Apa itu Backorder? Definisi, Cara Kerja, dan Contohnya Highlights Backorder adalah sistem pemesanan produk yang memungkinkan pelanggan membeli barang meski stoknya kosong, dengan pengiriman dilakukan saat produk tersedia kembali. Backorder berlaku untuk produk yang sudah pernah tersedia tetapi kehabisan stok, sedangkan preorder adalah pemesanan sebelum produk dirilis. Cara kerja sistem ini adalah dengan pemesanan, pemberitahuan kepada pelanggan, pengisian stok dari pemasok, dan pengiriman produk. Backorder merupakan istilah yang mengacu pada konsep penting dalam kelangsungan operasional bisnis, kepuasan konsumen, dan memenangkan persaingan di pasar. Pada bisnis modern, backorder berperan krusial dalam mempertahankan volume penjualan sekaligus permintaan stok. Dalam situasi ini, penjual harus jeli menggunakan strategi yang efektif untuk memaksimalkan potensi dalam bisnis. Oleh karena itu, pahami bagaimana konsep backorder bekerja dalam operasional bisnis dan apa manfaatnya melalui artikel dari Mekari Jurnal berikut ini! Apa Itu Pengertian Backorder? Back order adalah semua kondisi di mana sebuah produk atau barang dapat dipesan oleh konsumen walaupun belum tersedia saat pemesanan dilakukan. Pada saat itu, sistem akan mencatat pesanan secara real-time dan konsumen akan mendapatkan produk ketika stok sudah tersedia kembali. Sederhananya, sistem backorder merupakan solusi yang memungkinkan penjualan tetap berlangsung meskipun terjadi kekosongan stok sementara. Penerapan metode ini cukup relevan dalam bisnis atau industri dengan permintaan yang berfluktuasi tinggi. Walaupun begitu, terdapat juga batasan dalam penggunaannya. Sering kali ditemukan backorder tidak mampu mengantisipasi lonjakan permintaan yang signifikan atau adanya keterlambatan pasokan dari supplier. Apa Perbedaan Backorder dan Preorder? Walaupun sekilas mirip, namun keduanya memiliki mekanisme proses yang berbeda. Preorder mencakup sistem pemesanan yang dilakukan sebelum produk resmi tersedia di pasaran. Jika menginginkan produk tersebut, calon pembeli harus menunggu hingga tanggal rilis produk. Sedangkan sistem backorder memesan produk yang sebelumnya sudah perna tersedia tetapi kemudian habis terjual. Namun, karena mekanismenya yang sedikit sama, orang-orang sering menyalahartikan backorder menjadi preorder. Bagaimana Cara Kerja Backorder? Untuk mekanisme sistem backorder sendiri melibatkan beberapa tahapan yang terlibat, di antaranya: Proses pemesanan: Pelanggan memesan produk melalui toko dan sistem akan menunjukkan bahwa produk yang dipilih dalam status backorder Pemberitahuan: Pelanggan tersebut akan menerima pemberitahuan bahwa produk pesanan mereka dalam status backorder dan memperkirakan waktu pengiriman Pemesanan kembali: Perusahaan akan mengisi ketersediaan stok dari pemasok atau memproduksi kembali Penerimaan stok: Ketika produk sudah jadi, produk akan masuk ke dalam stok inventaris dan siap untuk distribusikan ke lokasi pesanan Pengiriman: Pelanggan akan menerima notifikasi bahwa produk yang mereka pesan sudah dalam perjalanan dan dapat melacaknya secara real-time Dalam prosesnya, perusahaan yang sudah menerapkan konsep digitalisasi dalam sistem inventaris dapat berperan penting untuk memaksimalkan performanya. Melalui integrasi data real-time dan otomatisasi, sistem dapat mendukung: Melacak dan memantau produk yang sering berada pada status backorder dan memprioritaskan pemesanan kembali Menyampaikan informasi secara transparan kepada pelanggan mulai dari status produk hingga perkiraan waktu pengiriman Membangun hubungan komunikasi yang responsif antara perusahaan dengan pemasok untuk mempercepat proses pengadaan Baca Juga: Contoh Daftar Inventaris untuk Mencatat Persediaan Barang Contoh Penerapan Backorder Pada aktivitas bisnis sehari-hari, sudah banyak industri yang mengadopsi sistem backorder untuk memaksimalkan penjualan dan menjaga kepuasan pelanggan. Beberapa industri yang umum menggunakannya adalah: 1. Industri Pakaian Sebuah online shopdalam ecommerce menjual pakaian yang sedang trend saat ini dan mungkin akan kehabisan stok untuk warna tertentu yang sedang populer. Agar volume penjualan tetap stabil, maka pengelola memanfaatkan backorder agar pelanggan dapat tetap memesan produk dan menerima pemberitahuan jika stok sudah kembali tersedia dan masuk ke tahap pengiriman. 