Memahami Fulfillment dalam Bisnis: Pengertian, Manfaat, dan Implementasi Ranah bisnis jual beli saat ini yang semakin modern dan digital memberikan banyak inovasi yang membantu meningkatkan operasional, salah satunya adalah proses fulfillment. Dalam aktivitas sehari-hari, fulfillment menjalankan peran yang vital dalam memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan mulai dari pesanan hingga pengiriman. Bagi pemilik bisnis online, memenuhi permintaan yang membludak akan cukup kesulitan jika sumber daya manusia yang dimiliki juga terbatas. Oleh karena itu, sudah banyak vendor sebagai pihak ketiga yang mulai menawarkan jasa ini untuk membantu mengembangkan pertumbuhan bisnis. Apa Itu Pengertian Fulfillment? Kasarnya, fulfillment tidak hanya sekedar tentang mengirim barang fisik saja, namun juga berkaitan dengan inventaris, mengelola jadwal, dan mengatur logistik. Proses yang berjalan secara komprehensif ini mampu meningkatkan retensi pelanggan, memperkuat relasi bisnis, membangun kredibilitas merek dagang yang kuat jika dapat berjalan secara efektif. Mengutip dari J&J eCommerce Fulfilment, fulfillment merupakan komponen penting yang mencakup langkah mulai dari menerima pesanan hingga mengirimkannya ke pelanggan. Saat ini, proses fulfillment juga lebih melekat pada bisnis online ketimbang offline di mana permintaan akan suatu barang tidak akan pernah ada habisnya. Oleh sebab itu, fulfillment juga terkadang bisa dikenal dengan back-office operation, karena rangkaian kegiatannya lebih sering terjadi di belakang bisnis tersebut. Sejarah Singkat Perkembangan Fulfillment Modern Perkembangan proses fulfillment modern tidak lepas dari pengaruh perkembangan transaksi jual beli dalam bidang retail. Singkatnya, ini dimulai ketika terjadi transaksi retail secara online untuk pertama kalinya pada tahun 1994, ketika jaringan digital mulai kuat (World Wide Web) dan transaksi aman menggunakan kartu kredit melalui Secure Sockets Layer (SSL). Perkembangan semakin masif ketika perusahaan besar saat ini, Amazon dan Google, masuk ke tren online shopping dan ikut memberikan kontribusi pada tahun 1990an. Lebih lanjut, perkembangan bisnis berlanjut ke dua jalur utama, di mana perusahaan besar seperti Amazon dan Walmart mulai mengembangkan jaringan distribusinya sendiri dan menjadi pioner proses fulfillment center dengan manajemen internal sepenuhnya. Kemudian juga ada perusahaan yang di mana berfokus dengan menjalin kerja sama dengan pihak ketiga atau 3PL (Third Party Logistic) untuk memenuhi kebutuhan layanan eCommerce yang semakin kompleks. Simak lebih lanjut: Ketahui Model dan Jenis Penjualan via e-Commerce Hubungan Fulfillment dengan Usaha dan Bisnis yang Terkendali Peran fulfillment dengan bisnis dengan penjualan dan pemasukan yang terkendali memiliki kaitan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Pasalnya, sebuah usaha dan bisnis dapat memiliki performa yang stabil berkat proses pengelolaan perputaran barangnya yang berjalan dengan efektif. Oleh karena itu, proses fulfillment memberikan suatu bisnis sebuah kemampuan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan dengan cara yang memuaskan. Artinya, seiring perkembangan pertumbuhan bisnis yang semakin meningkat, pengelolaan perputaran barang juga harus mengikuti perkembangan tersebut. Hubungan ini menunjukkan bahwa proses fulfillment ini memberikan beberapa manfaat, antara lain: 1. Kualitas Layanan yang Tinggi Ketika perusahaan berhasil memenuhi pesanan atau permintaan pelanggan dengan cepat dan akurat, ini menciptakan pengalaman positif bagi pelanggan. Layanan yang tepat waktu dan sesuai dengan harapan pelanggan membantu membangun citra perusahaan sebagai penyedia yang andal dan berkualitas. 2. Kepuasan Pelanggan Fulfillment yang baik membawa kepuasan pelanggan. Ketika pelanggan merasa bahwa perusahaan dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan baik, mereka cenderung kembali untuk melakukan pembelian berulang dan merekomendasikan perusahaan kepada orang lain. Kepuasan pelanggan merupakan kunci untuk mempertahankan dan memperluas pangsa pasar. 