntansi Kerangka konseptual memberikan panduan dalam menghadapi situasi-situasi yang kompleks atau kontroversial dalam akuntansi. Ketika entitas menghadapi permasalahan akuntansi yang rumit, prinsip-prinsip dalam kerangka konseptual dapat membantu dalam memecahkan masalah tersebut. Salah satu solusi lain untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam praktik akuntansi adalah dengan mengimplementasikan aplikasi akuntansi Mekari Jurnal. Dengan Mekari Jurnal, Anda dapat meninggalkan proses pencatatan manual sehingga terhindar dari risiko kesalahan memasukkan data. Perhitungan dapat dilakukan secara otomatis sehingga penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan lebih cepat dan akurat. Tentunya, proses pengelolaan yang diterapkan juga sudah sesuai dengan standar akuntansi yang tentunya aman untuk digunakan. Pembandingan Laporan Keuangan Kerangka konseptual memastikan keterbandingan laporan keuangan dari periode ke periode dan antara entitas yang berbeda. Hal ini memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk melihat tren, kinerja, dan posisi keuangan dengan lebih baik. Selain itu, berikut adalah manfaat dari penerapan kerangka konseptual pelaporan keuangan Kualitas Laporan Keuangan yang Lebih Tinggi Dengan mengikuti pedoman yang diberikan, laporan keuangan cenderung memiliki kualitas yang lebih tinggi, termasuk informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik Pengguna laporan keuangan, seperti investor, kreditur, dan analis, dapat mengandalkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi. Transparansi dan Akuntabilitas yang Lebih Besar Penerapan kerangka konseptual membantu dalam menciptakan transparansi dalam pelaporan keuangan, sehingga entitas dapat lebih akuntabel terhadap pemangku kepentingan eksternal. Pemahaman yang Ditingkatkan Para akuntan dan manajer dapat lebih memahami dasar-dasar akuntansi dan prinsip-prinsip yang mengatur penyusunan laporan keuangan, yang dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat dan terstruktur. Kepercayaan Investor dan Kreditur Penerapan yang konsisten dari kerangka konseptual dapat membangun kepercayaan investor dan kreditur terhadap entitas, karena laporan keuangan mereka dihasilkan dengan pedoman yang jelas dan dapat dipahami. Tujuan Utama Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan Tujuan utama dari adanya kerangka konseptual pelaporan keuangan adalah untuk memberikan panduan yang sistematis dan relevan dalam pembuatan laporan keuangan. Melalui tiga level yang terdapat di dalamnya, kerangka konseptual berkontribusi dalam memberikan informasi yang lebih sesuai dan akurat. Hal ini guna memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna eksternal dalam pengambilan keputusan strategis. Kerangka konseptual juga memiliki beberapa tujuan lain, berikut di antaranya: Memberikan Landasan bagi Standar Akuntansi Kerangka konseptual memberikan landasan konseptual yang diperlukan untuk pengembangan dan penerapan standar akuntansi yang konsisten dan koheren selanjutnya. Menguraikan Karakteristik Laporan Keuangan Kerangka konseptual mengidentifikasi elemen-elemen utama dalam laporan keuangan, seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, dan laba/rugi. Selain itu, juga menjelaskan mengenai prinsip-prinsip pengukuran, pengakuan, dan pencatatan dalam laporan keuangan. Ini membantu dalam mengorganisasi informasi keuangan yang disajikan. Konsistensi Konsistensi penting dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan tiap periode guna memfasilitasi perbandingan dan analisa yang kuat dan akurat. Membantu Pemecahan Masalah Akuntansi Kerangka konseptual dapat digunakan sebagai panduan dalam menghadapi situasi-situasi kompleks atau kontroversial dalam akuntansi, membantu entitas dalam memutuskan bagaimana mengatasi masalah-masalah tersebut. Transparansi dan Akuntabilitas Dengan menerapkan kerangka konseptual, laporan keuangan menjadi lebih transparan, dan entitas dapat lebih akuntabel terhadap pemangku kepentingan eksternal. Kesimpulan Itulah ulasan mengenai kerangka konseptual pelaporan keuangan beserta pembahasan mengenai tiap level yang terdapat di dalamnya. Walaupun kekuatan aturannya tidak sekuat PSAK, tentunya tidak ada salahnya untuk memahami kerangka konseptual ini untuk menjembatani informasi pemahaman standar keuangan lainnya. Melalui kerangka konseptual ini, standar keuangan dapat semakin akurat dan konsisten walaupun pada lingkungan bisnis yang terus berubah. Dengan adanya kerangka konseptual, Anda dan perusahaan dapat lebih memahami dasar-dasar dari pelaporan keuangan secara lebih mendalam dan menyusun laporan keuangan yang lebih berkualitas. Semoga artikel ini bermanfaat!