Standar keamanan ISO/IEC 27001
Tersertifikasi Oleh
Standar keamanan ISO/IEC 27001
Tersertifikasi Oleh

Supply Chain Management: Definisi, Manfaat, dan Tujuan

Tayang
Di tulis oleh: Author Avatar Andhika Pramudya

Highlights
  • SCM memastikan aliran barang, informasi, dan keuangan bergerak secara harmonis sehingga perusahaan dapat menjaga efisiensi dan ketahanan operasional
  • Manajemen rantai pasok yang terstruktur membantu perusahaan mengurangi pemborosan, mempercepat proses kerja, serta meningkatkan ketersediaan produk
  • SCM modern menuntut integrasi data real-time dan kolaborasi lintas fungsi, mengikuti perkembangan teknologi dari era komputerisasi, internet, hingga automasi
  • Mekari Jurnal ERP menjadi solusi yang paling tepat untuk mengelola SCM karena menyediakan modul SCM sekaligus akuntansi dalam satu platform, serta sistem berbasis modular yang dapat menyesuaikan fitur sesuai pertumbuhan bisnis

Supply Chain Management (SCM) mengatur aliran barang sekaligus arus keuangan yang berkaitan dengan barang atau produk untuk mempertahankan ketahanan bisnis dari adanya gangguan.

Maka dari itu, SCM menjadi fondasi operasional penting dalam menentukan kemampuan perusahaan karena menyentuh hampir seluruh fungsi perusahaan, baik itu pembelian, produksi, pergudangan, distribusi, penjualan, dan akuntansi.

Ketika rantai pasokan dikelola dengan baik, perusahaan dapat merasakan manfaat nyata mulai dari efisiensi operasional, kontrol biaya, dan kecepatan melayani pelanggan.

Untuk memahami lebih dalam mengenai bagaimana mengelola rantai pasokan perusahaan dengan baik, simak ulasan lengkap mengenai SCM dalam artikel Mekari Jurnal berikut ini.

Apa Itu Supply Chain Management (SCM)?

Supply Chain Management (SCM) adalah rangkaian aktivitas yang memantau, mengelola, dan mengevaluasi aliran barang, baik dalam bentuk fisik, jasa, ataupun informasi, dari pengadaan, produksi, hingga sampai ke tangan konsumen.

Bisa dikatakan, konsep SCM sendiri memiliki cakupan yang kompleks dan sistematis, mulai dari: perencanaan permintaan, pengadaan (procurement), produksi, manajemen persediaan, logistik, distribusi, dan layanan purna jual.

Terlebih, di era praktik operasional yang semakin modern, SCM juga melibatkan integrasi data lintas fungsi dengan pemasok serta distributor dan mengandalkan digitalisasi dan kolaborasi.

Sejarah Singkat Perkembangan Tren SCM

Tren pengelolaan SCM sendiri mengikuti perkembangan zaman, mulai dari pengelolaan yang bersifat tradisional dan menekankan tenaga manual, hingga implementasi industri 4.0 yang mengedepankan integrasi teknologi modern, termasuk kecerdasan buatan (AI), machine learning, dan robotika.

Dalam buku karya Dr. Hani Sirine yang berjudul “Rantai Pasok Adaptif”, tren SCM mulai berkembang dan populer pada tahun 1960-an, di mana konsep Just-in-Time diperkenalkan di Jepang sebagai solusi yang ditemukan Toyota dalam mengelola inventaris yang kompleks dengan lebih efektif.

Lebih lanjut, dalam buku ini juga memaparkan sejarah singkat SCM yang dianggap sukses dan terus diterapkan hingga saat ini, mulai dari:

  • Material Requirements Planning (MRP): Pada 1970-an muncul MRP sebagai sistem perencanaan kebutuhan bahan baku berbasis komputer
  • Manufacturing Resource Planning (MRPII): Tahun 1980-an, MRP berkembang menjadi MRP II yang menghubungkan fungsi bisnis yang lebih luas, memungkinkan penyesuaian produk berdasarkan permintaan pelanggan
  • Kemunculan SCM modern: Tahun 1990-an merupakan era transformasi bagi SCM dengan integrasi antar-fungsi secara menyeluruh melalui sistem ERP sebagai platform terpadu, salah satu perusahaan yang berhasil adalah Procter & Gamble (P&G)
  • SCM berbasis Internet dan cloud: Inovasi teknologi semakin berkembang pada tahun 2000-an dengan diperkenalkannya teknologi cloud yang dapat diakses melalui internet, mengubah cara SCM beroperasi berbasis digital yang berkembang pesat
  • Big data, IoT, dan analitik prediktif: Memasuki era 2010-an, perusahaan terkemuka mulai memanfaatkan teknologi yang lebih maju, seperti integrasi sensor, data lapangan, dan dashboard prediktif untuk mengoptimalkan seluruh rantai pasok dan mendapatkan visibilitas real-time

Baca Juga: Integrasi IoT pada Industri Manufaktur 4.0: Manfaat, Tantangan, dan Solusi

Komponen Dasar dari Supply Chain Management

SCM merupakan konsep dengan struktur yang kompleks karena terdiri dari banyak komponen yang saling terhubung antara satu dengan yang lainnya.

Tentunya, masing-masing dari komponen tersebut memiliki peran dan tujuannya yang tergambarkan melalui KPI tersendiri, contohnya lead time, inventory turnover, fill rate, atau biaya logistik per unit.

Mulai dari pengadaan, penyimpanan, hingga pengiriman barang, berikut komponen dasar yang menjadi bagian dari SCM.

1. Perencanaan

Menentukan permintaan, kapasitas produksi, dan kebutuhan persediaan. Perencanaan menyelaraskan sumber daya dengan permintaan pasar.

2. Pengadaan

Aktivitas pemilihan pemasok, negosiasi kontrak, pembelian bahan baku dan layanan. Pengadaan yang baik menjaga kualitas input dan kontinuitas pasokan.

3. Produksi

Transformasi bahan menjadi produk jadi. Proses ini harus efisien, memenuhi standar kualitas, dan fleksibel terhadap perubahan permintaan.

4. Manajemen Persediaan atau Pergudangan

Menentukan tingkat stok optimal, reorder point, safety stock, dan rotasi persediaan untuk meminimalkan biaya dan mencegah kehabisan stok.

Manajemen gudang juga penting sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum didistribusikan, melibatkan pengaturan suhu ruangan atau keamanan demi menjaga kualitas barang sesuai standar perusahaan.

5. Distribusi dan Transportasi

Mengelola pengiriman produk ke pelanggan atau outlet dengan tepat waktu melalui pengaturan rute yang efektif, moda transportasi yang aman, serta pelacakan pengiriman agar menjaga ekspektasi dan pengalaman belanja pelanggan

6. Pengembalian dan Layanan Purna Jual

Area ini penting untuk menjaga reputasi merek dan loyalitas pelanggan. Cakupan komponen ini mulai dari CRM, layanan purna jual, dan retur barang dengan mengakomodir kebutuhan pelanggan setelah barang sampai di tangan mereka dengan bijak dan sesuai standar prosedur perusahaan.

7. Manajemen Informasi

Sistem SCM yang modern akan menyatukan dan mengolah data permintaan, inventori, pengiriman, dan keuangan secara otomatis dan real-time untuk mendapatkan visibilitas dan keputusan yang cepat.

8 Manajemen Risiko

Melibatkan proses identifikasi dan penilaian dari arus SCM yang dijalankan agar dapat menemukan solusi mitigasi yang tepat untuk berbagai risiko yang dapat mengganggu, seperti misalnya fluktuasi harga atau perubahan regulasi.

Baca Juga: Memahami Enterprise Risk Management (ERM): Konsep, Manfaat, dan Implementasi

Manfaat Supply Chain Management

Selanjutnya, jika perusahaan berhasil mengimplementasi SCM dengan struktur yang sistematis dan optimal, terdapat beberapa manfaat nyata yang dapat dirasakan, mulai dari:

1. Efisiensi Operasional

Ketika proses berjalan rapi dan saling terhubung, pekerjaan terasa lebih ringan. SCM membantu perusahaan menyingkirkan aktivitas yang tidak memberi nilai, menyelaraskan permintaan dengan ketersediaan bahan, dan membuat perencanaan produksi jauh lebih presisi.

Hasilnya, alur kerja lebih lancar dan waktu yang terbuang bisa ditekan.

2. Pengendalian Biaya

Biaya sering kali membengkak tanpa disadari, contohnya seperti penyimpanan yang terlalu penuh hingga jalur distribusi yang tidak optimal.

Dengan manajemen persediaan yang lebih cerdas dan pengaturan rute pengiriman yang terukur, perusahaan dapat memangkas berbagai biaya operasional.

Proses pengadaan yang lebih terstandar juga membantu mendapatkan harga bahan baku yang lebih kompetitif.

3. Peningkatan Kepuasan Pelanggan

Ketersediaan produk dan pengiriman yang tepat waktu memberikan pengalaman positif bagi pelanggan.

Ketika kebutuhan mereka terpenuhi tanpa hambatan, kepercayaan tumbuh dan loyalitas pun meningkat.

SCM membantu menciptakan pelayanan yang konsisten dan dapat diandalkan.

Baca Juga: 18 Cara Jaga Loyalitas & Kepuasan Pelanggan

4. Visibilitas dan Kecepatan Pengambilan Keputusan

SCM memberikan gambaran yang lebih utuh tentang apa yang terjadi di dalam rantai pasok. Data real-time membuat perusahaan bisa bereaksi lebih cepat menghadapi perubahan mendadak atau gangguan.

Informasi yang menyatu mengurangi miskomunikasi dan mempercepat proses pengambilan keputusan.

5. Pengelolaan Risiko Rantai Pasok

Kompleksitas rantai pasok membuat risiko dapat muncul dari berbagai arah. SCM membantu mengenali titik-titik yang rentan dan memberikan dasar untuk menyiapkan strategi cadangan.

Perusahaan bisa lebih siap menghadapi situasi seperti keterlambatan pemasok atau lonjakan permintaan.

6. Peningkatan Skalabilitas Bisnis

Ketika perusahaan tumbuh, kebutuhan operasional ikut berkembang. Proses SCM yang matang memudahkan perusahaan menyesuaikan kapasitas tanpa mengganggu alur kerja yang sudah berjalan.

7. Sinergi antara Operasi dan Keuangan

Operasional dan keuangan sering kali berjalan berdampingan, dan SCM membantu menyatukan keduanya. Integrasi data persediaan, pembelian, dan produksi ke sistem akuntansi membuat pelaporan biaya lebih akurat.

Dampaknya, manajemen dapat melihat margin produk dengan lebih jelas dan membuat keputusan berbasis data.

Tujuan Supply Chain Management

Ringkasnya, tujuan dari SCM yang ideal adalah mengatur aliran produk dan informasi perusahaan agar dapat memenuhi permintaan secara andal, dengan biaya dan risiko seminimum mungkin.

  • Meningkatkan ketersediaan produk dengan menjaga stok tetap optimal sehingga permintaan pelanggan bisa dipenuhi tanpa hambatan
  • Proses yang lebih terukur membuat perusahaan dapat menekan biaya persediaan, produksi, dan distribusi secara menyeluruh
  • Alur kerja yang lebih terkoordinasi mempercepat perjalanan produk dari pemasok hingga tiba di tangan pelanggan
  • Data yang terintegrasi memungkinkan perusahaan menyesuaikan produksi dan distribusi dengan cepat saat permintaan berubah
  • Kolaborasi yang lebih terbuka dengan pemasok dan distributor membangun kepercayaan dan meningkatkan keandalan seluruh rantai pasok
  • Identifikasi titik rawan membantu perusahaan menyiapkan alternatif sehingga operasi tetap berjalan saat terjadi gangguan
  • Pengelolaan rantai pasok yang terarah membuat strategi bisnis yang lebih mudah dicapai

Prinsip-prinsip dalam Supply Chain Management

Untuk mengimplementasi SCM yang efektif, biasanya perusahaan harus memegang beberapa prinsip yang dijadikan fondasi dasar atas konsep yang ingin dikelola.
Beberapa prinsip utama dalam SCM tersebut, antara lain:

  • Kolaborasi: Berbagi informasi dan target bersama antara perusahaan dan mitra
  • Transparansi: Data yang terbuka memudahkan pemantauan stok, permintaan, dan alur kerja
  • Lean Thinking: Mengeliminasi pemborosan dan meningkatkan aliran nilai
  • Sustainability: Perencanaan yang memperhatikan dampak lingkungan dan sosial
  • Perbaikan Berkelanjutan (Continuous Improvement): Evaluasi berkala dan adaptasi proses

Ke lima prinsip ini jelas akan menjadi pedoman ketika perusahaan ingin merancang, memilih, dan membentuk tim untuk menjalankan operasional bisnis.

Baca Juga: Perbedaan SCM dan ERP: Panduan Lengkap untuk Manajemen Rantai Pasokan

Kesimpulan

SCM menjadi fondasi penting dalam membentuk kelancaran operasional dalam sebuah bisnis karena menjadi sistem terpusat yang menghubungkan seluruh fungsi bisnis.

Penerapan yang optimal dapat membantu bisnis dalam mengontrol biaya sekaligus membangun pengalaman pelanggan yang konsisten.

Oleh karena itu, pemilik bisnis harus memahami aspek-aspek penting dalam menciptakan SCM yang ideal dan siap untuk menghadapi perubahan permintaan pasar dan daya saing yang meningkat.

Ada banyak cara dalam mengelola SCM yang efektif. Namun, salah satu cara yang efektif dalam era operasional bisnis yang modern saat ini adalah dengan mengadopsi teknologi canggih yang tepat, seperti aplikasi ERP modular.

Mekari Jurnal ERP bisa menjadi solusi yang paling tepat untuk mengakomodir kebutuhan akuntansi dan operasional bisnis Anda, termasuk SCM dengan efektif dan akurat.

Software SCM ini menawarkan sistem modular yang memudahkan perusahaan mengintegrasikan persediaan, pembelian, penjualan, dan laporan keuangan dalam satu platform.

Terdapat juga beragam fitur yang melengkapi kebutuhan SCM secara terpadu, mulai dari fitur manajemen inventori dan gudang, produksi, fulfillment, serta produk.
Jika tertarik untuk mencobanya, Anda dapat menghubungi tim kami dengan klik tombol di bawah ini!

Konsultasi Gratis dengan Mekari Jurnal Sekarang!

Semoga artikel ini bermanfaat!

 

 

 

Referensi:

PPM School, “Supply Chain Management: Pengertian, Komponen dan Manfaat”.

Shell, “Supply Chain Management: Manfaat, Tujuan, dan Prosesnya bagi Perusahaan”.

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami