Daftar Isi
12 min read

Langkah Evaluasi Bisnis: Tahapan, Cara, dan Permasalahan yang Harus Dihindari

Tayang 30 Aug 2023
Diperbarui 11 Jun 2025

Langkah evaluasi bisnis adalah proses penilaian sistematis untuk mengidentifikasi permasalahan atau kendala yang terjadi di perusahaan.

Seperti yang diungkapkan Leanne Hoagland Smith dalam bukunya, ‘Be the Red Jacket in a Sea of Gray Suit’, evaluasi bisnis penting agar Anda yakin bahwa bisnis berkembang dan tidak stagnan apalagi mengalami penurunan.

Langkah untuk memulai evaluasi bisnis biasanya harus menjawab pertanyaan seperti, bagaimana kinerja bisnis perusahaan saat ini, apakah sudah memuaskan? Oleh karena itu, melakukan evaluasi bisnis adalah langkah yang sangat dianjurkan dan dapat memberikan hasil yang signifikan terhadap produktivitas perusahaan.

Namun, bagaimana langkah melakukan evaluasi bisnis yang efektif dan akurat? Simak penjelasannya sekarang di blog Mekari Jurnal!

Apa itu Evaluasi Bisnis?

Evaluasi bisnis adalah proses menganalisis kesehatan serta potensi pertumbuhan suatu perusahaan atau organisasi. Evaluasi bisnis mencakup penilaian komprehensif dari berbagai aspek, mulai dari performa finansial yang mendalam hingga kekuatan hubungan pelanggan.

Selain itu, evaluasi bisnis bertujuan untuk memantau progres operasional secara akurat dan menakar sejauh mana target strategis bisnis telah terpenuhi.

Bagaimana Langkah Evaluasi Bisnis yang Efektif?

Untuk melakukan evaluasi bisnis yang efektif, ada beberapa proses yang harus Anda lakukan. Proses evaluasi bisnis ini dirancang untuk memberikan gambaran secara jelas tentang kesehatan dan potensi pertumbuhan bisnis Anda. Berikut adalah langkah-langkah evaluasi bisnis yang efektif:

1. Tentukan Tujuan Evaluasi dengan Jelas

Sebelum memulai evaluasi bisnis, sangat penting untuk mengetahui alasan mengapa Anda melakukan evaluasi. Misalnya, apakah tujuannya untuk:

  • Menjual bisnis?
  • Mencari investor?
  • Mengajukan pinjaman?
  • Merencanakan strategi pertumbuhan baru?
  • Mengidentifikasi area untuk peningkatan efisiensi?
  • Menyelesaikan sengketa internal?

Tujuan yang jelas akan memandu seluruh proses, termasuk data apa yang perlu dikumpulkan dan metode valuasi apa yang paling sesuai.

2. Kumpulkan Data yang Komprehensif

Langkah kedua dalam langkah evaluasi bisnis yaitu tahap pengumpulan data. Proses pengumpulan data merupakan fondasi dari setiap evaluasi untuk menentukan arah penilaian. Langkah evaluasi bisnis ini perlu mengumpulkan beberapa informasi, seperti:

  • Laporan Keuangan: Laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas setidaknya untuk 3-5 tahun terakhir. Proyeksi keuangan masa depan juga sangat penting.
  • Data Operasional: Informasi tentang proses produksi, penjualan, manajemen inventaris, efisiensi operasional, dan kapasitas.
  • Informasi Pasar: Ukuran pasar, tren industri, posisi kompetitif, analisis pesaing, dan data demografi pelanggan.
  • Data Manajemen & SDM: Struktur organisasi, profil tim manajemen kunci, kebijakan SDM, dan tingkat retensi karyawan.
  • Dokumen Legal: Akta pendirian, izin usaha, kontrak-kontrak penting (dengan pemasok, pelanggan, karyawan), dan daftar aset/liabilitas.
  • Aset Tidak Berwujud: Informasi tentang merek dagang, paten, hak cipta, reputasi merek, dan basis pelanggan.

