Kenali Istilah Fraud atau Kecurangan dalam Akuntansi Dalam akuntansi, dikenal dua jenis kesalahan yaitu kekeliruan atau error yang mengandung unsur ketidaksengajaan dan kecurangan atau fraud yang bisanya memang disengaja untuk menaikkan harga saham perusahaan. Fraud adalah tindakan curang yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga menguntungkan diri sendiri, kelompok, atau pihak lain (perorangan, perusahaan atau institusi). Terjadinya suatu fraud disebabkan oleh beberapa alasan dan faktor yang mempengaruhinya. Untuk menghindari hal-hal tersebut, ada baiknya Anda mulai mempelajari faktor-faktor apa yang bisa menyebabkannya dan mengawasi setiap proses penghitungan yang dapat menyebabkan fraud. Untuk memahaminya, berikut ini penjelasan menganai faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya fraud. Pengertian Fraud Fraud adalah suatu tindakan penipuan atau kecurangan yang dilakukan dengan sengaja untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok dengan cara yang tidak sah, melanggar hukum, atau bertentangan dengan etika dan norma yang berlaku. Dalam konteks bisnis dan keuangan, fraud biasanya melibatkan penyalahgunaan aset perusahaan, manipulasi laporan keuangan, atau penyamaran informasi untuk menyesatkan pihak lain. Dalam dunia akuntansi, fraud adalah salah satu jenis kesalahan yang sering ditemukan. Selain itu, kekeliruan atau error juga menjadi kesalahan lainnya dalam akuntansi. Kedua istilah ini, fraud dan error merupakan dua jenis kesalahan yang sering terjadi dalam proses akuntansi, meski dinilai sama, keduanya memiliki sedikit perbedaan, yaitu terlihat dari ada dan tidak adanya unsur kesengajaan. Di mana, error terjadi karena tidak ada kesengajaan, dan fraud terjadi karena adanya unsur kesengajaan. Faktanya, kecurangan akan lebih sulit dideteksi dibanding dengan kekeliruan, hal ini karena pihak manajemen atau karyawan akan berusaha menyembunyikan kecurangan itu sendiri. Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia, Fraud atau kecurangan adalah suatu tindakan yang disengaja oleh satu individu atau lebih dalam manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, karyawan, dan pihak ketiga yang melibatkan penggunaan tipu muslihat untuk memperoleh satu keuntungan secara tidak adil atau melanggar hukum. Secara umum, fraud bertujuan untuk: Mengelabui pihak lain demi memperoleh manfaat finansial Merugikan perusahaan, individu, atau lembaga tertentu Menyembunyikan kebenaran atau memanipulasi data agar tidak terdeteksi Pada dasarnya, fraud adalah serangkaian ketidakberesan (irregularities) dan perbuatan melawan hukum (illegal act) yang dilakukan oleh orang luar maupun dalam perusahaan, untuk mendapatkan keuntungan dan merugikan orang lain. Ciri-Ciri Terjadinya Fraud Ketidaksesuaian antara data fisik dan laporan Perubahan gaya hidup mencurigakan pada karyawan Proses bisnis tidak transparan Audit internal yang lemah Tidak ada pemisahan tugas yang jelas Tiga Elemen Segitiga Fraud (Fraud Triangle) Konsep ini diperkenalkan oleh Donald Cressey, menjelaskan faktor utama penyebab seseorang melakukan fraud: Pressure (Tekanan): Tekanan finansial, utang, gaya hidup, atau target yang sulit dicapai Opportunity (Peluang): Lemahnya kontrol internal, kurangnya pengawasan, celah sistem Rationalization (Pembenaran): Pelaku meyakinkan diri bahwa tindakannya bisa dibenarkan (contoh: “semua orang juga melakukannya”) Pastikan Anda Sudah Pakai Aplikasi Mekari Jurnal! Software Akuntansi Online Terpercaya! Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang! Baca juga: Pengertian Kredit dalam Akuntansi dan Perbankan Faktor Pendorong Terjadinya Fraud atau Kecurangan Setidaknya, terdapat tiga hal yang mendorong terjadinya fraud dalam perusahaan, apa saja ketiga faktor tersebut? Di bawah ini adalah faktor yang sering menjadi pendorong atau pemicu terjadinya fraud: 1. Tekanan Terjadinya dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan kecurangan yang dipicu oleh beberapa alasan, mulai dari dorongan seseorang untuk melakukan kecurangan yang dipicu oleh alasan ekonomi, emosional, atau nilai. 2. Adanya peluang Ketika terdapat peluang, maka disitulah ada kesempatan yang dilakukan oleh pelaku kecurangan. Faktor ini biasanya didorong karena lemahnya internal control atau penyalahgunaan wewenang dalam perusahaan. 3. Rasionalisasi Faktor ini terjadi ketika seseorang melakukan rasionalisasi atau mencari pembenaran atas terjadinya kecurangan. Hal ini biasanya terjadi karena pelaku mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya, sehingga ia akan mencari pembenaran atas tindakannya tersebut. Adapun beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan fraud atau kecurangan dalam pelaporan keuangan perusahaan adalah: 4. Faktor General atau Umum Merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan. Faktor ini meliputi: Kesempatan atau Opportunity Kesempatan melakukan kecurangan tergantung pada kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Umumnya, manajemen suatu organisasi atau perusahaan memiliki potensi yang lebih besar untuk melakukan kecurangan daripada karyawan. Tetapi, patut digarisbawahi bahwa kesempatan melakukan kecurangan akan selalu ada pada setiap level kedudukan. Pengungkapan (Exposure) Terungkapnya suatu kecurangan dalam organisasi atau perusahaan belum menjamin tidak terulangnya kecurangan tersebut, baik oleh pelaku yang sama maupun yang lain. Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya dikenakan sanksi apabila perbuatannya terungkap. 5. Faktor Individu Faktor ini berhubungan dengan individu sebagai pelaku kecurangan yang terdiri dari: Ketamakan atau Greed Ketamakan berhubungan dengan moral individu. Pandangan hidup dan lingkungan berperan dalam pembentukan moral seseorang. Kebutuhan atau Need Berhubungan dengan pandangan/pikiran dan keperluan pegawai atau pejabat yang terkait dengan aset yang dimiliki perusahaan, instansi, atau organisasi tempat dia bekerja. Selain itu, tekanan (pressure) yang dihadapi dalam bekerja dapat menyebabkan orang yang jujur mempunyai motif untuk melakukan kecurangan. Baca juga: Fraud Triangle: Mencari Penyebab Kecurangan dalam Keuangan Bisnis Kelompok Fraud dalam Perusahaan Sebuah organisasi profesional yang bergerak di bidang pemeriksaan kecurangan, The Association of Certified Fraud Examiners, membagi fraud ke dalam tiga kelompok berdasarkan perbuatannya, yaitu: Penyimpangan aset: Kelompok ini melakukan kecurangan dalam penyalahgunaan aset perusahaan. Kelompok ini mudah dideteksi karena dapat diukur/dihitung dengan mudah Pernyataan palsu: Kecurangan ini sering dilakukan oleh pihak manajemen untuk menutupi kondisi keuangan yang sesungguhnya dengan membuat rekayasa keuangan dalam laporan keuangan perusahaan. Korupsi: Bukan hanya sering terjadi di sebuah perusahaan, ini juga sering ditemukan di beberapa negara yang sedang berkembang dan kurangnya tata kelola yang baik. Kelompok fraud ini sulit dideteksi karena banyaknya pihak yang bekerja sama dalam menikmati keuntungan. Didalamnya termasuk konflik kepentingan, penyuapan, pemerasan ekonomi, dan penerimaan yang ilegal. Jenis-Jenis Fraud dalam Dunia Bisnis Dalam dunia bisnis dan organisasi, fraud atau kecurangan merupakan salah satu ancaman serius yang dapat merusak integritas, kredibilitas, serta stabilitas keuangan sebuah entitas. Fraud bukan hanya sekadar pencurian atau penggelapan, melainkan bisa mencakup berbagai tindakan manipulatif yang dilakukan secara sistematis dan sering kali terorganisir. Oleh karena itu, penting untuk memahami jenis-jenis fraud berdasarkan pelaku, tindakan, serta bidang operasional agar bisa dicegah dan ditangani secara tepat. Kecurangan Berdasarkan Pelaku: Employee Fraud dan Management Fraud 1. Employee Fraud: Kecurangan yang Dilakukan oleh Pegawai Employee fraud atau kecurangan pegawai merupakan bentuk kecurangan yang paling umum terjadi dalam sebuah organisasi. Biasanya dilakukan oleh karyawan tingkat bawah atau menengah yang memiliki akses terhadap aset atau sistem perusahaan, dan memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi. Jenis kecurangan ini bisa dalam bentuk penggelapan uang kas, pencurian barang inventaris, penyalahgunaan fasilitas kantor untuk keperluan pribadi, hingga manipulasi klaim biaya. Salah satu contoh nyata employee fraud adalah penggelapan dana petty cash oleh staf administrasi, atau penggunaan kartu kredit perusahaan untuk keperluan pribadi tanpa izin. Meskipun nilai kerugiannya relatif kecil jika dilakukan sekali dua kali, namun dalam jangka panjang dan dengan frekuensi tinggi, dampaknya bisa sangat besar. Penyebab utama terjadinya employee fraud biasanya adalah lemahnya pengawasan internal, minimnya budaya kerja yang menjunjung integritas, serta rendahnya gaji atau motivasi karyawan. Oleh karena itu, perusahaan perlu membangun sistem kontrol yang kuat, seperti audit rutin, pengawasan transaksi keuangan, dan pelatihan etika kerja untuk menekan potensi kecurangan. 2. Management Fraud: Kecurangan yang Dilakukan oleh Pihak Manajemen Berbeda dengan employee fraud, management fraud merupakan tindakan curang yang dilakukan oleh jajaran manajemen, terutama level menengah hingga atas. Kecurangan ini umumnya lebih kompleks karena melibatkan manipulasi data keuangan, laporan tahunan, atau strategi perusahaan, demi memberikan gambaran yang tidak sesuai kenyataan kepada pemegang saham, investor, atau pemangku kepentingan lainnya. Motivasi dari management fraud bisa bermacam-macam, seperti untuk menarik investor baru, mempertahankan nilai saham, menghindari audit eksternal, atau menyembunyikan kerugian besar agar tetap terlihat kompeten di mata dewan direksi. Contoh klasik adalah kasus Enron dan WorldCom, di mana manajemen perusahaan memanipulasi laporan keuangan secara sistematis untuk menyembunyikan kerugian dan menciptakan ilusi profitabilitas yang tinggi. Dampaknya sangat besar karena menyebabkan kebangkrutan, kerugian miliaran dolar, hingga hilangnya lapangan kerja bagi ribuan karyawan. Untuk mencegah jenis fraud ini, perusahaan perlu membangun governance yang kuat, transparansi data, dan menerapkan whistleblower system agar siapapun yang menemukan kejanggalan bisa melaporkannya tanpa takut mendapat tekanan. Kecurangan Berdasarkan Tindakan: Penyelewengan Aset dan Manipulasi Laporan Keuangan 3. Penyelewengan Aset (Misappropriation of Assets) Penyelewengan aset adalah bentuk kecurangan yang melibatkan penggunaan atau pengalihan aset perusahaan oleh pihak internal untuk kepentingan pribadi. Ini termasuk penggelapan uang, pencurian barang, hingga penyalahgunaan kendaraan dinas atau peralatan kantor. Jenis fraud ini biasanya dilakukan oleh karyawan yang memiliki akses langsung terhadap aset tersebut. Misalnya, kasir yang mengambil uang tunai dari laci kas tanpa mencatat transaksi, atau pegawai gudang yang mencuri barang dan menjualnya secara ilegal. Karakteristik utama dari penyelewengan aset adalah kesengajaan dan kerahasiaan, serta seringkali dilakukan dalam skala kecil agar tidak langsung terdeteksi. Namun jika dibiarkan, jumlah kerugiannya bisa membengkak seiring waktu. Untuk mendeteksi jenis fraud ini, perusahaan harus melakukan pencatatan inventaris yang rapi, menerapkan segregation of duties (pemisahan tanggung jawab) dalam proses operasional, serta audit stok secara berkala. 4. Kecurangan dalam Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Reporting) Kecurangan dalam laporan keuangan adalah manipulasi data atau informasi keuangan untuk menipu pembaca laporan, seperti investor, kreditur, atau auditor. Bentuknya bisa berupa overstating aset (melebihkan nilai aset), understating liabilitas (mengurangi jumlah kewajiban), atau menyembunyikan beban keuangan yang sebenarnya terjadi. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk menampilkan performa perusahaan yang lebih baik dari kenyataan. Misalnya, memalsukan penjualan agar laba terlihat tinggi, atau menunda pencatatan biaya agar neraca tampak sehat. Fraud jenis ini sangat merusak karena berdampak pada pengambilan keputusan bisnis yang salah oleh pihak eksternal. Selain itu, bisa memicu hukuman pidana bagi pelakunya jika terbukti secara hukum. Pencegahan terhadap fraud laporan keuangan dilakukan melalui penerapan standar akuntansi yang ketat, pemeriksaan independen oleh auditor eksternal, serta sistem kontrol internal berbasis teknologi. Kecurangan Berdasarkan Fungsi: Fraud Operasional, Pengadaan, Pajak, dan Digital 5. Fraud Operasional Fraud operasional terjadi dalam kegiatan sehari-hari perusahaan, khususnya yang melibatkan transaksi rutin. Bentuknya bisa berupa penggelapan kas, pemalsuan faktur, manipulasi laporan inventaris, atau penyusunan laporan penjualan fiktif. Contoh yang sering terjadi adalah pengeluaran fiktif yang diajukan oleh staf keuangan, atau manipulasi stok barang oleh pegawai gudang untuk menyembunyikan kekurangan akibat pencurian. Fraud operasional cenderung sulit terdeteksi karena terlihat seperti aktivitas biasa. Oleh sebab itu, penting untuk memiliki sistem pelaporan internal yang transparan, penggunaan software ERP untuk monitoring operasional secara real-time, serta inspeksi mendadak sebagai langkah preventif. 6. Fraud Pengadaan (Procurement Fraud) Procurement fraud merupakan bentuk kecurangan dalam proses pengadaan barang dan jasa, baik yang dilakukan oleh internal perusahaan maupun kerja sama dengan vendor eksternal. Bentuk umum dari fraud ini antara lain: Penyuapan vendor agar memenangkan tender Mark-up harga barang/jasa Pengadaan fiktif tanpa pengiriman barang Konspirasi antara panitia pengadaan dan supplier Fraud ini merugikan perusahaan secara finansial karena membayar lebih untuk barang yang tidak sesuai kualitas atau bahkan tidak ada sama sekali. Selain itu, dapat menghancurkan integritas proses pengadaan dan menghambat efisiensi operasional. Untuk mencegah procurement fraud, perusahaan perlu menerapkan sistem tender terbuka, rotasi tim pengadaan, serta penggunaan sistem e-procurement yang memiliki jejak audit digital. 7. Fraud Pajak (Tax Fraud) Tax fraud adalah kecurangan dalam pelaporan dan pembayaran pajak, yang dilakukan dengan cara menyembunyikan pendapatan, memperkecil nilai penghasilan kena pajak, atau memalsukan bukti potong dan faktur. Motif utamanya adalah untuk mengurangi beban pajak yang harus dibayar kepada negara. Ini termasuk: Menyatakan biaya lebih besar dari yang sebenarnya Tidak melaporkan penghasilan tertentu Membuat laporan keuangan ganda Fraud pajak termasuk ke dalam tindakan ilegal yang bisa dikenakan sanksi administrasi maupun pidana. Untuk menghindari praktik ini, perusahaan harus menerapkan pembukuan yang rapi, melibatkan konsultan pajak profesional, dan mematuhi regulasi perpajakan yang berlaku. Jenis Fraud Berdasarkan Media: Employee Fraud dan Cyber Fraud 8. Fraud Karyawan (Employee Specific Fraud) Selain bentuk employee fraud umum, terdapat juga jenis fraud yang lebih spesifik, seperti: Penipuan biaya klaim perjalanan dinas Pemalsuan jam kerja dan absensi Penyalahgunaan fasilitas kantor (telepon, kendaraan, bahan bakar) Pemalsuan dokumen rekrutmen (ijazah, pengalaman kerja) Jenis fraud ini sering kali luput dari pengawasan HRD atau bagian keuangan karena berbasis dokumentasi. Untuk menghindarinya, organisasi perlu memiliki sistem pelacakan digital yang mencatat aktivitas karyawan secara real-time, serta prosedur validasi terhadap semua dokumen klaim. Kebijakan reward dan punishment, serta budaya kerja yang sehat juga memainkan peran penting dalam menekan potensi fraud karyawan. 9. Fraud Digital atau Siber (Cyber Fraud) Seiring meningkatnya ketergantungan terhadap teknologi, fraud dalam dunia siber pun semakin marak. Cyber fraud mencakup berbagai bentuk penipuan yang menggunakan perangkat digital sebagai alat utama. Beberapa contohnya adalah: Phishing (penipuan lewat email palsu untuk mencuri data) Hacking sistem keuangan perusahaan Pencurian identitas pengguna Social engineering untuk mengakses akun internal Fraud ini sangat berbahaya karena bisa berdampak luas dan dalam waktu singkat. Untuk melindungi organisasi dari cyber fraud, perlu penerapan cybersecurity policy, pelatihan kepada karyawan, serta penggunaan sistem keamanan digital seperti multi-factor authentication, firewall, dan enkripsi data. Lalu, Bagaimana Cara Mendeteksi Terjadinya Kecurangan? Salah satu kecurangan yang sering terjadi dalam perusahaan adalah kecurangan pada laporan keuangan. Untuk melihat kecurangan di dalamnya, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan dengan mudah, bagaimana caranya? 1. Periksa Jajaran Manajerial Umumnya, beberapa kasus kecurangan maupun penggelapan pada laporan keuangan seringkali melibatkan pihak di jajaran manajerial atau pengambil keputusan. Karena itu, jajaran manajemen harus diselidiki dengan baik untuk mengetahui tujuan mereka melakukan kecurangan. 2. Adanya Keterkaitan Dengan Pihak Eksternal Salah satu cara yang sering digunakan dalam melakukan kecurangan adalah dengan memberikan bantuan pada perusahaan, baik yang nyata atau fiktif. Jadi, untuk menghindari kecurangan, Anda bisa mendeteksi dengan baik adanya hubungan antara perusahaan dengan lembaga keuangan, perusahaan dengan individu, eksternal auditor, lembaga pemerintahan, atau investor. 3. Cek Sifat organisasi Sebuah kecurangan seringkali tidak terdeteksi karena adanya struktur organisasi yang digunakan untuk menyembunyikan kecurangan tersebut. Misalnya struktur organisasi yang terlalu kompleks atau tidak adanya internal audit dalam sebuah departemen. Untuk itu, dalam mendeteksi adanya kecurangan Anda harus memahami dengan benar seluk beluk perusahaan, termasuk pemilik perusahaan. 4. Periksa Karakteristik Operasional Laporan Untuk mendeteksi terjadinya kecurangan, Anda bisa melakukan pemeriksaan beberapa laporan keuangan, mulai dari rekening pendapatan, aset, kewajiban, pengeluaran, hingga ekuitas. Biasanya tanda kecurangan akan terdeteksi dengan melihat adanya perubahan dalam laporan keuangan. 5. Auditor Internal Ini merupakan aktivitas konsultasi yang independen dan obyektif untuk menambah nilai dan memperbaiki operasional perusahaan. Auditor internal sering juga disebut dengan penilaian yang dilakukan oleh personil dalam organisasi yang memiliki kompetensi dalam meneliti catatan akuntansi perusahaan dan pengendalian internal dalam perusahaan. Tujuan dari auditor internal adalah membantu pihak manajemen dalam pertanggunganjawaban dengan memberikan analisa, saran, penilaian tentang kegiatan yang diaudit. 6. Auditor Eksternal Berbeda dengan auditor internal yang dilakukan oleh personil di dalam perusahaan, auditor eksternal dilakukan untuk meminta bantuan pihak luar dalam melakukan deteksi kecurangan dalam perusahaan, serta melakukan analisa jika auditor internal mengalami kesulitan. Baca juga: Kenali Fraud Laporan Keuangan dan Praktiknya yang Merugikan Perusahaan Cegah Fraud Dalam Akuntansi dengan Menggunakan Software Akuntansi Mekari Jurnal! Itulah beberapa hal terkait fraud, mulai dari kelompok, gejala, faktor, hingga cara mendeteksinya dengan mudah. Nah, bagi Anda yang ingin mengurangi risiko terjadinya fraud dalam laporan keuangan seperti di manajemen laba yang memanipulasi keuntungan , Anda bisa memanfaatkan software akuntansi. Di mana, dengan laporan keuangan akuntansi, pihak yang tidak memiliki wewenang tidak dapat mengubah dan memanipulasi data dalam laporan keuangan. Selain itu, data yang disajikan software akuntansi seperti pada Mekari Jurnal biasanya merupakan data yang lebih akurat. Jurnal merupakan salah satu software akuntansi yang dapat membantu Anda mengelola keuangan dan membantu Anda mengurangi risiko terjadinya fraud. Bukan hanya itu, Jurnal juga dilengkapi dengan beberapa role yang bisa disesuaikan dengan kewajiban dan tanggung jawab karyawan. Dengan Jurnal, Anda juga bisa dengan mudah saat melakukan deteksi kecurangan, di mana dengan Jurnal Anda bisa melihat pengguna yang melakukan perubahan atas transaksi pada perusahaan. Untuk mencegah terjadinya fraud atau kecurangan dalam akuntansi, ada baiknya Anda memiliki sistem pengelolaan keuangan dan aset bisnis sejak awal. Hal ini bisa dilakukan dengan memilih software akuntansi sebagai sistem yang dapat menghitung secara akurat. Salah satu software akuntansi yang dapat mewujudkan itu yaitu Jurnal. Jurnal adalah sistem pengelolaan keuangan yang dilengkapi dengan sistem pengelolaan aset dan stok barang yang mendukung keuangan bisnis Anda agar terhindar dari risiko kecurangan atau fraud. Kategori : Internal Audit Artikel Sebelumnya Artikel Selanjutnya Dapatkan kurasi newsletter terkait pembukuan dan Akuntansi Subscribe Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal Facebook Instagram LinkedIn YouTube Dapatkan kurasi newsletter terkait pembukuan dan Akuntansi Subscribe Bagikan artikelWhatsAppLinkedinFacebook
Kenali Istilah Fraud atau Kecurangan dalam Akuntansi Dalam akuntansi, dikenal dua jenis kesalahan yaitu kekeliruan atau error yang mengandung unsur ketidaksengajaan dan kecurangan atau fraud yang bisanya memang disengaja untuk menaikkan harga saham perusahaan. Fraud adalah tindakan curang yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga menguntungkan diri sendiri, kelompok, atau pihak lain (perorangan, perusahaan atau institusi). Terjadinya suatu fraud disebabkan oleh beberapa alasan dan faktor yang mempengaruhinya. Untuk menghindari hal-hal tersebut, ada baiknya Anda mulai mempelajari faktor-faktor apa yang bisa menyebabkannya dan mengawasi setiap proses penghitungan yang dapat menyebabkan fraud. Untuk memahaminya, berikut ini penjelasan menganai faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya fraud. Pengertian Fraud Fraud adalah suatu tindakan penipuan atau kecurangan yang dilakukan dengan sengaja untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok dengan cara yang tidak sah, melanggar hukum, atau bertentangan dengan etika dan norma yang berlaku. Dalam konteks bisnis dan keuangan, fraud biasanya melibatkan penyalahgunaan aset perusahaan, manipulasi laporan keuangan, atau penyamaran informasi untuk menyesatkan pihak lain. Dalam dunia akuntansi, fraud adalah salah satu jenis kesalahan yang sering ditemukan. Selain itu, kekeliruan atau error juga menjadi kesalahan lainnya dalam akuntansi. Kedua istilah ini, fraud dan error merupakan dua jenis kesalahan yang sering terjadi dalam proses akuntansi, meski dinilai sama, keduanya memiliki sedikit perbedaan, yaitu terlihat dari ada dan tidak adanya unsur kesengajaan. Di mana, error terjadi karena tidak ada kesengajaan, dan fraud terjadi karena adanya unsur kesengajaan. Faktanya, kecurangan akan lebih sulit dideteksi dibanding dengan kekeliruan, hal ini karena pihak manajemen atau karyawan akan berusaha menyembunyikan kecurangan itu sendiri. Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia, Fraud atau kecurangan adalah suatu tindakan yang disengaja oleh satu individu atau lebih dalam manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, karyawan, dan pihak ketiga yang melibatkan penggunaan tipu muslihat untuk memperoleh satu keuntungan secara tidak adil atau melanggar hukum. Secara umum, fraud bertujuan untuk: Mengelabui pihak lain demi memperoleh manfaat finansial Merugikan perusahaan, individu, atau lembaga tertentu Menyembunyikan kebenaran atau memanipulasi data agar tidak terdeteksi Pada dasarnya, fraud adalah serangkaian ketidakberesan (irregularities) dan perbuatan melawan hukum (illegal act) yang dilakukan oleh orang luar maupun dalam perusahaan, untuk mendapatkan keuntungan dan merugikan orang lain. Ciri-Ciri Terjadinya Fraud Ketidaksesuaian antara data fisik dan laporan Perubahan gaya hidup mencurigakan pada karyawan Proses bisnis tidak transparan Audit internal yang lemah Tidak ada pemisahan tugas yang jelas Tiga Elemen Segitiga Fraud (Fraud Triangle) Konsep ini diperkenalkan oleh Donald Cressey, menjelaskan faktor utama penyebab seseorang melakukan fraud: Pressure (Tekanan): Tekanan finansial, utang, gaya hidup, atau target yang sulit dicapai Opportunity (Peluang): Lemahnya kontrol internal, kurangnya pengawasan, celah sistem Rationalization (Pembenaran): Pelaku meyakinkan diri bahwa tindakannya bisa dibenarkan (contoh: “semua orang juga melakukannya”) Pastikan Anda Sudah Pakai Aplikasi Mekari Jurnal! Software Akuntansi Online Terpercaya! Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang! Baca juga: Pengertian Kredit dalam Akuntansi dan Perbankan Faktor Pendorong Terjadinya Fraud atau Kecurangan Setidaknya, terdapat tiga hal yang mendorong terjadinya fraud dalam perusahaan, apa saja ketiga faktor tersebut? Di bawah ini adalah faktor yang sering menjadi pendorong atau pemicu terjadinya fraud: 1. Tekanan Terjadinya dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan kecurangan yang dipicu oleh beberapa alasan, mulai dari dorongan seseorang untuk melakukan kecurangan yang dipicu oleh alasan ekonomi, emosional, atau nilai. 2. Adanya peluang Ketika terdapat peluang, maka disitulah ada kesempatan yang dilakukan oleh pelaku kecurangan. Faktor ini biasanya didorong karena lemahnya internal control atau penyalahgunaan wewenang dalam perusahaan. 3. Rasionalisasi Faktor ini terjadi ketika seseorang melakukan rasionalisasi atau mencari pembenaran atas terjadinya kecurangan. Hal ini biasanya terjadi karena pelaku mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya, sehingga ia akan mencari pembenaran atas tindakannya tersebut. Adapun beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan fraud atau kecurangan dalam pelaporan keuangan perusahaan adalah: 4. Faktor General atau Umum Merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan. Faktor ini meliputi: Kesempatan atau Opportunity Kesempatan melakukan kecurangan tergantung pada kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Umumnya, manajemen suatu organisasi atau perusahaan memiliki potensi yang lebih besar untuk melakukan kecurangan daripada karyawan. Tetapi, patut digarisbawahi bahwa kesempatan melakukan kecurangan akan selalu ada pada setiap level kedudukan. Pengungkapan (Exposure) Terungkapnya suatu kecurangan dalam organisasi atau perusahaan belum menjamin tidak terulangnya kecurangan tersebut, baik oleh pelaku yang sama maupun yang lain. Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya dikenakan sanksi apabila perbuatannya terungkap. 5. Faktor Individu Faktor ini berhubungan dengan individu sebagai pelaku kecurangan yang terdiri dari: Ketamakan atau Greed Ketamakan berhubungan dengan moral individu. Pandangan hidup dan lingkungan berperan dalam pembentukan moral seseorang. Kebutuhan atau Need Berhubungan dengan pandangan/pikiran dan keperluan pegawai atau pejabat yang terkait dengan aset yang dimiliki perusahaan, instansi, atau organisasi tempat dia bekerja. Selain itu, tekanan (pressure) yang dihadapi dalam bekerja dapat menyebabkan orang yang jujur mempunyai motif untuk melakukan kecurangan. Baca juga: Fraud Triangle: Mencari Penyebab Kecurangan dalam Keuangan Bisnis Kelompok Fraud dalam Perusahaan Sebuah organisasi profesional yang bergerak di bidang pemeriksaan kecurangan, The Association of Certified Fraud Examiners, membagi fraud ke dalam tiga kelompok berdasarkan perbuatannya, yaitu: Penyimpangan aset: Kelompok ini melakukan kecurangan dalam penyalahgunaan aset perusahaan. Kelompok ini mudah dideteksi karena dapat diukur/dihitung dengan mudah Pernyataan palsu: Kecurangan ini sering dilakukan oleh pihak manajemen untuk menutupi kondisi keuangan yang sesungguhnya dengan membuat rekayasa keuangan dalam laporan keuangan perusahaan. Korupsi: Bukan hanya sering terjadi di sebuah perusahaan, ini juga sering ditemukan di beberapa negara yang sedang berkembang dan kurangnya tata kelola yang baik. Kelompok fraud ini sulit dideteksi karena banyaknya pihak yang bekerja sama dalam menikmati keuntungan. Didalamnya termasuk konflik kepentingan, penyuapan, pemerasan ekonomi, dan penerimaan yang ilegal. Jenis-Jenis Fraud dalam Dunia Bisnis Dalam dunia bisnis dan organisasi, fraud atau kecurangan merupakan salah satu ancaman serius yang dapat merusak integritas, kredibilitas, serta stabilitas keuangan sebuah entitas. Fraud bukan hanya sekadar pencurian atau penggelapan, melainkan bisa mencakup berbagai tindakan manipulatif yang dilakukan secara sistematis dan sering kali terorganisir. Oleh karena itu, penting untuk memahami jenis-jenis fraud berdasarkan pelaku, tindakan, serta bidang operasional agar bisa dicegah dan ditangani secara tepat. Kecurangan Berdasarkan Pelaku: Employee Fraud dan Management Fraud 1. Employee Fraud: Kecurangan yang Dilakukan oleh Pegawai Employee fraud atau kecurangan pegawai merupakan bentuk kecurangan yang paling umum terjadi dalam sebuah organisasi. Biasanya dilakukan oleh karyawan tingkat bawah atau menengah yang memiliki akses terhadap aset atau sistem perusahaan, dan memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi. Jenis kecurangan ini bisa dalam bentuk penggelapan uang kas, pencurian barang inventaris, penyalahgunaan fasilitas kantor untuk keperluan pribadi, hingga manipulasi klaim biaya. Salah satu contoh nyata employee fraud adalah penggelapan dana petty cash oleh staf administrasi, atau penggunaan kartu kredit perusahaan untuk keperluan pribadi tanpa izin. Meskipun nilai kerugiannya relatif kecil jika dilakukan sekali dua kali, namun dalam jangka panjang dan dengan frekuensi tinggi, dampaknya bisa sangat besar. Penyebab utama terjadinya employee fraud biasanya adalah lemahnya pengawasan internal, minimnya budaya kerja yang menjunjung integritas, serta rendahnya gaji atau motivasi karyawan. Oleh karena itu, perusahaan perlu membangun sistem kontrol yang kuat, seperti audit rutin, pengawasan transaksi keuangan, dan pelatihan etika kerja untuk menekan potensi kecurangan. 2. Management Fraud: Kecurangan yang Dilakukan oleh Pihak Manajemen Berbeda dengan employee fraud, management fraud merupakan tindakan curang yang dilakukan oleh jajaran manajemen, terutama level menengah hingga atas. Kecurangan ini umumnya lebih kompleks karena melibatkan manipulasi data keuangan, laporan tahunan, atau strategi perusahaan, demi memberikan gambaran yang tidak sesuai kenyataan kepada pemegang saham, investor, atau pemangku kepentingan lainnya. Motivasi dari management fraud bisa bermacam-macam, seperti untuk menarik investor baru, mempertahankan nilai saham, menghindari audit eksternal, atau menyembunyikan kerugian besar agar tetap terlihat kompeten di mata dewan direksi. Contoh klasik adalah kasus Enron dan WorldCom, di mana manajemen perusahaan memanipulasi laporan keuangan secara sistematis untuk menyembunyikan kerugian dan menciptakan ilusi profitabilitas yang tinggi. Dampaknya sangat besar karena menyebabkan kebangkrutan, kerugian miliaran dolar, hingga hilangnya lapangan kerja bagi ribuan karyawan. Untuk mencegah jenis fraud ini, perusahaan perlu membangun governance yang kuat, transparansi data, dan menerapkan whistleblower system agar siapapun yang menemukan kejanggalan bisa melaporkannya tanpa takut mendapat tekanan. Kecurangan Berdasarkan Tindakan: Penyelewengan Aset dan Manipulasi Laporan Keuangan 3. Penyelewengan Aset (Misappropriation of Assets) Penyelewengan aset adalah bentuk kecurangan yang melibatkan penggunaan atau pengalihan aset perusahaan oleh pihak internal untuk kepentingan pribadi. Ini termasuk penggelapan uang, pencurian barang, hingga penyalahgunaan kendaraan dinas atau peralatan kantor. Jenis fraud ini biasanya dilakukan oleh karyawan yang memiliki akses langsung terhadap aset tersebut. Misalnya, kasir yang mengambil uang tunai dari laci kas tanpa mencatat transaksi, atau pegawai gudang yang mencuri barang dan menjualnya secara ilegal. Karakteristik utama dari penyelewengan aset adalah kesengajaan dan kerahasiaan, serta seringkali dilakukan dalam skala kecil agar tidak langsung terdeteksi. Namun jika dibiarkan, jumlah kerugiannya bisa membengkak seiring waktu. Untuk mendeteksi jenis fraud ini, perusahaan harus melakukan pencatatan inventaris yang rapi, menerapkan segregation of duties (pemisahan tanggung jawab) dalam proses operasional, serta audit stok secara berkala. 4. Kecurangan dalam Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Reporting) Kecurangan dalam laporan keuangan adalah manipulasi data atau informasi keuangan untuk menipu pembaca laporan, seperti investor, kreditur, atau auditor. Bentuknya bisa berupa overstating aset (melebihkan nilai aset), understating liabilitas (mengurangi jumlah kewajiban), atau menyembunyikan beban keuangan yang sebenarnya terjadi. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk menampilkan performa perusahaan yang lebih baik dari kenyataan. Misalnya, memalsukan penjualan agar laba terlihat tinggi, atau menunda pencatatan biaya agar neraca tampak sehat. Fraud jenis ini sangat merusak karena berdampak pada pengambilan keputusan bisnis yang salah oleh pihak eksternal. Selain itu, bisa memicu hukuman pidana bagi pelakunya jika terbukti secara hukum. Pencegahan terhadap fraud laporan keuangan dilakukan melalui penerapan standar akuntansi yang ketat, pemeriksaan independen oleh auditor eksternal, serta sistem kontrol internal berbasis teknologi. Kecurangan Berdasarkan Fungsi: Fraud Operasional, Pengadaan, Pajak, dan Digital 5. Fraud Operasional Fraud operasional terjadi dalam kegiatan sehari-hari perusahaan, khususnya yang melibatkan transaksi rutin. Bentuknya bisa berupa penggelapan kas, pemalsuan faktur, manipulasi laporan inventaris, atau penyusunan laporan penjualan fiktif. Contoh yang sering terjadi adalah pengeluaran fiktif yang diajukan oleh staf keuangan, atau manipulasi stok barang oleh pegawai gudang untuk menyembunyikan kekurangan akibat pencurian. Fraud operasional cenderung sulit terdeteksi karena terlihat seperti aktivitas biasa. Oleh sebab itu, penting untuk memiliki sistem pelaporan internal yang transparan, penggunaan software ERP untuk monitoring operasional secara real-time, serta inspeksi mendadak sebagai langkah preventif. 6. Fraud Pengadaan (Procurement Fraud) Procurement fraud merupakan bentuk kecurangan dalam proses pengadaan barang dan jasa, baik yang dilakukan oleh internal perusahaan maupun kerja sama dengan vendor eksternal. Bentuk umum dari fraud ini antara lain: Penyuapan vendor agar memenangkan tender Mark-up harga barang/jasa Pengadaan fiktif tanpa pengiriman barang Konspirasi antara panitia pengadaan dan supplier Fraud ini merugikan perusahaan secara finansial karena membayar lebih untuk barang yang tidak sesuai kualitas atau bahkan tidak ada sama sekali. Selain itu, dapat menghancurkan integritas proses pengadaan dan menghambat efisiensi operasional. Untuk mencegah procurement fraud, perusahaan perlu menerapkan sistem tender terbuka, rotasi tim pengadaan, serta penggunaan sistem e-procurement yang memiliki jejak audit digital. 7. Fraud Pajak (Tax Fraud) Tax fraud adalah kecurangan dalam pelaporan dan pembayaran pajak, yang dilakukan dengan cara menyembunyikan pendapatan, memperkecil nilai penghasilan kena pajak, atau memalsukan bukti potong dan faktur. Motif utamanya adalah untuk mengurangi beban pajak yang harus dibayar kepada negara. Ini termasuk: Menyatakan biaya lebih besar dari yang sebenarnya Tidak melaporkan penghasilan tertentu Membuat laporan keuangan ganda Fraud pajak termasuk ke dalam tindakan ilegal yang bisa dikenakan sanksi administrasi maupun pidana. Untuk menghindari praktik ini, perusahaan harus menerapkan pembukuan yang rapi, melibatkan konsultan pajak profesional, dan mematuhi regulasi perpajakan yang berlaku. Jenis Fraud Berdasarkan Media: Employee Fraud dan Cyber Fraud 8. Fraud Karyawan (Employee Specific Fraud) Selain bentuk employee fraud umum, terdapat juga jenis fraud yang lebih spesifik, seperti: Penipuan biaya klaim perjalanan dinas Pemalsuan jam kerja dan absensi Penyalahgunaan fasilitas kantor (telepon, kendaraan, bahan bakar) Pemalsuan dokumen rekrutmen (ijazah, pengalaman kerja) Jenis fraud ini sering kali luput dari pengawasan HRD atau bagian keuangan karena berbasis dokumentasi. Untuk menghindarinya, organisasi perlu memiliki sistem pelacakan digital yang mencatat aktivitas karyawan secara real-time, serta prosedur validasi terhadap semua dokumen klaim. Kebijakan reward dan punishment, serta budaya kerja yang sehat juga memainkan peran penting dalam menekan potensi fraud karyawan. 9. Fraud Digital atau Siber (Cyber Fraud) Seiring meningkatnya ketergantungan terhadap teknologi, fraud dalam dunia siber pun semakin marak. Cyber fraud mencakup berbagai bentuk penipuan yang menggunakan perangkat digital sebagai alat utama. Beberapa contohnya adalah: Phishing (penipuan lewat email palsu untuk mencuri data) Hacking sistem keuangan perusahaan Pencurian identitas pengguna Social engineering untuk mengakses akun internal Fraud ini sangat berbahaya karena bisa berdampak luas dan dalam waktu singkat. Untuk melindungi organisasi dari cyber fraud, perlu penerapan cybersecurity policy, pelatihan kepada karyawan, serta penggunaan sistem keamanan digital seperti multi-factor authentication, firewall, dan enkripsi data. Lalu, Bagaimana Cara Mendeteksi Terjadinya Kecurangan? Salah satu kecurangan yang sering terjadi dalam perusahaan adalah kecurangan pada laporan keuangan. Untuk melihat kecurangan di dalamnya, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan dengan mudah, bagaimana caranya? 1. Periksa Jajaran Manajerial Umumnya, beberapa kasus kecurangan maupun penggelapan pada laporan keuangan seringkali melibatkan pihak di jajaran manajerial atau pengambil keputusan. Karena itu, jajaran manajemen harus diselidiki dengan baik untuk mengetahui tujuan mereka melakukan kecurangan. 2. Adanya Keterkaitan Dengan Pihak Eksternal Salah satu cara yang sering digunakan dalam melakukan kecurangan adalah dengan memberikan bantuan pada perusahaan, baik yang nyata atau fiktif. Jadi, untuk menghindari kecurangan, Anda bisa mendeteksi dengan baik adanya hubungan antara perusahaan dengan lembaga keuangan, perusahaan dengan individu, eksternal auditor, lembaga pemerintahan, atau investor. 3. Cek Sifat organisasi Sebuah kecurangan seringkali tidak terdeteksi karena adanya struktur organisasi yang digunakan untuk menyembunyikan kecurangan tersebut. Misalnya struktur organisasi yang terlalu kompleks atau tidak adanya internal audit dalam sebuah departemen. Untuk itu, dalam mendeteksi adanya kecurangan Anda harus memahami dengan benar seluk beluk perusahaan, termasuk pemilik perusahaan. 4. Periksa Karakteristik Operasional Laporan Untuk mendeteksi terjadinya kecurangan, Anda bisa melakukan pemeriksaan beberapa laporan keuangan, mulai dari rekening pendapatan, aset, kewajiban, pengeluaran, hingga ekuitas. Biasanya tanda kecurangan akan terdeteksi dengan melihat adanya perubahan dalam laporan keuangan. 5. Auditor Internal Ini merupakan aktivitas konsultasi yang independen dan obyektif untuk menambah nilai dan memperbaiki operasional perusahaan. Auditor internal sering juga disebut dengan penilaian yang dilakukan oleh personil dalam organisasi yang memiliki kompetensi dalam meneliti catatan akuntansi perusahaan dan pengendalian internal dalam perusahaan. Tujuan dari auditor internal adalah membantu pihak manajemen dalam pertanggunganjawaban dengan memberikan analisa, saran, penilaian tentang kegiatan yang diaudit. 6. Auditor Eksternal Berbeda dengan auditor internal yang dilakukan oleh personil di dalam perusahaan, auditor eksternal dilakukan untuk meminta bantuan pihak luar dalam melakukan deteksi kecurangan dalam perusahaan, serta melakukan analisa jika auditor internal mengalami kesulitan. Baca juga: Kenali Fraud Laporan Keuangan dan Praktiknya yang Merugikan Perusahaan Cegah Fraud Dalam Akuntansi dengan Menggunakan Software Akuntansi Mekari Jurnal! Itulah beberapa hal terkait fraud, mulai dari kelompok, gejala, faktor, hingga cara mendeteksinya dengan mudah. Nah, bagi Anda yang ingin mengurangi risiko terjadinya fraud dalam laporan keuangan seperti di manajemen laba yang memanipulasi keuntungan , Anda bisa memanfaatkan software akuntansi. Di mana, dengan laporan keuangan akuntansi, pihak yang tidak memiliki wewenang tidak dapat mengubah dan memanipulasi data dalam laporan keuangan. Selain itu, data yang disajikan software akuntansi seperti pada Mekari Jurnal biasanya merupakan data yang lebih akurat. Jurnal merupakan salah satu software akuntansi yang dapat membantu Anda mengelola keuangan dan membantu Anda mengurangi risiko terjadinya fraud. Bukan hanya itu, Jurnal juga dilengkapi dengan beberapa role yang bisa disesuaikan dengan kewajiban dan tanggung jawab karyawan. Dengan Jurnal, Anda juga bisa dengan mudah saat melakukan deteksi kecurangan, di mana dengan Jurnal Anda bisa melihat pengguna yang melakukan perubahan atas transaksi pada perusahaan. Untuk mencegah terjadinya fraud atau kecurangan dalam akuntansi, ada baiknya Anda memiliki sistem pengelolaan keuangan dan aset bisnis sejak awal. Hal ini bisa dilakukan dengan memilih software akuntansi sebagai sistem yang dapat menghitung secara akurat. Salah satu software akuntansi yang dapat mewujudkan itu yaitu Jurnal. Jurnal adalah sistem pengelolaan keuangan yang dilengkapi dengan sistem pengelolaan aset dan stok barang yang mendukung keuangan bisnis Anda agar terhindar dari risiko kecurangan atau fraud.