3. Loyalitas Pelanggan Ketika pelanggan puas dengan proses pelayanan dan pengiriman produk atau layanan, mereka lebih cenderung menjadi pelanggan setia. Pelanggan yang setia cenderung membelanjakan lebih banyak dengan perusahaan, membantu meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan bisnis secara keseluruhan. Simak bagaimana cara membuat pelanggan lebih loyal dalam artikel: Tips Membuat Pelanggan Menjadi Lebih Loyal Terhadap Bisnis 4. Efisiensi Operasional Proses fulfillment yang efisien membantu perusahaan menghindari pemborosan waktu, tenaga, dan sumber daya. Dengan mengoptimalkan operasi fulfillment, perusahaan dapat mengurangi biaya produksi dan pengiriman, meningkatkan profitabilitas, dan menawarkan harga yang lebih kompetitif kepada pelanggan. 5. Pertumbuhan Bisnis yang Berkelanjutan Dengan memberikan layanan yang unggul dan memenuhi kebutuhan pelanggan secara konsisten, perusahaan dapat membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Kepuasan pelanggan yang tinggi dan loyalitas pelanggan membantu menciptakan pangsa pasar yang stabil dan meningkatkan potensi untuk ekspansi bisnis di masa depan. Istilah-istilah dalam Fulfillment Untuk dalam menjalankan proses fulfillment yang efektif dan optimal, Anda perlu mengetahui beberapa istilah atau terms yang biasa disebut dalam operasionalnya. Beberapa di antaranya yang paling sering didengar adalah: Jasa Fulfillment: Layanan dari pihak ketiga untuk mengelola jalannya proses penerimaan, penyimpanan, pengemasan, dan pengiriman pesanan kepada pelanggan. Batch Fulfillment: Pemenuhan sejumlah besar pesanan secara sekaligus. Last-Mile Delivery: Tahap terakhir perjalanan pesanan dan mencakup perjalanan dengan jarak yang cukup jauh. Order Fulfillment: Proses yang komprehensif mencakup pengelolaan inventaris, pengambilan pesanan dari gudang, pengemasan, pelabelan, dan pengiriman barang. 3PL Fulfillment: Third-Party Logistics Fulfillment atau perusahaan yang menggunakan pihak ketiga untuk mengelola rantai pasokan mereka, termasuk penyimpanan, pengiriman, dan manajemen inventaris. Distribution Center (DC): Mengacu pada gudang fulfillment atau utama yang berfungsi untuk mendistribusikan barang ke toko atau pelanggan. SKU: Kode unik yang terdapat pada suatu produk yang tersimpan di dalam gudang untuk melacak keberadaannya dengan mudah. Returns Handling: Penerimaan, pemrosesan, dan kemungkinan penyetokan ulang pesanan/produk yang dikembalikan oleh pelanggan. Cara Kerja Fulfillment Alur kerja fulfillment biasanya terdiri dari empat langkah utama, yaitu picking, inventory management, packing, dan shipping. Bagi seorang pemilik bisnis, harus jeli dan memahami langkah prosedurnya secara komprehensif sebelum mulai memanfaatkan layanan ini. 1. Pengambilan Barang (Picking) Pertama, proses pertama yang akan dilakukan adalah melakukan picking atau pick-up atas barang-barang yang siap dijual kepada pelanggan. Nantinya, barang yang diangkut dari tempat manufaktur atau toko akan disimpan di dalam gudang utama untuk diproses mengikuti jadwal. Agar prosesnya berjalan dengan efektif, ada baiknya Anda juga melakukan restock secara berkala setelah proses pengambilan barang. 2. Pengelolaan Barang (Inventory Management) Pada tahap ini, barang yang sudah di ambil akan tersimpan di dalam gudang yang sudah diatur sedemikian rupa agar barang dapat terawat dengan baik. Selain itu, barang yang masuk akan menerapkan kode SKU agar proses identifikasi dan penempatan barang berjalan dengan mudah. Stock opname juga diberlakukan secara rutin agar pencatatan barang terkelola secara akurat. 3. Pengemasan Barang (Packing) Ketika pesanan dari pelanggan sudah masuk, pengelola gudang fulfillment akan menjadwalkan pengemasan sesuai kebijakan yang berlaku. Ini bertujuan untuk menghindari adanya kerusakan atau kehilangan dalam proses shipping, sehingga mengurangi tingkat retur barang oleh pelanggan yang tidak puas dengan pelayanan atau produk yang diterima. 