Daftar Isi
11 min read

Cara Menghitung Payback Period pada Studi Kelayakan Bisnis

Tayang 26 Jun 2023
Diperbarui 17 Okt 2023

Payback Period, atau dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai Periode Pengembalian Modal, adalah konsep penting dalam dunia bisnis dan investasi. Konsep ini membantu pelaku usaha dan investor dalam menilai seberapa cepat sebuah investasi akan mampu mengembalikan modal yang telah diinvestasikan. Dalam konteks pengambilan keputusan investasi, Payback Period digunakan sebagai salah satu kriteria untuk menilai apakah suatu proyek atau investasi layak secara finansial atau tidak. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai konsep Payback Period, cara menghitungnya, serta kelebihan dan kelemahannya dalam pengambilan keputusan bisnis.

Apa Itu Payback Period?

Secara sederhana, Payback Period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi yang telah dikeluarkan. Dalam konteks investasi, nilai investasi biasanya mencakup semua biaya awal yang terkait dengan suatu proyek atau aset, seperti biaya pembelian, biaya instalasi, dan biaya operasional awal.

Pengertian Payback Period dapat bervariasi, namun umumnya mencakup ide bahwa investasi tersebut dianggap selesai atau terbayar ketika arus kas bersih yang dihasilkan oleh investasi tersebut telah mencapai atau melebihi nilai investasi awal.

Pengertian Payback Period Menurut Para Ahli

Pengertian Payback Period juga dapat dirinci dari perspektif beberapa ahli keuangan, antara lain:

  1. Menurut Dian Wijayanto: Payback Period adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment).
  2. Menurut Bambang Riyanto: Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows).

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Payback Period adalah jangka waktu yang diperlukan agar dana investasi yang masuk ke dalam suatu kegiatan investasi dapat diperoleh kembali secara penuh atau seluruhnya.

Baca Juga: Laporan Arus Kas: Pengertian, Cara Membuat, dan Contoh

Kelebihan dan Kelemahan Payback Period

Sebagai salah satu metode analisis investasi, Periode Pengembalian Modal memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan oleh para pelaku usaha dan investor sebelum menggunakannya dalam pengambilan keputusan. Mari kita bahas lebih lanjut.

Kelebihan Payback Period

  1. Sederhana dan Mudah Dimengerti: Salah satu kelebihan utama dari metode Payback Period adalah kesederhanaannya. Ini adalah metode yang mudah dipahami oleh banyak orang, termasuk mereka yang tidak memiliki latar belakang keuangan yang kuat. Hal ini membuatnya menjadi alat yang berguna dalam pengambilan keputusan investasi yang tidak memerlukan analisis keuangan yang rumit.
  2. Mengukur Kecepatan Pengembalian Modal: Periode Pengembalian Modal memberikan gambaran tentang seberapa cepat modal yang diinvestasikan akan dikembalikan. Ini dapat menjadi informasi yang sangat berharga dalam kasus di mana likuiditas modal adalah faktor penting dalam pengambilan keputusan.
  3. Membandingkan Proyek dengan Periode Pengembalian yang Sama: Metode ini memungkinkan perbandingan yang mudah antara proyek-proyek yang memiliki periode pengembalian yang sama. Dalam situasi di mana proyek-proyek memiliki tingkat pengembalian dan risiko yang serupa, Periode Pengembalian Modal dapat menjadi faktor penentu dalam memilih proyek yang lebih cepat mengembalikan modal.

Kelemahan Payback Period

  1. Mengabaikan Nilai Waktu Uang: Salah satu kelemahan utama dari Payback Period adalah bahwa metode ini tidak mempertimbangkan nilai waktu uang (Time Value of Money). Dalam arti lain, metode ini menganggap bahwa satu dolar yang diterima di masa depan memiliki nilai yang sama dengan satu dolar yang diterima hari ini. Padahal, dalam dunia nyata, nilai uang berubah seiring waktu. Sebagai contoh, uang yang diterima di masa depan biasanya memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan uang yang diterima sekarang.
  2. Mengabaikan Arus Kas Pasca Payback Period: Periode Pengembalian Modal hanya fokus pada periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal. Metode ini tidak mempertimbangkan arus kas yang mungkin terjadi setelah periode pengembalian. Ini berarti investasi yang memiliki Periode Pengembalian Modal lebih pendek dapat dianggap lebih baik, meskipun proyek lain mungkin lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
  3. Tidak Membedakan Risiko: Periode Pengembalian Modal tidak membedakan antara proyek-proyek yang memiliki tingkat risiko yang berbeda. Ini berarti proyek yang lebih berisiko dan lebih tidak pasti dapat dianggap setara dengan proyek yang lebih aman hanya karena memiliki Periode Pengembalian Modal yang lebih pendek.
  4. Mengabaikan Keuntungan Setelah Break-Even Point: Periode Pengembalian Modal tidak mempertimbangkan keuntungan yang mungkin terjadi setelah titik impas (break-even point) tercapai. Ini berarti proyek yang memiliki periode pengembalian yang lebih lama, tetapi potensi keuntungan yang lebih besar di masa depan, dapat diabaikan.

Indikator Payback Period

Payback Period digunakan sebagai indikator dalam pengambilan keputusan investasi. Berikut beberapa aturan praktis yang digunakan:

  1. Jika periode pengembalian lebih cepat dari waktu yang ditentukan, maka investasi dianggap Layak/Diterima.
  2. Jika periode pengembalian lebih lama atau melebihi waktu yang telah ditentukan, maka investasi dianggap Tidak Layak/Ditolak.
  3. Jika terdapat beberapa alternatif proyek investasi, maka periode pengembalian yang diambil adalah yang lebih cepat.

Baca Juga: Cara Menghitung Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)

Rumus Payback Period

Rumus Payback Period adalah alat yang sederhana namun efektif untuk menghitung periode waktu yang diperlukan untuk mencapai titik impas (break-even) dalam suatu investasi. Rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut:

Payback Period = Investasi / Proceeds

Rumus ini membagi nilai investasi awal dengan aliran kas bersih (net cash flow) yang diterima dari investasi tersebut setiap tahun. Dalam rumus ini, diasumsikan bahwa jumlah kas yang diterima setiap tahun adalah konstan.

Namun, dalam beberapa kasus, aliran kas tidak selalu konstan. Jika aliran kas berubah dari tahun ke tahun, rumus Payback Period dapat dimodifikasi menjadi:

Payback Period = n + (a – b) / c x 1 tahun

Dalam rumus di atas:

  • n adalah syarat periode pengembalian modal investasi.
  • a adalah jumlah kumulatif aliran kas pada tahun terakhir (n).
  • b adalah aliran kas pada tahun setelah tahun kumulatif aliran kas berjalan (n + 1).
  • c adalah perbedaan antara aliran kas pada tahun terakhir (n) dan aliran kas pada tahun setelahnya (n + 1).

Mari kita lihat beberapa contoh soal untuk lebih memahami konsep Payback Period.

Baca Juga: Cara Menghitung Return on Investment (ROI), Ini Formulanya!

Studi Kasus Contoh Soal Cara Menghitung Payback Period dan Jawabannya

Payback Period dapat dihitung dengan cara membagi nilai investasi (cost of investment) dengan aliran kas bersih yang masuk per tahun (annual net cash flow). Rumusnya sebagai berikut:

Payback Period = Nilai Investasi / Kas Masuk Bersih Tahunan

Rumus ini mengasumsikan bahwa besarnya kas masuk bersih adalah sama pada setiap periode atau arus kas tetap setiap tahunnya. Mari kita lihat beberapa contoh perhitungan Payback Period.

Contoh Soal 1

Perusahaan PT. ABC mengusulkan proyek investasi dengan dana Rp. 900 juta dan ditargetkan penerimaan dana investasi setiap tahunnya adalah Rp. 90 juta, berapa Payback Periodnya?

Diketahui:

  • Nilai Investasi = Rp. 900 juta
  • Proceeds = Rp. 90 juta per tahun

Rumus: Payback Period = Nilai Investasi / Kas Masuk Bersih Tahunan

Hasil: Payback Period = Rp. 900.000.000,- / Rp. 90.000.000,- = 10 Tahun

Jadi, nilai proyek sebesar Rp. 900 juta dapat kembali nilai investasinya dalam waktu 10 tahun.

Contoh Soal 2

UKM Maju Jaya sedang mempertimbangkan pembelian mesin produksi roti. Dengan membeli mesin produksi tersebut yang total semuanya adalah Rp. 220 juta, keuntungan atau pendapatan bersih didapat dari penambahan mesin tersebut adalah sebesar Rp. 80 juta pertahun. Berapakah Payback Period untuk Mesin Produksi ini?

Diketahui:

  • Nilai Investasi = Rp. 220 juta
  • Kas Masuk Bersih = Rp. 80 juta per tahun

Rumus: Payback Period = Nilai Investasi / Kas Masuk Bersih Tahunan

Hasil: Payback Period = Rp. 220.000.000,- / Rp. 80.000.000,- = 2,75

Jadi, periode pengembalian modal atau Payback Period untuk mesin produksi pembuat roti adalah selama 2 tahun 9 bulan.

Contoh Soal 3

Diketahui rencana proyek investasi dari PT. Jaya Makmur Sentosa senilai Rp. 900 juta dengan umur ekonomis yang telah ditentukan selama 6 tahun, dan syarat pengembaliannya selama 2 tahun 5 bulan, dengan arus kas pertahunnya sebagai berikut:

  • Tahun 1: Rp 450 juta
  • Tahun 2: Rp 350 juta
  • Tahun 3: Rp 300 juta
  • Tahun 4: Rp 250 juta
  • Tahun 5: Rp 200 juta
  • Tahun 6: Rp 150 juta

Maka, tentukan Payback Periodnya!

Hasil: Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung arus kas kumulatif dari data di atas:

Studi Kasus Contoh Soal Cara Menghitung Payback Period dan Jawabannya
Studi Kasus Contoh Soal Cara Menghitung Payback Period dan Jawabannya

Diketahui:

  • a (Nilai Investasi Awal) = Rp. 900 juta
  • b (Nilai Investasi Arus Kas pada Tahun ke-2) = Rp. 800 juta
  • c (Nilai Kumulatif Arus Kas pada Tahun ke-3) = Rp. 1.100.000.000
  • n (Tahun) = 2 tahun

Maka, Payback Period = 2 + (Rp. 900.000.000 – Rp. 800.000.000) x 1 tahun / (Rp. 1.100.000.000 – Rp. 800.000.000) = 2,33 atau 2 tahun 4 bulan.

Jadi, Payback Period sebesar Rp. 900.000.000 dengan masa pengembalian selama 2 tahun 5 bulan. Ini dianggap layak/diterima karena waktu pengembalian, yaitu 2 tahun 4 bulan, memenuhi syarat pengembaliannya.

Contoh Soal 4

PT. Alpha mengusulkan proyek investasi senilai Rp 600 juta dengan umur ekonomis 5 tahun. Syarat periode pengembalian adalah 2 tahun, dan arus kas per tahun berubah. Mulai tahun pertama, arus kas adalah Rp 300 juta, tahun kedua Rp 250 juta, tahun ketiga Rp 200 juta, tahun keempat Rp 150 juta, dan tahun kelima Rp 100 juta.

Berapa lama Periode Pengembalian Modalnya?

Penyelesaian:

  • Tahun 1: Rp 300 juta
  • Tahun 2: Rp 250 juta (Total: Rp 550 juta)
  • Tahun 3: Rp 200 juta (Total: Rp 750 juta)
  • Tahun 4: Rp 150 juta (Total: Rp 900 juta)
  • Tahun 5: Rp 100 juta (Total: Rp 1 miliar)

Rumus Payback Period yang akan digunakan adalah: PP = n + (a – b) / c x 1 tahun

Dalam hal ini:

  • n (syarat periode pengembalian) adalah 2 tahun.
  • a adalah Rp 600 juta (nilai investasi).
  • b adalah Rp 550 juta (arus kas pada tahun kedua).
  • c adalah Rp 750 juta (arus kas pada tahun ketiga).

Menggantikan nilai-nilai ini ke dalam rumus, kita dapat menghitung Payback Period-nya: PP = 2 + (Rp 600.000.000 – Rp 550.000.000) / (Rp 750.000.000 – Rp 550.000.000) x 1 tahun PP = 2 + (Rp 50.000.000) / (Rp 200.000.000) x 1 tahun PP = 2 + 0,25 tahun PP = 2,25 tahun

Jadi, Payback Period untuk modal ini adalah 2 tahun 3 bulan.

Contoh Soal 5

Perusahaan XYZ sedang mempertimbangkan untuk membeli alat produksi komponen elektronika dengan harga Rp 250 juta. Diperkirakan alat ini akan menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp 70 juta per tahun. Berapa lama Payback Period untuk alat produksi ini?

Penyelesaian: Rumus Payback Period yang akan digunakan adalah: PP = Investasi / Proceeds

Dalam hal ini:

  • Investasi adalah Rp 250 juta.
  • Proceeds adalah Rp 70 juta per tahun.

Menggantikan nilai-nilai ini ke dalam rumus, kita dapat menghitung Payback Period-nya: PP = Rp 250.000.000 / Rp 70.000.000 PP = 3,57 tahun

Jadi, Payback Period untuk alat produksi ini adalah sekitar 3 tahun 7 bulan.

Contoh Soal 6

PT. Jaya Mandiri melakukan investasi sebesar Rp 100 juta dalam aktiva tetap. Aliran kas yang diterima adalah sebagai berikut:

  • Tahun 1: Rp 50 juta
  • Tahun 2: Rp 40 juta (Total: Rp 90 juta)
  • Tahun 3: Rp 30 juta (Total: Rp 120 juta)
  • Tahun 4: Rp 20 juta (Total: Rp 140 juta)

Berapa lama Payback Period-nya?

Penyelesaian: Rumus Payback Period yang akan digunakan adalah: PP = n + (a – b) / c x 1 tahun

Dalam hal ini:

  • n (syarat periode pengembalian) adalah 2 tahun.
  • a adalah Rp 100 juta (nilai investasi).
  • b adalah Rp 90 juta (arus kas pada tahun kedua).
  • c adalah Rp 120 juta (arus kas pada tahun ketiga).

Menggantikan nilai-nilai ini ke dalam rumus, kita dapat menghitung Payback Period-nya: PP = 2 + (Rp 100.000.000 – Rp 90.000.000) / (Rp 120.000.000 – Rp 90.000.000) x 1 tahun PP = 2 + (Rp 10.000.000) / (Rp 30.000.000) x 1 tahun PP = 2,33 tahun

Jadi, Payback Period untuk modal ini adalah 2 tahun 4 bulan.

Penerapan Payback Period dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Payback Period adalah alat yang berguna dalam pengambilan keputusan investasi. Namun, penting untuk memahami bahwa ini hanya satu dari banyak metode analisis investasi yang tersedia.

Biasanya, Periode Pengembalian Modal digunakan bersama-sama dengan metode analisis lainnya untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang potensi investasi.

Dalam pengambilan keputusan investasi, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dengan mempertimbangkan Periode Pengembalian Modal:

  1. Identifikasi Proyek atau Aset: Pertama, identifikasi proyek atau aset yang akan dievaluasi untuk investasi.
  2. Hitung Investasi Awal: Tentukan berapa besar nilai investasi awal yang diperlukan, termasuk semua biaya terkait dengan investasi.
  3. Hitung Aliran Kas Bersih Tahunan: Hitung aliran kas bersih yang diharapkan diterima dari investasi setiap tahun. Ini termasuk semua penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan proyek atau aset tersebut.
  4. Hitung Payback Period: Gunakan rumus Payback Period untuk menghitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali modal investasi. Jika aliran kas berubah setiap tahun, gunakan rumus modifikasi yang sesuai.
  5. Analisis Hasil: Evaluasi Payback Period yang telah dihitung. Apakah periode tersebut sesuai dengan tujuan investasi Anda? Apakah risiko investasi dapat diterima dengan Periode Pengembalian Modal yang telah dihitung?
  6. Bandingkan dengan Metode Lain: Selain Periode Pengembalian Modal, pertimbangkan untuk menggunakan metode analisis investasi lainnya, seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), atau Profitability Index (PI). Perbandingan antara hasil yang diberikan oleh metode ini dapat membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih baik.
  7. Ambil Keputusan: Berdasarkan hasil analisis Periode Pengembalian Modal dan metode lainnya, ambil keputusan apakah akan melanjutkan investasi atau tidak. Pertimbangkan juga faktor-faktor lain seperti tujuan investasi, risiko, dan strategi bisnis secara keseluruhan.

Kesimpulan

Payback Period adalah salah satu metode analisis investasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bisnis. Meskipun memiliki kelebihan dalam kesederhanaan dan kemudahan penggunaan, metode ini juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan, seperti ketidakmampuannya mempertimbangkan nilai waktu uang dan ketidakmampuannya membedakan tingkat risiko antarainvestasi. Sebaiknya, metode ini digunakan bersama dengan metode analisis investasi lainnya untuk menghasilkan gambaran yang lebih lengkap dan akurat tentang potensi investasi.

 

Atur bisnis bersama Mekari Jurnal

Sebagai aplikasi akuntansi online dengan berbagai fitur untuk usaha dan bisnis, dilengkapi juga dengan fitur aplikasi pajak online yang dapat mengurus segala urusan perpajakan usaha Anda. Yuk, coba Jurnal.id dengan gratis 14 hari, free trial!

Kategori : Cost Accounting
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Optimal dengan Integrasi Manajemen Supply Chain!

Dapatkan E-book Sekarang!

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Optimal dengan Integrasi Manajemen Supply Chain!

Dapatkan E-book Sekarang!

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal