Apa Itu Certified Public Accountant (CPA) dan Bagaimana Cara Mendapatkannya? CPA atau Certified Public Accountant merupakan sebuah gelar yang menunjukkan keahlian dan etika tingkat tinggi dalam ranah akuntansi yang diakui secara global. Dalam tingkat profesional, CPA merupakan sertifikasi paling bergengsi dan keberadaannya sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi, mulai dari skala kecil dalam sebuah wilayah hingga perusahaan multinasional. Melalui adanya standar tinggi yang diterapkan oleh akuntan yang memiliki CPA, laporan keuangan dapat disusun dengan kualitas tinggi dan menjadi tolok ukur nilai dari akuntan itu sendiri. Maka dari itu, mendapatkan gelar CPA tidak hanya meningkatkan reputasi Anda, namun juga peluang karier dan nilai organisasi yang Anda pilih. Lalu, bagaimana cara mendapatkannya? Simak selengkapnya dalam artikel dari blog Mekari Jurnal berikut ini. Apa Itu Certified Public Accountant (CPA)? Certified Public Accountant merupakan gelar tersertifikasi di bidang akuntansi tertinggi yang diberikan kepada calon peserta yang berhasil melewati pendidikan dan pengujian serta mencapai tingkat pengetahuan yang berharga. Dengan mengambil sertifikasi CPA, akuntan dapat mengembangkan kariernya lebih tinggi dan menempatkan dirinya dalam posisi yang lebih strategis dalam organisasi. Selain mengelola pelaporan keuangan, menjadi akuntan publik juga mengerjakan tanggung jawab yang berkaitan dengan penilaian operasional keuangan dan perpajakan. Mengutip dari BLS atau U.S Bureau of Labor Statistics, akuntan publik atau CPA akan memiliki peran dalam bisnis dan keuangan, antara lain: Menilai operasi keuangan Memeriksa sistem akuntansi untuk efisiensi Menjaga catatan keuangan Menyiapkan pengembalian pajak Memberikan saran optimasi sistem perpajakan organisasi Mewakili organisasi terkait otoritas pajak Meninjau laporan keuangan untuk akurasi Memberikan rekomendasi strategi untuk mengelola keuangan, risiko, dan bisnis Menjaga kepatuhan regulasi dan standar etika Melihat dari peran, maka tidak salah jika menganggap akuntan CPA memiliki tanggung jawab yang sama dengan akuntan pada umumnya. Namun, perlu digaris bawahi bahwa dengan tersertifikasi CPA, maka Anda dapat menunjukkan keahlian yang memberikan dampak yang lebih mendalam pada kesehatan finansial mereka. Baca Juga: 8 Jenis Sertifikasi Akuntansi Dan Cara Mendapatkannya! Sejarah Singkat Certified Public Accountant Asal mula profesi akuntan publik bersertifikat dapat ditelusuri hingga abad ke-17 ketika kebutuhan untuk mengaudit dan mengelola dana publik mulai meningkat, khususnya di wilayah kolonial Amerika. Kala itu, akuntan dari Inggris dan Skotlandia turut serta melatih penduduk lokal Amerika untuk mengadopsi sistem akuntansi yang lebih formal dan sistematis. Puncak awal perkembangan profesi ini terjadi pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1882, didirikanlah Institute of Accountants and Bookkeepers of the City of New York sebagai lembaga pertama yang mendukung pengembangan profesi akuntansi secara terorganisir. Kemudian pada tahun 1887, American Association of Public Accountants (AAPA) dibentuk untuk menetapkan standar moral dan profesional bagi akuntan publik. Langkah signifikan terjadi pada 17 April 1896, saat negara bagian New York secara resmi mengesahkan Chapter 312, yang mengatur pemberian sertifikat akuntan publik kepada individu yang memenuhi syarat usia, moralitas, dan kualifikasi pendidikan atau pengalaman kerja. Dari sinilah istilah “Certified Public Accountant” mulai diatur secara legal. Ujian CPA pertama kali diadakan di Buffalo dan New York City. Frank Broaker menjadi orang pertama yang menerima lisensi CPA melalui pengalaman kerja sebelumnya tanpa