4. Pengiriman Barang (Shipping) Tahap yang terakhir adalah proses pengiriman barang dari gudang fulfillment menuju lokasi pelanggan berada. Tahapan ini merupakan proses yang paling krusial karena merupakan tahapan perpindahan kepemilikan barang dari perusahaan ke pelanggan. Selain itu, tingkat pelayanan bisnis terlihat dari proses shipping ini, sehingga perlu menerapkan perencanaan yang baik mulai dari estimasi waktu, moda pengiriman, dan kedalaman pengalaman distribusi. Perbedaan Fulfillment dengan Warehouse Bagi orang awam, mungkin sering salah dalam memahami konsep fulfillment yang sama dengan gudang penyimpanan (warehouse). Ini dikarenakan orang-orang melihat bahwa fulfillment sebagai ruangan untuk menyimpan barang yang dimiliki bisnis. Namun, sebenarnya baik fulfillment dan warehouse merupakan sebuah konsep yang berbeda, baik dari segi fungsi dan cara kerjanya. Warehouse merupakan sebuah tempat fisik yang dialihfungsikan sebagai ruangan penyimpanan barang sebelum diproses dan dikirim ke pelanggan. Berdasarkan definisi tersebut, maka bisa kita ketahui bahwa fungsi utama warehouse adalah sebagai ruang penyimpanan yang aman dan terkendali untuk Sementara fulfillment memiliki cakupan yang lebih dari sekedar ruang penyimpanan barang. Melibatkan aspek-aspek dalam supply chain management mulai dari proses pengelolaan inventaris yang efektif, pengemasan yang efektif, dan pengiriman yang tepat waktu. Pada dasarnya, fulfillment menjalankan peran untuk memastikan operasional bisnis yang efektif dan pengalaman pelanggan yang memuaskan. Apa saja jenis warehouse yang sering digunakan? Dalami lebih lanjut dalam: 14 Jenis Gudang yang Umum digunakan Usaha Contoh Model Operasi Fulfillment dalam E-Commerce Tidak semua model bisnis dapat menjalankan proses fulfillment dengan cara yang sama, beberapa model bisnis memerlukan cara khusus agar pengelolaannya dapat berjalan lebih efektif. Berdasarkan latar belakang ini, maka saat ini dikenal beberapa model operasi yang sering pemilik bisnis ecommerce gunakan dalam aktivitas sehari-hari, yaitu: 1. In-house Fulfillment In-house fulfillment biasanya didasari atas ketersediaan sumber daya yang bisnis gunakan sehingga dapat mengelola prosesnya secara mandiri. Baik pemilik bisnis maupun karyawannya akan melakukan proses penyimpanan, pengemasan, hingga proses pengiriman barang. Model ini dipilih oleh perusahaan karena dirasa mampu dan ingin memiliki kendali atas keseluruhan operasi. Syarat untuk mengakomodasi model ini juga dirasa lebih murah jika dibandingkan model fulfillment lainnya, dan ramah bagi bisnis dengan volume pesanan yang masih rendah Model ini menghilangkan biaya fulfillment outsourcing, yang dapat mencakup pembayaran biaya penyimpanan, biaya musim puncak, dan biaya terkait lainnya. 2. Dropshipping Dropshipping ternyata termasuk model fulfillment namun dengan langkah proses yang sedikit berbeda dari biasanya. Pada model ini, penjual tidak menyimpan secara langsung produk yang diperjualbelikan, sehingga tidak ada persediaan yang harus dikelola. Namun, produk akan tetap berada di pihak produsen hingga mendapat pesanan akan produk tersebut baru kemudian dilakukan pengiriman. Kelebihan dari model ini adalah memiliki tingkat proses pengiriman yang terbilang cepat dan menekan beban biaya overhead. Namun, di sisi lain, Anda perlu membangun hubungan yang baik dengan pihak produsen dan seringkali jika terjadi masalah dalam produk, Anda yang akan disalahkan dan bukan pihak produsen. 3. Hybrid Fulfillment Model ini melakukan pemenuhan pesanan dengan menggabungkan beberapa model opsi lainnya demi pengelolaan yang efektif. Misalkan, perusahaan akan memproses beberapa barangnya secara mandiri karena perlu adanya perakitan terlebih dahulu dan untuk menghindari dari kelalaian dari pihak jasa ketiga. Kemudian bagi barang yang sudah jadi, jarang dibeli, atau mahal, perusahaan dapat menerapkan model dropshipping agar memiliki proses yang lebih fleksibel. 4. Outsourced Order Fulfillment Model ini merupakan proses pemenuhan barang yang dibantu oleh jasa penyedia fulfillment sebagai pihak ketiga. Outsourced order juga sering dikenal dengan third party logistic atau 3PL. Sederhananya, perusahaan yang tidak memiliki sumber daya untuk memenuhi proses fulfillment dapat berinvestasi untuk layanan ini. Pentingnya 3PL (Third Party Logistic) untuk Memaksimalkan Bisnis Online Anda Perkembangan bisnis online di era transformasi digital memang terjadi dengan cukup cepat, hal ini juga disebabkan beberapa faktor ekternal yang salah satunya adalah pandemi Covid-19. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan dari total penjualan ritel dari sisi ecommerce, di mana pada tahun 2019 sebelum pandemi melanda, transaksi pada ecommerce menyumbang sebesar 16,4% dari total penjualan ritel global. Kemudian setelah pandemi melanda, terjadi peningkatan masal transaksi online ecommerce dari seluruh regional dunia dan tercatat pada tahun 2023, transaksi ecommerce mencapai 22% dari total penjualan ritel global, hasil ini tentunya dapat terus meningkat melihat dari tren yang ada. Perkembangan yang semakin masif ini tentunya membutuhkan fokus yang lebih besar agar dapat memaksimalkan bisnis online Anda. Di sisi lain, ini akan mengurangi fokus Anda terhadap aktivitas lainnya, salah satunya fulfillment. Oleh karena itu, 3PL (Third Party Logistic) dapat menjadi solusi alternatif yang bisa bisnis Anda investasikan untuk menyerahkan pengelolaan pemenuhan barang sepenuhnya. Melalui penerapan 3PL dengan vendor yang terkemuka bahkan dapat membantu Anda untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dengan membantu memberikan masukan jika ada saluran penjualan baru. Namun, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, ini disebabkan karena jika berinvestasi pada 3PL, maka Anda harus siap melepaskan banyak kendali atas pengelolaan barang secara keseluruhan. Jika vendor pilihan 3PL tidak memiliki performa yang baik, bisa saja akan berpengaruh terhadap beban biaya yang semakin besar, kepuasan pelayanan menurun, dan tingkat retur meningkat. Dampakya, mungkin akan merusak reputasi dan merek bisnis Anda di pasaran, di mana dalam jangka dapat mengganggu volume penjualan, arus kas, dan loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, solusi terbaik adalah eksplorasi rekomendasi vendor 3PL dengan reputasi baik sehingga pengelolaan akan lebih aman dan efektif. Kesimpulan Itulah penjelasan mengenai konsep fulfillment dalam bisnis, bagaimana penerapannya, serta tujuan dan manfaatnya. Pada dasarnya, fulfillment berkontribusi terhadap pemenuhan barang atas suatu bisnis secara komprehensif mulai dari pick-up, penyimpanan, pengemasan, dan pengiriman. Pengelolaan yang efektif tentunya memberikan banyak manfaat, beberapa di antaranya seperti meningkatkan kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, dan kualitas supply chain management yang lebih baik. Untuk memudahkan proses pemantauan, Anda dapat menunjang pekerjaan dengan menggunakan aplikasi manajemen rantai pasokan dari Mekari Jurnal. Melalui Mekari Jurnal, Anda dapat memantau dan mengelola arus pergerakan barang secara real-time dan akurat. Data yang tersimpan juga dapat ter-update secara otomatis. Mekari Jurnal juga terintegrasi dengan berbagai fitur yang dapat membantu proses pengelolaan ketersediaan barang. Seperti laporan stok barang, pengelolaan invoice, hingga pembuatan laporan keuangan. Bagaimana, apakah Anda tertarik? Jika masih membutuhkan informasi lainnya, silahkan konsultasikan secara gratis dengan tim kami. Konsultasi Gratis ke Tim Mekari Jurnal Sekarang! Dapatkan free trial selama 7 hari dan eksplorasi berbagai fitur unggulan kami sekarang juga! Referensi: J&J eCommerce Fulfilment. “What is order fulfillment: understanding the basics of eCommerce logistics”. Smart Warehousing, “The Evolution of E-Commerce Warehousing and Fulfillment”. Oberlo, “Fulfillment” Pregis, “How the Future of E-Commerce Will Impact Fulfillment”.