3. Langkah Evaluasi Bisnis: Lakukan Analisis Mendalam

Setelah data terkumpul, saatnya untuk menganalisisnya dari berbagai sudut pandang:

  • Analisis Finansial:
    • Tren Kinerja: Apakah pendapatan tumbuh? Apakah biaya terkendali? Bagaimana profitabilitas berubah dari waktu ke waktu?
    • Analisis Rasio: Hitung rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan efisiensi untuk membandingkan kinerja Anda dengan standar industri.
    • Proyeksi Arus Kas: Prediksi arus kas masuk dan keluar di masa depan karena ini adalah indikator penting nilai bisnis.
  • Analisis Operasional: Identifikasi kekuatan dan kelemahan dalam proses internal, efisiensi alur kerja, dan pemanfaatan sumber daya.
  • Analisis Pasar & Kompetitor: Pahami posisi Anda di pasar, identifikasi ancaman dan peluang dari pesaing, serta potensi pertumbuhan pasar.
  • Analisis Manajemen & Struktur: Evaluasi kompetensi tim, ketergantungan pada individu kunci, dan efektivitas struktur organisasi.

4. Pilih Metode Valuasi yang Tepat

Pemilihan metode valuasi sangat bergantung pada jenis bisnis dan tujuan evaluasi Anda. Beberapa metode umum meliputi:

  • Pendekatan Pendapatan (Income Approach): Seperti Discounted Cash Flow (DCF), yang memproyeksikan arus kas masa depan dan mendiskontokannya ke nilai sekarang. Ini cocok untuk bisnis yang memiliki arus kas yang stabil dan dapat diprediksi.
  • Pendekatan Pasar (Market Approach): Membandingkan bisnis Anda dengan perusahaan sejenis yang baru saja dijual atau diperdagangkan secara publik, menggunakan metrik seperti rasio harga/pendapatan (P/E ratio) atau nilai perusahaan/EBITDA (EV/EBITDA).
  • Pendekatan Aset (Asset Approach): Menilai bisnis berdasarkan nilai asetnya dikurangi liabilitas. Ini sering digunakan untuk bisnis yang sangat padat aset atau dalam kasus likuidasi.
  • Pendekatan Gabungan: Seringkali, kombinasi dari beberapa metode digunakan untuk mendapatkan nilai yang lebih objektif dan komprehensif.

5. Lakukan Penyesuaian dan Pertimbangkan Faktor Kualitatif

Nilai yang dihasilkan dari metode valuasi seringkali perlu disesuaikan. Pertimbangkan faktor-faktor kualitatif yang mungkin tidak tercermin sepenuhnya dalam angka:

  • Reputasi Merek: Nilai non-material dari nama baik dan kepercayaan pelanggan.
  • Kualitas Manajemen: Tim yang kuat dan berpengalaman bisa menambah nilai signifikan.
  • Hubungan Pelanggan & Pemasok: Loyalitas pelanggan dan stabilitas rantai pasokan.
  • Potensi Pertumbuhan: Kemampuan bisnis untuk berinovasi dan beradaptasi.
  • Risiko Hukum atau Lingkungan: Potensi masalah yang bisa mempengaruhi nilai di masa depan.

6. Susun Laporan Evaluasi yang Jelas dan Terperinci

Laporan evaluasi harus menyajikan temuan Anda secara transparan dan logis. Laporan ini biasanya mencakup:

  • Ringkasan Eksekutif.
  • Tujuan dan Lingkup Evaluasi.
  • Metodologi yang Digunakan dan Asumsi Kunci.
  • Analisis Industri dan Pasar.
  • Analisis Keuangan dan Proyeksi.
  • Analisis Kualitatif.
  • Kesimpulan Nilai Bisnis.
  • Lampiran data pendukung.

7. Tinjau dan Perbarui Secara Berkala sebagai Langkah Evaluasi Bisnis

Evaluasi bisnis bukanlah kegiatan satu kali. Pasar, kondisi ekonomi, dan kinerja bisnis Anda terus berubah. Melakukan evaluasi secara berkala (misalnya, setiap 1-3 tahun) akan membantu Anda tetap relevan dan membuat keputusan strategis yang tepat waktu.

Mengikuti langkah-langkah ini akan membantu Anda melakukan evaluasi bisnis yang efektif dan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang nilai serta arah masa depan perusahaan Anda.

Permasalahan yang sering muncul dalam Evaluasi Bisnis

Evaluasi bisnis merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh perusahaan, tetapi seringkali proses ini menghadapi permasalahan yang dapat menghambat efektivitas dan akurasi hasil evaluasi. Oleh karena itu, memahami dan mengatasi permasalahan tersebut sangat penting untuk meminimalkan potensi kesalahan.

1. Kurangnya Tujuan dan Metrik yang Tidak Jelas

Salah satu masalah paling mendasar dalam langkah evaluasi bisnis adalah ketidakjelasan tujuan evaluasi. Tanpa tujuan yang spesifik, evaluasi menjadi tidak terarah dan hasilnya sulit diinterpretasikan. Hal ini seringkali diperparah dengan:

  • Definisi KPI (Key Performance Indicator) yang Buruk: KPI yang terlalu umum, tidak relevan, atau sulit diukur akan membuat evaluasi tidak bermakna.
  • Target yang Tidak Realistis atau Tidak Ada: Tanpa target yang jelas, sulit untuk menilai apakah kinerja bisnis sudah “baik” atau “buruk”.

2. Kualitas Data yang Buruk

Selain permasalahan di atas, langkah evaluasi bisnis dapat diperparah dengan data yang tidak reliable dan rancu. Namun, evaluasi bisnis harus mengandalkan data yang akurat agar tujuan evaluasi tercapai dengan baik. Untuk menghindari permasalahan ini, coba kenali permasalahan yang sering muncul terkait data dalam langkah evaluasi bisnis:

  • Data Tidak Akurat: Kesalahan dalam pencatatan, entri manual, atau sistem yang tidak terintegrasi dapat menghasilkan data yang salah.
  • Data Tidak Lengkap: Informasi yang hilang atau tidak tercatat dapat menyebabkan analisis yang bias dan kesimpulan yang keliru.
  • Data Tidak Konsisten: Penggunaan definisi yang berbeda untuk metrik yang sama di berbagai departemen atau periode waktu.
  • Keterlambatan Data: Data yang terlalu lama atau tidak real-time dapat membuat keputusan yang diambil menjadi usang.
  • Kesulitan Mengumpulkan Data: Terkadang, data yang diperlukan tersebar di berbagai sistem atau sulit diakses.

3. Bias dan Subjektivitas

Permasalahan selanjutnya yang mungkin muncul dalam langkah evaluasi bisnis adalah evaluasi yang terlalu subjektif dan tidak logis. Hasil dari evaluasi harusnya objektif dan dapat menyelesaikan kendala perusahaan, namun bias manusia sering terjadi dan sulit dihindari, misalnya adalah:

  • Bias Konfirmasi: Cenderung mencari dan menginterpretasikan data yang mendukung hipotesis atau keyakinan awal.
  • Bias Kognitif Lainnya: Misalnya, bias ketersediaan (mengandalkan informasi yang paling mudah diingat) atau sunk cost fallacy (terus berinvestasi pada proyek yang gagal karena sudah banyak menghabiskan sumber daya).
  • Tekanan Politik Internal: Hasil evaluasi dapat dimanipulasi untuk melindungi kepentingan departemen tertentu atau individu.

4. Kurangnya Sumber Daya dan Keahlian

Melakukan evaluasi bisnis seringkali terhambat oleh keterbatasan sumber daya. Proses ini membutuhkan investasi yang signifikan, tetapi sayangnya, sering dianggap sebagai beban tambahan sehingga tidak dialokasikan anggaran yang memadai. Selain itu, tim seringkali menghadapi kurangnya keahlian analisis, baik dalam statistik, analisis data, maupun penggunaan alat evaluasi yang relevan. Selain itu, keterbatasan teknologi, seperti tidak adanya alat analisis data yang akurat atau software Business Intelligence (BI) yang tepat, juga dapat menjadi penghalang serius dalam menjalankan langkah evaluasi bisnis secara efektif.