ujian, yang disebut sebagai “grandfathering”. Sementara itu, Joseph Hardcastle merupakan individu pertama yang lulus melalui kombinasi ujian dan pengalaman kerja. Ia kemudian dikenal sebagai ahli teori akuntansi dan dosen di New York University. Perkembangan penting lainnya adalah diterapkannya persyaratan 150 satuan kredit pendidikan di beberapa negara bagian pada tahun 1988, dan kemudian di hampir semua negara bagian pada tahun 2001. Penelitian oleh NASBA terhadap lebih dari 116.000 peserta ujian CPA membuktikan bahwa mereka yang telah menempuh lebih dari 150 kredit cenderung memiliki tingkat kelulusan lebih tinggi dibanding mereka yang belum mencapainya. CPA di Berbagai Negara Meskipun istilah “CPA” paling dikenal di Amerika Serikat, gelar ini juga digunakan di berbagai negara lain dengan pengertian dan sistem yang tidak selalu identik. Amerika Serikat Di AS, CPA adalah sebutan resmi yang diberikan oleh dewan akuntansi di masing-masing negara bagian. CPA hanya diberikan kepada mereka yang lulus Ujian Uniform CPA, menyelesaikan pendidikan minimal 150 semester unit, serta memiliki pengalaman kerja dalam bidang akuntansi. Hanya CPA yang boleh memberikan layanan atestasi seperti audit laporan keuangan. Inggris Di Inggris, CPA merupakan anggota dari Certified Public Accountants Association, berbeda dengan Chartered Accountant yang dikeluarkan oleh ICAEW. CPA di Inggris lebih fokus pada akuntansi dan keuangan praktis. Australia Di Australia, CPA adalah singkatan dari Certified Practicing Accountant. Untuk menjadi anggota CPA Australia, seseorang harus memiliki gelar sarjana dan mengikuti program sertifikasi lanjutan termasuk ujian dan pengalaman kerja. Kanada Di Kanada, CPA adalah singkatan dari Chartered Professional Accountant. Sistem ini lahir dari penggabungan tiga gelar akuntansi sebelumnya (CA, CMA, dan CGA). Kandidat mengikuti program CPA PEP dan harus memenuhi kualifikasi akademik dan profesional. Hong Kong Di Hong Kong, CPA diberikan oleh Hong Kong Institute of Certified Public Accountants (HKICPA). Kandidat harus menyelesaikan program kualifikasi dan memenuhi syarat pengalaman kerja profesional. Fungsi dan Peran CPA CPA memiliki peran yang sangat luas dalam berbagai sektor ekonomi, baik sebagai penyedia jasa untuk publik maupun sebagai profesional yang bekerja di sektor korporat. Berikut adalah beberapa fungsi utama yang dijalankan oleh seorang CPA: 1. Layanan Assurance Peran utama CPA adalah memberikan layanan assurance seperti audit, di mana mereka memberikan opini profesional mengenai kewajaran laporan keuangan suatu entitas. Audit ini mencakup kepatuhan terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), pengungkapan yang wajar, dan pengendalian internal perusahaan. 2. Pajak dan Kepatuhan CPA sering kali berperan dalam penyusunan laporan pajak dan perencanaan pajak. Mereka dapat mewakili wajib pajak di hadapan IRS, bersama dengan pengacara pajak dan Enrolled Agents. Keahlian mereka sangat dibutuhkan dalam strategi penghematan pajak dan pemenuhan kewajiban pajak secara legal. 3. Konsultasi Manajemen Meskipun sempat menjadi sorotan pasca skandal Enron, banyak CPA yang terlibat dalam layanan konsultasi bisnis seperti pengendalian internal, manajemen risiko, hingga transformasi digital sistem keuangan perusahaan. CPA harus menjaga independensi dalam peran ini, terutama bila perusahaan klien juga menjadi klien audit. 4. Akuntansi Forensik CPA juga banyak berperan dalam bidang forensik akuntansi, yakni penyelidikan terhadap kecurangan, korupsi, atau kesalahan dalam laporan keuangan. Keahlian ini banyak digunakan dalam kasus hukum dan arbitrase bisnis. 