Seperti apa dampak kesalahan pencatatan akuntansi persediaan terhadap laporan keuangan? Blog Mekari Jurnal akan mengulasnya di sini.
Akuntansi persediaan berperan penting terhadap kewajaran laporan keuangan.
Kesalahan dalam akuntansi pembelian, penjualan, dan persediaan akhir akan mempunyai dampak atas laporan posisi keuangan (neraca) atau perhitungan laba rugi.
Beberapa alasan yang sering menimbulkan kesalahan terhadap pencatatan persediaan adalah sebagai berikut:
- Kesalahan menghitung persediaan fisik yang ada di tangan.
- Kesalahan pengalokasian biaya biaya persediaan.
- Kesalahan memasukkan jumlah persediaan yang ada di pengiriman.
- Pencatatan persediaan konsinyasi yang tidak benar.
Untuk menimbulkan sikap hati-hati dan mengurangi dampak kerugian dalam melakukan pencatatan akuntansi persediaan, di bawah ini akan kita bahas mengenai dampak kesalahan pencatatan persediaan terhadap laporan keuangan bisnis.
Dampak Pencatatan Kesalahan Persediaan Akhir Terlalu Rendah
Bila terjadi kesalahan persediaan akhir dihitung terlalu rendah, akan berdampak dalam neraca keuangan perusahaan yaitu jumlah persediaan, aset lancar, total aset, saldo laba akan menjadi dinyatakan terlalu rendah, dan modal kerja bersih serta saldo lancar akan menjadi lebih rendah pula dari seharusnya.
Dalam contoh laporan laba-rugi, hasil perhitungan harga pokok penjualan, laba kotor, dan laba bersih bisnis menjadi dinyatakan terlalu tinggi.
Laporan Neraca | Laporan laba-rugi | ||
Persediaan akhir | rendah | HPP | tinggi |
Aset lancar | rendah | Laba kotor | tinggi |
Total aset | rendah | Laba bersih usaha | tinggi |
Saldo laba | rendah | Presentase laba | tinggi |
Modal kerja bersih | rendah | ||
Rasio lancar | rendah |
Kesalahan Perhitungan Persediaan Akhir Terlalu Tinggi
Laporan Neraca | Laporan laba rugi | ||
Persediaan akhir | tinggi | HPP | rendah |
Aset lancar | tinggi | Laba kotor | rendah |
Total aset | tinggi | Laba bersih | rendah |
Saldo laba | tinggi | Presentase laba | rendah |
Modal kerja bersih | tinggi | ||
Rasio lancar | tinggi |
Karena persediaan awal suatu periode akan terbawa menjadi persediaan akhir pada periode berikutnya, maka kesalahan perhitungan persediaan akhir juga akan berdampak pada periode berikutnya.
Untuk menghindari kesalahan tersebut, maka perlu langkah langkah mengantisipasinya seperti:
- Jadilah tenaga profesional dengan selalu teliti dalam menghitung persediaan.
- Tentukan mana sistem persediaan yang cocok digunakan dalam perusahaan. Ada dua sistem yakni perpetual dan periodik. Tentukan juga metode seperti FIFO, LIFO, dan Average.
- Buatlah proyeksi persediaan. Dengan adanya proyeksi ini kita bisa mengestimasikan jumlah minimum stok di gudang menjadi tolok ukur saat yang tepat untuk memesan barang.
- Gunakan software yang mengakomodasi semua kebutuhan pengendalian persediaan baik dari proyeksi, manajemen persediaan, penghitungan HPP, sampai dengan kontrol stok dalam bentuk laporan dan grafik analisis.
Software akuntansi online Jurnal menyediakan semua kebutuhan untuk menghindari kesalahan pencatatan persediaan.
Dengan fitur stok yang dimilikinya, aplikasi gudang dari Jurnal akan membantu pencatatan persediaan di gudang maupun toko dan melakukan kontrol stok secara otomatis.
Jurnal juga menyediakan pelaporan akuntansi keuangan persediaan, penghitungan HPP, hingga menyediakan grafik analisis untuk memudahkan perusahaan Anda mengetahui kesalahan pencatatan akuntansi persediaan sedini mungkin.
Butuh bantuan pembukuan, aplikasi persediaan maupun software stok barang? Jurnal juga memilikinya.
Hubungi kami untuk mendapatkan informasi tentang fitur yang ditawarkan oleh Jurnal.
Saya Mau Penawaran, Jadwalkan Demo Dengan Sales!
Itulah beberapa kesalahan yang umum dilakukan pada saat mencatat persediaan dan dampak yang diakibatkan.
Sebaiknya tetap teliti dalam mengelola stok barang di gudang.
Semoga informasi di atas dapat membantu Anda!