Sejarah ERP di Indonesia: Dari Awal hingga Perkembangan Terkini widget_code id=”highlight_221928″] Adopsi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) di perusahaan Indonesia kini sudah menjadi suatu langkah strategis yang umum dijalankan. Namun, pernah kah berpikir bagaimana perjalanan sebuah inovasi sistem informasi dan transformasi bisnis tumbuh dari awal hingga saat ini? Sejarah menunjukkan bukan hanya bagaimana teknologi berubah, tetapi juga pola adopsinya, di mana siapa yang paling adaptif terhadap perkembangan tren dan pasar, akan menentukan keberhasilan di antara kompetitor lainnya. Untuk itu, ketahui bagaimana sejarah ERP dapat berkembang pada pasar Indonesia, apa saja faktor yang menjadikan ERP menjadi suatu langkah strategis yang efektif, serta trennya terkini. Awal Mula ERP di Indonesia Masuknya sistem ERP ke Indonesia bermula ketika perusahaan besar dan BUMN mulai membutuhkan integrasi sistem untuk operasi lintas departemen, mencakup keuangan, produksi, persediaan, dan distribusi. Dari sini lah ERP menjadi solusi yang paling tepat dan optimal, sehingga vendor penyedia global berbasis on-premise mulai masuk ke pasar Indonesia dan mulai mendominasi. Pada tahap ini, hanya sebagian besar perusahaan besar yang memiliki anggaran yang cukup untuk menutup modal awal dan kebutuhan infrastruktur yang besar. Sementara itu, usaha kecil dan menengah masih bergantung dengan cara tradisional yang dibebankan pada pencatatan manual. Hal ini menciptakan kesejangan digital yang signifikan, yang mempengaruhi produktivitas bisnis dan profitabilitas. Baca Juga: Cloud ERP: Pengertian, Cara Kerja, dan Manfaat Perkembangan Teknologi ERP: Dari Kompleks ke Modular Terlepas dari keberadaan ERP yang berkembang dalam ekosistem bisnis di fase awal, masih banyak tantangan dan batasan yang dirasakan perusahaan pada saat penerapannya, seperti: Implementasi mahal dan memakan waktu lama karena teknologi yang diadopsi belum sanggup memenuhi kompleksitas integrasi dan adaptasi proses bisnis Vendor penyedia berstandar global sehingga kustomisasi lokal masih cukup terbatas, memaksa perusahaan memerlukan konsultan implementasi eksternal yang menambah kompleksitas dan biaya Proses bisnis harus disesuaikan ke dalam kerangka kerja sistem (bukan sebaliknya), sehingga menuntut perubahan signifikan dan seringkali menghadapi resistensi dari karyawan Ke tiga faktor ini menjadi batasan terbesar yang mendorong teknologi ERP berinovasi, melalui: Beralih ke model modular: muncul jenis pendekatan modular yang dapat menurunkan biaya awal dan mempercepat ROI Bangkitnya cloud dan SaaS: inovasi cloud dalam sistem ERP memangkas biaya implementasi dan pemeliharaan yang besar, sekaligus meningkatkan fleksibilitas Perkembangan ERP menuju sistem modular dan cloud menjadi titik balik transformasi digital bisnis di Indonesia. Paradigma yang tertanam dalam ERP, seperti malhal dan proses panjang, berubah total menjadi solusi yang fleksibel, terukur, dan mudah diakses. Model ERP modular memungkinkan perusahaan untuk mengaktifkan modul yang relevan dengan kebutuhan bisnis mereka tanpa harus mengadopsi seluruh sistem. Sementara itu, inovasi cloud computing membawa ERP ke level efisiensi yang baru karena menghilangkan kebutuhan infrastruktur fisik dan serta akses data real-time melalui perangkat apapun. Pendekatan ini mendorong perusahaan untuk mengurangi resistensi internal, memangkas biaya awal, serta mempercepat waktu implementasi. Lebih jauh, integrasi sistem ERP dengan teknologi Application Programming Interface (API) memungkinkan data antar-aplikasi (misalnya antara sistem keuangan, marketplace, dan layanan logistik) mengalir secara otomatis. Ini menghilangkan kebutuhan input manual, human error, dan menciptakan ekosistem digital terhubung yang mempercepat proses bisnis dari hulu ke hilir. Baca Juga: Mekari Jurnal ERP: Solusi Akuntansi Terkini untuk Enterprise dan Perusahaan Besar Tantangan dalam Implementasi ERP di Indonesia Jika melihat dari fase awal implementasi ERP, hambatan utamanya adalah biaya yang mahal, lama, serta tuntutan perubahan proses bisnis. Apabila ditarik secara lebih luas, terdapat beberapa tantangan lain yang harus dihadapi perusahaan ketika mengimplementasi ERP ke ekosistemnya. ERP menuntun perubahan alur kerja dan disiplin data, dalam arti budaya kerja akan bertransformasi yang terkadang dapat menjadi penyebab utama kegagalan proyek Keterbatasan SDM dapat memperlambat proses implementasi, yang dapat menggerus produktivitas dan profitabilitas Perusahaan yang masih ingin mempertahankan cara kerja lama menuntut adanya kustomisasi ekstensif, yang meningkatkan biaya dan risiko sistem Tren Terkini dalam ERP di Indonesia Transformasi ERP di Indonesia tidak lagi sekadar mengganti sistem lama dengan yang baru, melainkan bagaimana bisnis cepat beradaptasi dengan perubahan pasar dan regulasi yang dinamis. Dari dominasi sistem on-premise fase awal pengenalan ERP hingga solusi cloud dan modular, tren ERP menciptakan pergeseran besar dalam cara perusahaan membangun efisiensi dan ketahanan. Lalu, apa lagi tren-tren ERP yang sedang berkembang saat ini yang harus pemilik bisnis ketahui? 1. Cloud-native ERP Perusahaan di Indonesia beralih ke sistem ERP cloud dengan cepat karena memiliki pendekatan yang lebih cocok untuk seluruh skala bisnis, seperti biaya awal yang lebih rendah, maintenance yang lebih mudah, dan kemampuan scale. Mengutip dari GMI Research, sekitar 90% perusahaan di Indonesia mulai mempercepat migrasi ke cloud ERP untuk mengurangi Capital Expenditure (CAPEX) dan Operational Expenditure (OPEX) secara efektif, Migrasi ke modul cloud juga mendorong bisnis untuk menurunkan TCO, mendapatkan pembaruan sistem yang lebih cepat, dan mempermudah integrasi dengan layanan pihak ketiga. 2. Integrasi AI & automasi dalam ERP Teknologi AI dan machine learning kini dimasukkan ke fungsi ERP untuk menjalankan tugas-tugas repetitif, analitik prediktif, dan memberikan rekomendasi bisnis secara otomatis. Mengutip laporan dari Gartner Research, pada tahun 2027 diperkirakan 50% dari sistem ERP yang ada di pasaran akan mengadopsi kapabilitas dari generative AI dalam fitur-fitur unggulannya. Baca Juga: Mengintegrasikan AI Kecerdasan Buatan dan IoT dalam Manufaktur 3. ERP untuk UKM Pada beberapa negara seperti Indonesia, pasar UKM merupakan segmen pasar yang tumbuh besar dan relevan, dengan menyumbang lebih dari 97% unit usaha terhadap GDP, ERP menghadirkan sistem ERP yang ramah dan dapat diakses oleh UKM/SME. Untuk lebih optimal, UKM dapat memilih ERP modular yang berfokus pada akuntansi, inventori, dan penagihan terlebih dahulu. Pilih juga model pembayaran subscription untuk mengurangi hambatan biaya. 4. Ekosistem terintegrasi (API dan Marketplace) Sistem ERP sudah bertransformasi dari sistem pencatatan menjadi sebuah “hub data” yang menjebatani seluruh fungsi dalam ekosistem bisnis, termasuk API dan marketplace. Tren integrasi sistem tercermin dalam ekosistem SaaS Indonesia, di mana banyak vendor menyediakan integrasi dengan e-commerce dan layanan bisnis lain. Salah satu ekosistem digital yang kuat dan luas adalah Mekari yang menekankan integrasi end-to-end, dan memposisikan Mekari Jurnal sebagai platform yang terkoneksi dengan ekosistem layanan bisnis lain, seperti perpajakan, HR, POS, eCommerce, dan +70 software pengelolaan bisnis lainnya. 5. Kepatuhan dan Pelaporan Lokal Pajak juga menjadi kewajiban sebuah perusahaan yang harus dipenuhi atau akan dikenakan sanksi atau denda yang merugikan bisnis. Oleh karena itu, regulasi pajak, pelaporan lokal, dan kebutuhan bahasa lokal menjadi modul kepatuhan yang wajib ada dalam sistem ERP di Indonesia. Indonesia sendiri sudah mengadopsi e-faktur, sehingga ERP harus menyediakan integrasi e-faktur, pembaruan regulasi pajak lokal, dan format pelaporan yang sesuai (seperti SPT) untuk mengurangi beban kepatuhan dan risiko denda. Mekari Jurnal sebagai ERP berbasis cloud dan modular dapat mengelola pajak perusahaan mulai dari pencatatan dan perhitungan secara otomatis. Selain itu, pelaporan pajak akan semakin mudah karena Mekari Jurnal telah terintegrasi dengan Mekari Klikpajak, mitra resmi DJP, untuk menjalankan proses pembayaran, rekonsiliasi, dan pelaporan pajak. Mekari Jurnal ERP sebagai Solusi ERP Terintegrasi untuk Bisnis Indonesia Dalam lanskap ERP yang kini semakin berkembang, sistem ERP turut bertransformasi menjadi sebuah ekosistem data yang menyatukan seluruh alur bisnis dalam satu kesatuan terpadu untuk menghasilkan rekomendasi bisnis untuk keputusan strategis berbasis data yang kuat. Sistem ERP modern harus mampu menjebatani seluruh modul bisnis serta layanan eksternal seperti marketplace, POS, dan perpajakan dengan lancar dan tanpa hambatan. Dalam konteks tersebut, Mekari Jurnal ERP muncul sebagai solusi tepat dan relevan untuk banyak bisnis di Indonesia. Beberapa fitur unggulan dapat Anda rasakan untuk meningkatkan efisiensi bisnis, mulai dari: Integrasi end-to-end berbagai fungsi bisnis dalam satu sistem terpadu, mulai dari akuntansi, produksi, inventori, audit trail, dasbor analitik, dan analisis berbasis AI Mendukung proses pajak perusahaan secara komprehensif, mulai dari pencatatan dan perhitungan otomatis, serta dukungan pelaporan yang terintegrasi langsung dengan Mekari KlikPajak, mitra resmi DJP Dasbor yang dapat memantau seluruh proses bisnis menyeluruh secara real-time, mulai dari picking order, work orderm dan business dashboard Dukungan manajemen akses yang kuat dan berlapos untuk melindungi data bisnis yang sensitif Jika tertarik, Anda dapat konsultasi lebih lanjut dengan tim kami melalui WA dengan klik tombol di bawah ini, dapatkan uji coba gratis selama 7 hari secara langsung! Konsultasi Gratis dengan Mekari Jurnal Sekarang! Referensi: GMI Research, “Indonesia Cloud Computing Market and Analysis Report – Opportunities and Forecast 2025-2032”. Microsoft, “Transforming ERP, and the speed of business, with generative AI”. CNN, “Mengulik Sejarah ERP dan Perannya Bagi Perusahaan”.