2. Toko Elektronik Sebuah toko elektronik sedang menjalankan kampanye promosi besar-besaran untuk menarik minat pembeli yang masif. Namun, di sisi lain, salah satu produk terpopulernya mengalami kehabisan stok. Dalam hal ini, pihak toko tetap membuka pesanan masuk sekaligus mendorong percepatan persediaan stok untuk produk tersebut ke pemasok. 3. Toko Buku Online Penerbit buku yang menjual secara online memungkinkan sistem backorder apabila buku yang dipesan belum tersedia karena sedang dalam proses cetak ulang. Apa Dampak yang Pelanggan Rasakan dari Adanya Backorder? Ketika pelanggan mendapatkan informasi yang jelas dan akurat seputar status pesanan mereka, hal ini akan meningkatkan rasa kepercayaan dan kepuasannya. Dari sisi mereka sendiri juga dapat mengurangi rasa frustrasi, cemas, dan kekecewaan jika ada keterlambatan pengiriman karena mendapat informasi yang detail. Maka dari itu, pastikan untuk meminimalisir keterlambatan pengiriman atau perubahan mendadak lainnya. Baca Juga: Tips Mengurangi Lead Time agar Proses Bisnis Lebih Efisien Keuntungan dan Manfaat dari Backorder Dari segi manfaat, sistem backorder dapat memberikan: Adanya opsi backorder membantu bisnis untuk memaksimalkan potensi penjualan walaupun stok yang dimiliki habis Bisnis dapat terus memantau permintaan pasar dan mengatur jadwal restock dengan lebih efisien Pola permintaan akan tergambarkan secara komprehensif melalui backorder sehingga pemasok dapat mengkordinasikan persediaan dengan lebih baik Komunikasi yang transparan dan informasi yang detail memberikan perspektif pelanggan yang cenderung lebih loyal Selain keuntungan dan manfaat, penerapan backorder juga tidak terlepas dari risiko dan tantangannya: Terjadi keterlambatan pengiriman yang mengganggu kepuasan pelanggan. Jika tidak dikelola dengan tepat, pelanggan akan kecewa dan beralih ke pesaing Pengelolaan hubungan dan komunikasi dengan pelanggan maupun pemasok menjadi kompleks dan berisiko menimbulkan kesalahpahaman Meningkatkan risiko pembatalan pesanan yang terlalu sering dan dapat berdampak ke perencanaan penjualan dan pengelolaan inventaris Kompleksitas rantai pasokan perusahaan yang semakin kompleks dan frekuensi pemeliharaan tinggi akan membuat biaya operasional membengkak Baca Juga: 18 Cara Jaga Loyalitas & Kepuasan Pelanggan Kesimpulan Backorder menjadi solusi mekanisme dalam dunia bisnis yang tidak hanya memungkinkan penjualan tetap berlangsung, namun perusahaan juga dapat mengelola inventaris tetap efektif. Tentunya, ada beberapa syarat tertentu yang perlu bisnis penuhi agar penerapan backorder dapat tetap optimal dan mempertahankan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Terdapat juga beberapa aspek yang perlu diantisipasi dengan strategi yang matang, seperti komunikasi yang transparan dengan pelanggan dan pemasok, dan waktu pengiriman yang tepat waktu. Di era digital yang serba cepat ini, backorder dapat menjadi kunci untuk mempertahankan daya saing di pasar. Salah satu solusi untuk mendukung penerapan ini yang efektif adalah dengan mengadopsi software akuntansi terintegrasi supply chain management, seperti Mekari Jurnal. Melalui Mekari Jurnal, Anda dapat mengelola berbagai operasional bisnis dengan lebih mudah dan cepat, mulai dari akuntansi, perpajakan, dan rantai pasokan. Fitur supply chain managementMekari Jurnal juga turut membantu pengelolaan yang komprehensif, mulai dari pengadaan, pemenuhan pesanan, penjadwalan produksi, penyimpanan, hingga evaluasi penjualan produk. Bagi Anda yang tertarik untuk memantau seluruh operasional bisnis dalam satu platform, maka Mekari Jurnal adalah solusi yang tepat. Dengan itu, sistem backorder yang akan diterapkan dapat bekerja lebih efektif. Jika tertarik, silahkan konsultasi lebih lanjut dan dapatkan free trial selama 7 hari untuk eksplor berbagai fitur yang Anda butuhkan! Konsultasi Gratis Mekari Jurnal Sekarang! Referensi: Investopedia, “Backorder: Definition, Causes, Example, Vs. Out-of-Stock”. Dclcorp, “Backorder: Meaning, Causes, and Solutions”. Bluecart, “What Does Backorder Mean? Backorder Meaning & Definition”.