5. Peran di Perusahaan CPA tidak hanya bekerja di firma akuntansi publik. Banyak yang bekerja di perusahaan sebagai manajer keuangan, direktur keuangan (CFO), controller, bahkan CEO. Mereka terlibat dalam pengambilan keputusan strategis, pelaporan keuangan internal, dan kepatuhan regulasi. 6. Area Spesialisasi Lainnya Selain peran umum di atas, CPA juga memiliki fungsi dalam berbagai bidang keuangan seperti: Perencanaan keuangan pribadi Perencanaan warisan (estate planning) Perbankan investasi Manajemen risiko dan audit sistem informasi Private equity dan venture capital Kepatuhan regulasi dan pelaporan keuangan Manfaat Memiliki Gelar CPA Sertifikasi Certified Public Accountant (CPA) merupakan salah satu pencapaian tertinggi dalam dunia akuntansi. Gelar ini tidak hanya menjadi tanda keahlian teknis, tetapi juga pengakuan atas profesionalisme seorang akuntan. Banyak perusahaan maupun institusi keuangan mengutamakan akuntan yang sudah memiliki gelar CPA karena dianggap memiliki standar kompetensi yang lebih tinggi. Pertama, gelar CPA meningkatkan kredibilitas seorang akuntan. Dengan sertifikasi ini, seorang profesional di bidang akuntansi dianggap memiliki kemampuan yang mumpuni dalam menangani persoalan akuntansi yang kompleks. Hal ini mencakup pelaporan keuangan, perpajakan, hingga audit. Pengakuan internasional yang melekat pada CPA membuat pemegangnya lebih dipercaya baik oleh perusahaan lokal maupun global. Kedua, CPA membuka peluang karier lebih luas. Banyak perusahaan besar, baik di sektor swasta maupun publik, lebih memilih akuntan dengan sertifikasi CPA. Posisi strategis seperti auditor senior, konsultan pajak, manajer keuangan, hingga Chief Financial Officer (CFO) lebih sering diisi oleh mereka yang memiliki gelar ini. Dengan kata lain, CPA dapat menjadi batu loncatan menuju jenjang karier yang lebih tinggi. Ketiga, pemegang gelar CPA cenderung mendapatkan kompensasi yang lebih baik dibandingkan akuntan tanpa sertifikasi. Survei di berbagai negara menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam hal gaji antara akuntan biasa dengan akuntan bersertifikasi CPA. Kenaikan ini mencerminkan apresiasi perusahaan terhadap keterampilan dan kompetensi yang lebih unggul. Selain itu, CPA juga memberikan akses ke jaringan profesional yang luas. Pemegang gelar biasanya otomatis tergabung dalam asosiasi akuntan publik, baik di tingkat nasional maupun internasional. Keanggotaan ini memungkinkan akuntan untuk mengikuti pelatihan berkelanjutan, seminar, dan mendapatkan akses ke berbagai sumber daya penting yang dapat mendukung pengembangan karier. Dengan berbagai manfaat tersebut, tidak mengherankan jika banyak akuntan berusaha keras untuk memperoleh gelar CPA. Sertifikasi ini tidak hanya sekadar simbol prestasi, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang yang dapat memberikan keuntungan besar dalam perjalanan karier seorang profesional akuntansi. Proses dan Tahapan Mendapatkan Gelar CPA Mendapatkan sertifikasi CPA membutuhkan proses bertahap yang sistematis. Tahapan ini mencakup pendaftaran, persiapan ujian, pelaksanaan ujian, hingga pengajuan lisensi. Tahap pertama adalah pendaftaran dan persiapan. Calon peserta harus memastikan memenuhi seluruh persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja. Setelah itu, mereka bisa mendaftar melalui lembaga yang berwenang, seperti Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) di Indonesia. Persiapan biasanya dilakukan dengan mengikuti kursus CPA, mempelajari buku teks akuntansi, menonton video tutorial, atau mengerjakan soal latihan. Tahap kedua adalah pelaksanaan ujian CPA. Ujian biasanya diselenggarakan di pusat ujian resmi. Setiap peserta harus menyelesaikan empat bagian ujian dengan waktu sekitar 4–5 jam per bagian. Bentuk soal umumnya berupa pilihan ganda dan studi kasus. Peserta bisa memilih untuk mengikuti semua bagian sekaligus atau mencicil secara bertahap. Tahap ketiga adalah pengajuan lisensi. Setelah dinyatakan lulus, peserta wajib mengajukan lisensi resmi ke lembaga akuntansi publik. Di Indonesia, proses ini dilakukan melalui IAPI. Dokumen yang harus diserahkan antara lain transkrip akademik, bukti pengalaman kerja, serta hasil ujian CPA. Tahap terakhir adalah pemeliharaan lisensi. Setelah memperoleh gelar CPA, seorang akuntan diwajibkan mengikuti Continuing Professional Education (CPE) atau Program Profesi Lanjutan (PPL). Program ini mengharuskan pemegang lisensi mengikuti sejumlah jam pelatihan setiap tahun untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka. Jika kewajiban ini tidak dipenuhi, lisensi bisa dinonaktifkan atau dicabut. Keseluruhan proses ini memastikan bahwa gelar CPA benar-benar mencerminkan kualitas dan kompetensi seorang akuntan. Dengan demikian, setiap pemegang lisensi CPA tidak hanya memiliki pengakuan akademik, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri. Keahlian dan Kompetensi CPA Sertifikasi CPA tidak hanya mengukur pengetahuan teknis, tetapi juga menuntut kompetensi non-teknis yang diperlukan untuk bekerja di dunia profesional. Dari sisi teknis, CPA harus menguasai standar akuntansi internasional seperti GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) dan IFRS (International Financial Reporting Standards). Kemampuan ini sangat penting dalam penyusunan dan analisis laporan keuangan. Selain itu, CPA juga dituntut mahir dalam audit, perpajakan, dan assurance services. Audit, misalnya, membutuhkan kemampuan untuk menilai kebenaran laporan keuangan dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Di sisi lain, kompetensi non-teknis juga menjadi bagian penting dari seorang CPA. Seorang akuntan publik harus menjunjung tinggi integritas dan etika profesional. Keputusan yang diambil harus selalu etis dan bertanggung jawab karena menyangkut kepercayaan publik. Selain itu, keterampilan komunikasi yang baik diperlukan agar akuntan mampu menyampaikan informasi keuangan secara jelas, bahkan kepada pihak non-akuntansi. Keterampilan lain yang tidak kalah penting adalah kerja sama tim, kepemimpinan, manajemen waktu, dan problem solving. Dalam praktiknya, seorang CPA sering memimpin tim audit, bekerja di bawah tekanan deadline, dan harus mampu menemukan solusi atas berbagai masalah keuangan yang kompleks. Dengan kombinasi antara kompetensi teknis dan non-teknis tersebut, seorang CPA diharapkan menjadi profesional yang andal, kredibel, dan mampu memberikan nilai tambah bagi organisasi tempatnya bekerja. Persyaratan Mendapatkan CPA untuk Akuntan Publik Proses untuk mendapatkan gelar CPA tidaklah sederhana. Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, mulai dari pendidikan hingga pengalaman kerja. Hal ini bertujuan agar setiap pemegang sertifikasi benar-benar memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam praktik akuntansi. Persyaratan pendidikan menjadi fondasi utama. Seorang calon CPA diwajibkan memiliki latar belakang akademik di bidang akuntansi atau bidang terkait. Di Indonesia, syarat minimal adalah gelar diploma 4 (D4), namun mayoritas kandidat biasanya lulusan sarjana (S1) atau bahkan pascasarjana (S2 dan S3). Selama menempuh pendidikan, terdapat beberapa mata kuliah yang wajib diikuti, seperti Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajerial, Audit, Perpajakan, Hukum Bisnis, dan Etika Profesional. Selain pendidikan formal, pengalaman kerja juga menjadi syarat penting. Umumnya, calon CPA harus memiliki pengalaman minimal 1 hingga 2 tahun atau sekitar 2.000 jam kerja di bidang akuntansi. Pengalaman ini harus dijalani di bawah supervisi seorang CPA berlisensi agar keterampilan praktis benar-benar teruji. Pengalaman kerja dapat berupa audit, penyusunan laporan keuangan, atau perpajakan. Setelah memenuhi syarat pendidikan dan pengalaman, calon CPA wajib mengikuti ujian CPA. Ujian ini mencakup empat bagian utama, yaitu: Auditing and Attestation (AUD) – menguji keterampilan audit dan pemahaman standar audit. Business Environment and Concepts (BEC) – menguji pemahaman konsep bisnis, manajemen, ekonomi, dan teknologi. Financial Accounting and Reporting (FAR) – fokus pada pelaporan keuangan dan standar akuntansi. Regulation (REG) – mencakup perpajakan, hukum bisnis, dan etika profesional. Dengan persyaratan yang ketat tersebut, gelar CPA bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh secara instan. Namun, justru di situlah nilai tambahnya. Gelar ini menjadi bukti bahwa seseorang telah melalui proses seleksi yang panjang dan memiliki kompetensi tinggi dalam bidang akuntansi. Persyaratan untuk Menjadi CPA Di Indonesia Untuk mendapatkan gelar tertinggi dalam bidang akuntansi ini diperlukan seorang akuntan untuk mengikuti pendidikan khusus terlebih dahulu. Di Indonesia, program pendidikan lanjutan ini diselenggarakan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Beberapa persyaratan harus dipenuhi agar berhasil mendapatkan sertifikasi CPA atau akuntan publik dengan sukses, di antaranya: Melakukan registrasi akun melalui website resmi IAPI yaitu https://member.iapi.or.id/login Telah terdaftar menjadi anggota dari IAPI Memahami rincian biaya pendidikan dan membayarnya Memenuhi persyaratan pendidikan yaitu lulusan D4, S1, S2, S3 dari bidang yang relevan Memiliki pengalaman kerja di KAP (Kantor Akuntan Publik)/instansi/perguruan tinggi minimal tiga tahun di bidang akuntansi, bisnis, keuangan, dan perpajakan Mengunggah dokumen persyaratan beserta dokumen pribadi ke dalam akun IAPI Mengikuti ujian CPA dan menyelesaikannya Baca Juga: Mengenal Big 4 KAP dan Tips Bergabung dengan Big 4 KAP Ujian profesi akuntan publik (CPA Exam – STL UPAP) Penetapan SPAP (Standar Auditing) Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) Review mutu bagi anggota IAPI. Tentang Ujian Profesi Akuntan Publik Ujian untuk mendapatkan gelar ini dikenal dengan UPAP atau Ujian Profesi Akuntan Publik yang terdiri atas dua tingkatan ujian, yaitu ujian tingkat dasar dan ujian tingkat profesional. Peserta ujian juga diberikan jangka waktu dua tahun untuk menyelesaikan ujian terhitung dari pertama kali memulai ujian yang pertama. Untuk ujian tingkat dasar, mata ujian yang keluar adalah: Pengantar Audit dan Asuransi Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro Pengantar Manajemen, Perpajakan dan Hukum Bisnis Akuntansi Biaya, Manajemen Keuangan dan Sistem Informasi Jika peserta berhasil melewati ujian tingkat dasar ini, akan mendapatkan sertifikat Associate Certified Public Accountant of Indonesia (A-CPA). Setelah itu, peserta dapat lanjut untuk menyelesaikan ujian tingkat profesional, yang meliputi: Audit, Asurans dan Etika Profesi (kompetensi tingkat menengah hingga tingkat lanjut) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Lanjutan Akuntansi Manajemen, Manajemen Keuangan dan Teknologi Informasi Strategi Bisnis dan Perpajakan Lanjutan Manajemen Risiko, Tata Kelola dan Pengendalian Internal Setelah pada ujian tingkat profesional ini peserta berhasil dinyatakan lulus, maka peserta dapat memperoleh surat tanda lulus ujian dan mendapatkan sertifikasi CPA. Baca Juga: Berapa Tarif Jasa Audit Laporan Keuangan Akuntan Publik? Biaya Sertifikasi CPA Proses sertifikasi CPA juga membutuhkan investasi finansial. Di Indonesia, biaya ujian diatur oleh IAPI dan terbagi dalam beberapa level: Level Dasar: biaya pendaftaran Rp100.000 dan biaya per mata ujian Rp200.000. Level Profesional: biaya pendaftaran Rp300.000, dengan biaya per mata ujian sekitar Rp600.000. Level Lanjutan: biaya pendaftaran sama dengan level profesional, ditambah Rp1.800.000 untuk mata ujian Audit, Asuransi, dan Etika Profesi. Meskipun biaya ini cukup signifikan, manfaat yang diperoleh setelah memiliki gelar CPA jauh lebih besar. Gelar ini dapat meningkatkan gaji, membuka peluang karier global, dan memberikan status profesional yang bergengsi. Peluang Karier bagi Pemegang Gelar CPA Salah satu alasan utama banyak akuntan mengejar gelar CPA adalah peluang karier yang lebih luas. Dengan sertifikasi ini, seorang akuntan dapat berkarier di berbagai sektor, baik swasta maupun publik. Pertama, firma akuntansi menjadi tempat kerja yang paling umum bagi pemegang CPA. Mereka bisa bergabung dengan firma besar seperti Big Four (Deloitte, PwC, EY, dan KPMG) atau firma lokal. Pekerjaan yang dilakukan mencakup audit, perpajakan, dan konsultasi bisnis. Kedua, CPA juga memiliki kesempatan untuk bekerja mandiri. Banyak akuntan publik membuka praktik sendiri atau menjadi konsultan independen. Karier ini menawarkan fleksibilitas tinggi dan memungkinkan mereka menentukan sendiri tarif jasa. Ketiga, di sektor korporasi, pemegang gelar CPA sering menduduki posisi strategis seperti Chief Financial Officer (CFO), Financial Controller, atau Risk Manager. Posisi-posisi tersebut memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas keuangan perusahaan dan pengambilan keputusan strategis. Keempat, CPA memberikan peluang internasional. Karena gelar ini diakui secara global, pemegang sertifikasi bisa bekerja di perusahaan multinasional atau lembaga keuangan internasional. Kelima, CPA juga dibutuhkan di sektor publik. Mereka dapat bekerja di lembaga pemerintahan, organisasi non-profit, maupun badan pengawas keuangan. Peran mereka biasanya terkait pengelolaan anggaran, audit publik, atau penyusunan kebijakan fiskal. Dengan peluang karier yang luas tersebut, tidak diragukan lagi bahwa CPA adalah investasi karier yang sangat berharga bagi seorang akuntan. Kesimpulan Memiliki Certified Public Accountant (CPA) dapat menjadi investasi jangka panjang yang memberikan kredibilitas, gaji lebih tinggi, dan peluang karier yang lebih tinggi dan luas. Proses untuk mendapatkannya sendiri memang panjang dan memerlukan tenaga dan biaya, namun hasilnya sepadan dengan meningkatnya keahlian, reputasi, kesempatan profesional, dan pengakuan global. Dengan menjadi akuntan tersertifikasi CPA juga memberikan banyak manfaat, seperti keuntungan kompetitif di pasar kerja serta jaringan profesional yang lebih luas. Bagi perusahaan sendiri, memiliki pengelola keuangan yang tersertifikasi ahli dapat meningkatkan kepercayaan publik, regulator, dan investor dalam membaca informasi dalam laporan keuangan. Jangan lupa, kelengkapan sertifikasi CPA akan semakin optimal jika didukung oleh software akuntansi terintegrasi. Melalui fitur unggulan berbasis otomatis dari Mekari Jurnal, Anda dapat lebih berfokus dalam pekerjaan yang lebih strategis daripada terjebak dalam pekerjaan administratif. Semoga artikel ini bermanfaat, dan mulai mengadopsi software akuntansi terintegrasi untuk pengelolaan akuntansi dan keuangan yang lebih modern, efisien, dan terukur. Bila tertarik, tanyakan langsung ke tim kami melalui tombol di bawah ini, dapatkan uji coba gratis selama 7 hari langsung dari kami! Konsultasi dengan Mekari Jurnal Sekarang! Referensi: SNHU, “What is a CPA? Prepare for Changes Coming to the Exam in 2024”. IAPI, “CPA”. Jobstreet, “Cara dan Syarat Mendapatkan Gelar CPA untuk Akuntan”.