Apa Itu Lead Time? Pengertian, Rumus, dan Contoh Perhitungan Dalam industri manufaktur modern, lead time menjadi salah satu faktor krusial bagi operasional dan produktivitas bisnis secara keseluruhan. Setiap perusahaan dituntut mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat tanpa mengorbankan konsistensi kualitas produk maupun layanan. Untuk memahami lebih lanjut tentang pengertian, jenis, komponen, serta rumus dan cara menghitungnya, simak penjelasan berikut sampai akhir agar Anda memperoleh gambaran yang jelas mengenai definisi lead time dalam manufaktur. Key Takeaways Lead time menjadi tolok ukur dalam supply chain management untuk menunjukkan seberapa cepat bisnis mampu memenuhi pesanan pelanggan dari awal proses hingga produk diterima. Tahapan pemesanan, produksi, pengadaan, hingga pengiriman semuanya masuk ke dalam perhitungan lead time. Faktor-faktor yang memengaruhi lead time antara lain ketersediaan bahan baku, penggunaan sistem terintegrasi, serta manajemen rantai pasok yang baik. Dengan dukungan aplikasi manufaktur Mekari Jurnal, pemantauan lead time menjadi lebih mudah sehingga bisnis dapat menjaga efisiensi dan konsistensi layanan. Apa Itu Lead Time? Lead time adalah total waktu yang diperlukan sejak sebuah pesanan dibuat hingga produk selesai dikirim ke pelanggan. Konsep ini mencakup setiap tahapan proses, mulai dari administrasi, produksi, operasional, hingga distribusi. Dalam supply chain management, indikator waktu ini penting karena memengaruhi perencanaan stok, jadwal produksi, hingga strategi pengadaan bahan baku. Semakin cepat proses manufaktur, semakin responsif sebuah bisnis dalam menghadapi perubahan permintaan. Menurut Mohammed & Mandal (2024), dalam hasil risetnya mengenai dampak lead time terhadap supply chain management menunjukkan bahwa fluktuasi total waktu dalam proses manufaktur dapat meningkatkan biaya inventaris, risiko stockout, serta keterlambatan pengiriman. Jenis-Jenis Lead Time Setiap bisnis memiliki lead time berbeda tergantung pada produk yang dihasilkan dan proses operasionalnya. Berikut beberapa jenis lead time dalam supply chain management: 1. Waktu Pemesanan Jenis lead time ini mencakup waktu sejak pelanggan melakukan pemesanan hingga pesanan tercatat dalam sistem atau diteruskan ke pemasok. Semakin cepat pesanan terverifikasi, semakin efisien proses berikutnya. Jika tahap pemesanan terlambat atau berbelit, seluruh proses produksi hingga pengiriman akan ikut terhambat. 2. Waktu Produksi Lead time produksi mengukur durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses produksi, mulai dari bahan baku hingga menjadi produk jadi. Kualitas manajemen produksi, kondisi mesin, metode kerja, serta keterampilan tenaga kerja sangat memengaruhi panjangnya waktu tunggu ini. Semua faktor ini dapat dikendalikan dengan memanfaatkan teknologi yang mendukung proses produksi. 3. Waktu Pengiriman Jenis ini merujuk pada durasi mulai dari barang siap dikirim hingga benar-benar diterima pelanggan. Faktor logistik, seperti pengambilan barang dari gudang, jumlah armada, pemilihan rute pengiriman, hingga proses bongkar muat, sangat berpengaruh. Optimalisasi sistem delivery order dapat membantu pengiriman lebih cepat dan terkontrol. 4. Waktu Pengadaan Lead time pengadaan adalah waktu yang diperlukan sejak perusahaan memesan bahan baku dari pemasok hingga barang tiba di gudang atau pabrik. Proses ini sering terkendala oleh jarak pemasok, ketersediaan stok, serta administrasi impor-ekspor. Selain itu, pemesanan bahan baku perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan tren permintaan agar tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan. Penting untuk mengetahui bagaimana cara menghindari kelebihan stok. 5. Lead Time Distribusi Waktu tunggu distribusi terjadi setelah produk selesai dibuat dan siap dipindahkan dari pusat produksi ke gudang cabang atau retailer. Waktu distribusi ini berpengaruh langsung terhadap kecepatan produk sampai ke tangan konsumen akhir. Komponen Lead Time Lead time terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan. Berikut penjelasan tiap komponennya: 1. Order Preparation Time Waktu yang digunakan untuk menyiapkan dan memproses pesanan, mulai dari validasi data, pengecekan stok, hingga konfirmasi pembelian. Kesalahan kecil pada tahap ini dapat memperpanjang keseluruhan lead time. Dengan digitalisasi melalui aplikasi manufaktur seperti Mekari Jurnal, data produksi dan pesanan jadi lebih akurat dan durasi persiapan pesanan lebih singkat. 2. Queue Time Periode ketika barang atau pekerjaan harus menunggu giliran untuk diproses, biasanya terjadi di shop floor. Jika kapasitas mesin atau tenaga kerja terbatas, queue time akan semakin panjang. Karena itu, perencanaan kapasitas produksi jangka panjang sangat penting. 3. Setup Time Waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan mesin, peralatan, atau sistem sebelum produksi dimulai. Proses ini mencakup kalibrasi mesin, persiapan bahan, hingga pengaturan awal agar produksi dapat berjalan lancar. 4. Processing Time Durasi aktual yang digunakan untuk membuat produk. Tahap ini merupakan inti proses karena menghasilkan output langsung. Efisiensi mesin, keterampilan tenaga kerja, serta sistem manufaktur terintegrasi sangat berpengaruh pada processing time. 5. Inspection Time Waktu yang digunakan untuk memeriksa kualitas produk agar sesuai standar sebelum dikirim. Meskipun penting, inspeksi yang terlalu lama dapat memperpanjang lead time, sehingga perlu keseimbangan antara ketelitian dan efisiensi. 6. Move Time Durasi yang dibutuhkan untuk memindahkan barang dalam pabrik atau gudang. Tata letak yang terlalu kompleks dapat membuat move time lebih lama, sehingga desain layout gudang yang efisien menjadi kunci dalam komponen ini. 7. Delivery Time Durasi pengiriman barang dari pabrik atau gudang hingga sampai ke pelanggan. Faktor seperti jarak lokasi, kondisi lalu lintas, rute pengiriman, dan kapasitas logistik sangat memengaruhi. Perusahaan yang bermitra dengan penyedia layanan logistik biasanya lebih unggul dalam hal kecepatan pengiriman. Rumus dan Cara Menghitung Lead Time Menghitung lead time melibatkan penjumlahan seluruh waktu proses dari awal hingga akhir. Rumusnya adalah: Lead Time = Waktu Pemesanan + Waktu Produksi + Waktu Pengiriman. Sebagai contoh sederhana, jika proses pemesanan membutuhkan 2 hari, produksi 5 hari, dan pengiriman 3 hari, maka total lead time adalah 10 hari. Angka ini menunjukkan kecepatan operasional perusahaan secara menyeluruh. Untuk memastikan akurasi, perusahaan perlu mencatat data aktual di setiap proses, mulai dari waktu pesanan masuk, produksi selesai, hingga barang diterima pelanggan. Analisis data historis juga penting untuk memahami tren dan potensi perbaikan lead time. Tips penting: gunakan Mekari Jurnal sebagai aplikasi manufaktur yang terintegrasi dengan akuntansi agar pencatatan tiap tahapan rantai pasok lebih presisi dan mudah dimonitor. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lead Time Panjang pendeknya lead time dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya adalah: Ketersediaan bahan baku: keterlambatan pasokan dapat menghambat proses pengadaan sehingga memperpanjang lead time. Sistem manufaktur yang digunakan: perusahaan yang sudah menggunakan sistem terintegrasi umumnya memiliki lead time lebih singkat dibanding yang masih manual. Manajemen tenaga kerja: tenaga kerja terlatih dapat mempercepat produksi, sedangkan manajemen yang buruk justru menyebabkan penundaan. Proses logistik: jalur distribusi, shipment tracking, serta keandalan mitra transportasi sangat menentukan durasi pengiriman. Permintaan pasar: lonjakan pesanan mendadak dapat memperpanjang lead time jika kapasitas produksi tidak siap. Untuk mengantisipasinya, perusahaan perlu memperkuat sistem manufaktur dan meningkatkan kesiapan pabrik. Kesimpulan Memahami apa itu lead time memberikan bisnis kemampuan untuk mengendalikan waktu proses dengan lebih baik. Dengan begitu, perusahaan dapat merancang strategi efisiensi yang berdampak langsung pada kepuasan pelanggan. Permudah pengelolaan lead time dengan software manufaktur Mekari Jurnal. Melalui sistem terintegrasi, Anda dapat memantau proses produksi secara end-to-end dan real-time, serta mengontrol operasional mulai dari gudang hingga keuangan. Bahkan, seluruh proses produksi dapat dipantau hanya dalam satu dashboard. Penasaran bagaimana fitur Mekari Jurnal dapat mendukung bisnis Anda? Segera hubungi tim kami atau coba demo gratis sekarang! Referensi: Mohammed, I. A., & Mandal, J. (2024, October). The Impact of Lead Time Variability on Supply Chain Management. https://www.researchgate.net/publication/385731018_The_Impact_of_Lead_Time_Variability_on_Supply_Chain_Management Kategori : Other Artikel Sebelumnya Artikel Selanjutnya Dapatkan kurasi newsletter terkait pembukuan dan Akuntansi Subscribe Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal Facebook Instagram LinkedIn YouTube Dapatkan kurasi newsletter terkait pembukuan dan Akuntansi Subscribe Bagikan artikelWhatsAppLinkedinFacebook
Apa Itu Lead Time? Pengertian, Rumus, dan Contoh Perhitungan Dalam industri manufaktur modern, lead time menjadi salah satu faktor krusial bagi operasional dan produktivitas bisnis secara keseluruhan. Setiap perusahaan dituntut mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat tanpa mengorbankan konsistensi kualitas produk maupun layanan. Untuk memahami lebih lanjut tentang pengertian, jenis, komponen, serta rumus dan cara menghitungnya, simak penjelasan berikut sampai akhir agar Anda memperoleh gambaran yang jelas mengenai definisi lead time dalam manufaktur. Key Takeaways Lead time menjadi tolok ukur dalam supply chain management untuk menunjukkan seberapa cepat bisnis mampu memenuhi pesanan pelanggan dari awal proses hingga produk diterima. Tahapan pemesanan, produksi, pengadaan, hingga pengiriman semuanya masuk ke dalam perhitungan lead time. Faktor-faktor yang memengaruhi lead time antara lain ketersediaan bahan baku, penggunaan sistem terintegrasi, serta manajemen rantai pasok yang baik. Dengan dukungan aplikasi manufaktur Mekari Jurnal, pemantauan lead time menjadi lebih mudah sehingga bisnis dapat menjaga efisiensi dan konsistensi layanan. Apa Itu Lead Time? Lead time adalah total waktu yang diperlukan sejak sebuah pesanan dibuat hingga produk selesai dikirim ke pelanggan. Konsep ini mencakup setiap tahapan proses, mulai dari administrasi, produksi, operasional, hingga distribusi. Dalam supply chain management, indikator waktu ini penting karena memengaruhi perencanaan stok, jadwal produksi, hingga strategi pengadaan bahan baku. Semakin cepat proses manufaktur, semakin responsif sebuah bisnis dalam menghadapi perubahan permintaan. Menurut Mohammed & Mandal (2024), dalam hasil risetnya mengenai dampak lead time terhadap supply chain management menunjukkan bahwa fluktuasi total waktu dalam proses manufaktur dapat meningkatkan biaya inventaris, risiko stockout, serta keterlambatan pengiriman. Jenis-Jenis Lead Time Setiap bisnis memiliki lead time berbeda tergantung pada produk yang dihasilkan dan proses operasionalnya. Berikut beberapa jenis lead time dalam supply chain management: 1. Waktu Pemesanan Jenis lead time ini mencakup waktu sejak pelanggan melakukan pemesanan hingga pesanan tercatat dalam sistem atau diteruskan ke pemasok. Semakin cepat pesanan terverifikasi, semakin efisien proses berikutnya. Jika tahap pemesanan terlambat atau berbelit, seluruh proses produksi hingga pengiriman akan ikut terhambat. 2. Waktu Produksi Lead time produksi mengukur durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses produksi, mulai dari bahan baku hingga menjadi produk jadi. Kualitas manajemen produksi, kondisi mesin, metode kerja, serta keterampilan tenaga kerja sangat memengaruhi panjangnya waktu tunggu ini. Semua faktor ini dapat dikendalikan dengan memanfaatkan teknologi yang mendukung proses produksi. 3. Waktu Pengiriman Jenis ini merujuk pada durasi mulai dari barang siap dikirim hingga benar-benar diterima pelanggan. Faktor logistik, seperti pengambilan barang dari gudang, jumlah armada, pemilihan rute pengiriman, hingga proses bongkar muat, sangat berpengaruh. Optimalisasi sistem delivery order dapat membantu pengiriman lebih cepat dan terkontrol. 4. Waktu Pengadaan Lead time pengadaan adalah waktu yang diperlukan sejak perusahaan memesan bahan baku dari pemasok hingga barang tiba di gudang atau pabrik. Proses ini sering terkendala oleh jarak pemasok, ketersediaan stok, serta administrasi impor-ekspor. Selain itu, pemesanan bahan baku perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan tren permintaan agar tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan. Penting untuk mengetahui bagaimana cara menghindari kelebihan stok. 5. Lead Time Distribusi Waktu tunggu distribusi terjadi setelah produk selesai dibuat dan siap dipindahkan dari pusat produksi ke gudang cabang atau retailer. Waktu distribusi ini berpengaruh langsung terhadap kecepatan produk sampai ke tangan konsumen akhir. Komponen Lead Time Lead time terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan. Berikut penjelasan tiap komponennya: 1. Order Preparation Time Waktu yang digunakan untuk menyiapkan dan memproses pesanan, mulai dari validasi data, pengecekan stok, hingga konfirmasi pembelian. Kesalahan kecil pada tahap ini dapat memperpanjang keseluruhan lead time. Dengan digitalisasi melalui aplikasi manufaktur seperti Mekari Jurnal, data produksi dan pesanan jadi lebih akurat dan durasi persiapan pesanan lebih singkat. 2. Queue Time Periode ketika barang atau pekerjaan harus menunggu giliran untuk diproses, biasanya terjadi di shop floor. Jika kapasitas mesin atau tenaga kerja terbatas, queue time akan semakin panjang. Karena itu, perencanaan kapasitas produksi jangka panjang sangat penting. 3. Setup Time Waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan mesin, peralatan, atau sistem sebelum produksi dimulai. Proses ini mencakup kalibrasi mesin, persiapan bahan, hingga pengaturan awal agar produksi dapat berjalan lancar. 4. Processing Time Durasi aktual yang digunakan untuk membuat produk. Tahap ini merupakan inti proses karena menghasilkan output langsung. Efisiensi mesin, keterampilan tenaga kerja, serta sistem manufaktur terintegrasi sangat berpengaruh pada processing time. 5. Inspection Time Waktu yang digunakan untuk memeriksa kualitas produk agar sesuai standar sebelum dikirim. Meskipun penting, inspeksi yang terlalu lama dapat memperpanjang lead time, sehingga perlu keseimbangan antara ketelitian dan efisiensi. 6. Move Time Durasi yang dibutuhkan untuk memindahkan barang dalam pabrik atau gudang. Tata letak yang terlalu kompleks dapat membuat move time lebih lama, sehingga desain layout gudang yang efisien menjadi kunci dalam komponen ini. 7. Delivery Time Durasi pengiriman barang dari pabrik atau gudang hingga sampai ke pelanggan. Faktor seperti jarak lokasi, kondisi lalu lintas, rute pengiriman, dan kapasitas logistik sangat memengaruhi. Perusahaan yang bermitra dengan penyedia layanan logistik biasanya lebih unggul dalam hal kecepatan pengiriman. Rumus dan Cara Menghitung Lead Time Menghitung lead time melibatkan penjumlahan seluruh waktu proses dari awal hingga akhir. Rumusnya adalah: Lead Time = Waktu Pemesanan + Waktu Produksi + Waktu Pengiriman. Sebagai contoh sederhana, jika proses pemesanan membutuhkan 2 hari, produksi 5 hari, dan pengiriman 3 hari, maka total lead time adalah 10 hari. Angka ini menunjukkan kecepatan operasional perusahaan secara menyeluruh. Untuk memastikan akurasi, perusahaan perlu mencatat data aktual di setiap proses, mulai dari waktu pesanan masuk, produksi selesai, hingga barang diterima pelanggan. Analisis data historis juga penting untuk memahami tren dan potensi perbaikan lead time. Tips penting: gunakan Mekari Jurnal sebagai aplikasi manufaktur yang terintegrasi dengan akuntansi agar pencatatan tiap tahapan rantai pasok lebih presisi dan mudah dimonitor. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lead Time Panjang pendeknya lead time dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya adalah: Ketersediaan bahan baku: keterlambatan pasokan dapat menghambat proses pengadaan sehingga memperpanjang lead time. Sistem manufaktur yang digunakan: perusahaan yang sudah menggunakan sistem terintegrasi umumnya memiliki lead time lebih singkat dibanding yang masih manual. Manajemen tenaga kerja: tenaga kerja terlatih dapat mempercepat produksi, sedangkan manajemen yang buruk justru menyebabkan penundaan. Proses logistik: jalur distribusi, shipment tracking, serta keandalan mitra transportasi sangat menentukan durasi pengiriman. Permintaan pasar: lonjakan pesanan mendadak dapat memperpanjang lead time jika kapasitas produksi tidak siap. Untuk mengantisipasinya, perusahaan perlu memperkuat sistem manufaktur dan meningkatkan kesiapan pabrik. Kesimpulan Memahami apa itu lead time memberikan bisnis kemampuan untuk mengendalikan waktu proses dengan lebih baik. Dengan begitu, perusahaan dapat merancang strategi efisiensi yang berdampak langsung pada kepuasan pelanggan. Permudah pengelolaan lead time dengan software manufaktur Mekari Jurnal. Melalui sistem terintegrasi, Anda dapat memantau proses produksi secara end-to-end dan real-time, serta mengontrol operasional mulai dari gudang hingga keuangan. Bahkan, seluruh proses produksi dapat dipantau hanya dalam satu dashboard. Penasaran bagaimana fitur Mekari Jurnal dapat mendukung bisnis Anda? Segera hubungi tim kami atau coba demo gratis sekarang! Referensi: Mohammed, I. A., & Mandal, J. (2024, October). The Impact of Lead Time Variability on Supply Chain Management. https://www.researchgate.net/publication/385731018_The_Impact_of_Lead_Time_Variability_on_Supply_Chain_Management