5. Skeptis Terhadap Perubahan

Manusia secara alami cenderung menolak perubahan, terutama ketika hasil evaluasi menunjukkan perlunya perombakan besar. Penolakan biasanya muncul terhadap temuan negatif, di mana manajemen atau tim cenderung menyangkal atau meremehkan hasil evaluasi yang mengindikasikan kegagalan implementasi strategi. Selain itu, kurangnya akuntabilitas menjadi hambatan signifikan dalam proses evaluasi bisnis, karena tidak ada mekanisme yang jelas untuk memastikan bahwa rekomendasi dari evaluasi benar-benar dilaksanakan. Terakhir, masalah juga timbul ketika evaluasi terlalu berfokus pada angka tanpa diikuti tindakan konkret, sehingga hasil evaluasi hanya menjadi laporan data tanpa rencana aksi nyata.

Mengatasi permasalahan di atas memerlukan pendekatan yang sistematis, komitmen dari manajemen, serta fokus pada objektivitas dan perbaikan berkelanjutan agar langkah evaluasi bisnis dapat menjadi proses yang berdampak pada peningkatan perusahaan.

Mengapa Langkah Evaluasi Bisnis Penting?

Evaluasi bisnis adalah langkah krusial yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan menilai sejauh mana progres Key Performance Indicators (KPI) telah tercapai dalam periode tertentu. Berikut adalah alasan evaluasi bisnis penting dilakukan:

  • Menilai kinerja bisnis, apakah sudah sesuai ekspektasi atau belum.
  • Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan bisnis.
  • Memberikan gambaran yang lebih baik terkait pengambilan keputusan strategi di masa depan.
  • Meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
  • Mendorong inovasi dan perbaikan berkelanjutan.

Langkah Evaluasi Bisnis Akhir Tahun

Evaluasi bisnis sering menjadi proses rutin yang dilakukan perusahaan, terutama menjelang akhir tahun. Berikut adalah langkah-langkah evaluasi bisnis yang bisa diterapkan pada periode tersebut melalui jenis laporan keuangan:

1. Evaluasi Kinerja Perusahaan Lewat Laporan Laba Rugi

Untuk melakukan evaluasi bisnis via laporan keuangan, langkah awal yang perlu Anda lakukan adalah membaca dan memahami laporan laba rugi. Dengan meninjau laporan ini, Anda dapat menilai kinerja keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

Caranya mudah, perhatikan informasi krusial seperti jumlah laba atau rugi, rincian pendapatan, dan rincian beban. Selanjutnya, lakukan penghitungan dan analisis rasio keuangan yang relevan, seperti profitabilitas, efisiensi, Return on Investment (ROI), atau laba per lembar saham.

Selain untuk menilai kinerja keuangan, laporan laba rugi juga sangat berguna untuk mengevaluasi risiko bisnis Anda. Perhatikan tren laba yang diperoleh dan analisis untuk melihat apakah laba menunjukkan peningkatan atau justru penurunan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari solusi secara cepat dan tepat sebelum terlambat. Dengan begitu, Anda dapat meminimalkan risiko kerugian dan berupaya meningkatkan pendapatan pada periode berikutnya.

2. Monitor Perubahan Modal dengan Laporan Perubahan Modal

cara evaluasi bisnis akhir tahun melalui laporan keuangan

Langkah selanjutnya dalam evaluasi bisnis adalah menganalisis laporan perubahan modal atau ekuitas. Laporan keuangan ini sangat bermanfaat karena menyajikan informasi tentang fluktuasi modal yang diakibatkan oleh kegiatan operasi perusahaan selama periode tertentu.

Laporan perubahan modal ini memiliki kaitan erat dengan laporan laba rugi. Jika perusahaan memperoleh laba, modal akan bertambah. Sebaliknya, jika perusahaan mengalami kerugian, modal perusahaan akan berkurang. Komponen dalam laporan perubahan modal relatif sedikit, umumnya hanya terdiri dari modal awal, tambahan investasi, laba atau rugi yang dihasilkan, dan prive (penarikan modal oleh pemilik).

Melihat komponennya yang terbatas, penilaian laporan ini cenderung mudah. Anda hanya perlu memantau laporan perubahan modal secara berkala untuk mengetahui kondisi modal yang sebenarnya serta perubahan modal kerja dari satu periode ke periode berikutnya. Pemantauan ini akan membantu Anda melakukan evaluasi bisnis yang tepat. Selain itu, melalui laporan ini, Anda juga bisa mengetahui jumlah dana yang dihasilkan selama satu periode akuntansi.

Baca juga: Contoh dari laporan perubahan modal seperti pada perusahaan dagang

3. Ketahui Fleksibilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas Melalui Laporan Neraca

Langkah evaluasi bisnis selanjutnya adalah menganalisis laporan neraca. Laporan neraca, yang berisi informasi tentang aset, liabilitas, ekuitas, dan menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan neraca juga penting untuk menganalisis fleksibilitas, likuiditas, dan solvabilitas suatu perusahaan. Penjelasan lebih lanjut mengenai langkah evaluasi bisnis melalui laporan neraca keuangan adalah sebagai berikut:

  • Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Aspek ini membantu mengetahui ketersediaan kas perusahaan. Untuk menghitung likuiditas sebagai bagian dari langkah evaluasi bisnis, Anda bisa menggunakan beberapa rasio seperti current ratio, cash ratio, quick ratio, dan cash turnover ratio.
  • Sedangkan, fleksibilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menyediakan kas dalam menghadapi situasi tak terduga. Dengan menganalisis neraca, Anda dapat mengambil keputusan strategis yang akan memengaruhi tindakan perusahaan di periode berikutnya.
  • Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi utang sesuai dengan tanggal jatuh tempo. Untuk menghitungnya dan sebagai bagian dari langkah evaluasi bisnis, Anda dapat menggunakan debt ratio dan debt to equity ratio.

Baca Juga: Jenis-Jenis Transaksi Perusahaan Jasa yang Harus Anda Ketahui

4. Prediksi Kas di Masa Depan dengan Laporan Arus Kas

langkah evaluasi bisnis melalui laporan keuangan

Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam suatu periode. Dengan mengevaluasi arus kas, Anda dapat memprediksi ketersediaan kas perusahaan di masa depan, yang merupakan langkah evaluasi bisnis vital.

Caranya, Anda bisa memeriksa hubungan antar pos, seperti pos penjualan dengan arus kas bersih dari kegiatan operasi, atau menganalisis arus kas bersih dari aktivitas operasi serta kenaikan atau penurunan kas. Pendekatan ini memungkinkan Anda membuat prediksi yang lebih akurat terkait jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa mendatang. Metode ini terbukti lebih efektif dibandingkan menggunakan data dasar akrual saja dalam langkah evaluasi bisnis Anda.

Baca juga: Contoh Laporan Arus dan Templatenya!

Menyederhanakan Langkah Evaluasi Bisnis dengan Software Mekari Jurnal

Mekari Jurnal adalah software akuntansi yang dirancang untuk membantu Anda melakukan evaluasi bisnis secara akurat. Dengan serangkaian fitur terintegrasi, Mekari Jurnal memungkinkan pengelolaan data bisnis yang efisien. Sistem pencatatan keuangan otomatis yang dimilikinya sangat memudahkan pengelolaan dan integrasi seluruh informasi keuangan perusahaan Anda.

Beragam fitur Mekari Jurnal memungkinkan Anda untuk menganalisis kinerja bisnis secara menyeluruh, mengidentifikasi arus pengeluaran dan pendapatan yang terkait dengan berbagai aspek operasional, serta mengevaluasi profitabilitas dari berbagai inisiatif atau aset yang Anda miliki.

Mekari Jurnal tidak hanya menyederhanakan proses pengelolaan data finansial, tetapi juga memberikan visibilitas yang jelas terhadap performa bisnis Anda secara keseluruhan. Hal ini menjadi landasan penting untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan karena Anda dapat melakukan dan mengikuti langkah evaluasi bisnis yang akurat berbasis data.

Kategori : Business Management

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami