Mengenal Indeks Harga: Fungsi, Tujuan, Jenis dan Manfaatnya Pada pembahasan kali ini, akan membahas mengenai apa itu indeks harga beserta contoh dan rumusnya. Untuk lebih jelasnya mari simak selengkapnya di Blog Mekari Jurnal. Pengertian Indeks Harga Indeks harga merupakan suatu rasio yang pada biasa disebutkan dalam sebuah persentase yang mengukur satu variabel pada suatu waktu tertentu atau pun lokasi relatif terhadap besarnya variabel yang sama pada waktu atau lokasi lainnya. Indeks harga adalah salah satu ukuran yang menunjukkan berbagai perubahan yang terjadi pada harga dari waktu ke waktu Ciri-Ciri Indeks Harga Indeks harga digunakan untuk standar perbandingan harga dari waktu ke waktu. Penetapan indeks harga didasarkan pada hal yang relevan. Indeks harga ditetapkan oleh sampel, tidak dari populasi. Indeks harga bisa dihitung dengan berdasarkan waktu yang memiliki kondisi ekonomi yang stabil. Perhitungan indeks harga dengan cara menggunakan metode yang sesuai dan juga tepat. Perhitungan indeks harga dapat dilakukan dengan melalui cara membagi harga tahun akan dihitung indek nya dengan harga tahun dasar lalu di kali 100. Fungsi Indeks Harga Sebagai dasar dalam membuat kebijakan ekonomi Sebagai dasar untuk menentukan kebijakan harga Sebagai alat untuk mengukur tingkat kemajuan ekonomi Sebagai alat untuk menyelidiki faktor-faktor yang mendorong Indeks harga dapat dipakai para pedagang dalam menentukan harga jual produk Sebagai dasar untuk menentukan jumlah persediaan Sebagai dasar penentuan jumlah gaji atau upah karyawan Sebagai dasar untuk penentuan yang diterima dan dibayar petani Sebagai dasar pertimbangan dalam kegiatan jual beli saham IHK dan indeks biaya hidup dapat menentukan besarnya gaji Tujuan Perhitungan Indeks Harga Sebagai barometer atau petunjuk dari keadaan ekonomi secara umum. Sebagai pedoman dalam menetapkan berbagai kebijakan dan juga administrasi perusahaan. Sebagai deflator. Sebagai pedoman untuk membeli berbagai jenis barang. Sebagai pedoman untuk mengatur upah gaji buruh atau untuk menyesuaikan kenaikan gaji buruh saat terjadi inflasi. Manfaat Indeks Harga Untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga komoditas mengenai daya beli konsumen Untuk dijadikan indikator ekonomi untuk mengetahui tingkat inflasi Untuk mengetahui fase kenaikan pendapatan masyarakat Untuk dijadikan ukuran besarnya biaya produksi yang dikeluarkan Untuk digunakan untuk mengetahui daya beli nilai mata uang Peranan Indeks Harga dalam Ekonomi Indeks harga adalah suatu petunjuk atau sebuah barometer dari kondisi ekonomi umum. Hal ini juga mengandung suatu maksud contohnya sebagai berikut ini : Indeks harga grosir menggambarkan dengan tepat tentang tren perdagangan. Indeks harga juga dapat diterima oleh petani guna menggambarkan tingkat kemakmuran di bidang agraria. Indeks harga umum adalah suatu pedoman untuk berbagai kebijakan dan administrasi perusahaan. Indeks harga dapat juga dipakai untuk deflator, pengaruh perubahan harga dapat dihilangkan melalui cara membagi nilai tertentu dengan indeks harga yang lebih sesuai. Proses tersebut dinamakan dengan deflasi dan pembaginya dinamakan deflator. Indeks harga dapat dipergunakan untuk pedoman bagi pembelian berbagai jenis barang. Maksudnya adalah harga barang yang dibeli dapat untuk dibandingkan dengan indeks harga eceran atau grosir supaya dapat diukur efisiensi dalam pembelian suatu barang yang bersangkutan. Indeks harga barang-barang konsumsi ialah suatu pedoman dalam mengatur gaji buruh atau untuk menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada saat inflasi. Penyusunan Indeks Harga 1. Perumusan Tujuan Penyusunan Angka Indeks Penyusunan angka indeks bertujuan guna mengukur segala perubahan atau untuk membandingkan perubahan antara variabel ekonomi dan sosial. Dalam menyusun angka indeks harus dirumuskan mengenai apa yang akan diukur, bagaimana cara mengukurnya, serta untuk apa pengukuran tersebut dilakukan. 2. Sumber dan Syarat Perbandingan Data Dalam menyusun suatu indeks harga selama kurun waktu atau periode tertentu membutuhkan sebuah data, baik data jumlah produksi ataupun harga barang yang bersangkutan dari tahun ke tahun. Maka harus ditentukan semua jenis-jenis barang yang dimasukkan ke dalam penghitungan angka indeks. Terdapat sebuah kesulitan, kesulitan yang utama adalah memilih komponen yang termasuk kumpulan variabel yang akan diperhitungkan. Contohnya indeks bahan makanan, pilihlah berbagai jenis bahan makanan yang sering digunakan masyarakat umum, namun pemilihan jenis barang tersebut haruslah representatif atau dapat mewakili. Cara ini dapat dinamakan judgment sampling. 3. Pemilihan Periode Dasar Periode dasar atau dapat disebut juga sebagai tahun dasar (base year) merupakan suatu periode atau tahun yang memiliki angka indeks 100, sedangkan untuk tahun berikutnya sebagai tahun tertentu atau given year. Contoh : Diketahui sebuah angka indeks dari mulai tahun 2000 sampai 2003, antara lain: Tahun 2000 = 100 Tahun 2001 = 110 Tahun 2002 = 115 Tahun 2003 = 120 Dari indeks harga yang sudah diketahui tersebut, tahun dasarnya adalah tahun 2000, hal ini karena menunjukkan angka 100%. Beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk memilih tahun dasar yakni : Pemilihan periode tahun dasar dapat dilakukan pada saat perekonomian relatif stabil. Periode dasar memiliki jangla waktu yang tidak terlalu pendek atau terlalu panjang, jarang sekali tahun dasar yang menggunakan hingga jangka waktu sampai seminggu lebih lama dari 5 tahun. Pemilihan tahun dasar dapat berdasarkan suatu kejadian penting. 4. Pemilihan Timbangan (Weight) Membandingkan suatu barang, selain memperhatikan faktor harga alangkah baiknya juga memperhatikan faktor kuantitas sebagai timbangan atau weight dan angka-angka penimbang. Pada jenis barang yang dianggap penting, faktor penimbangnya akan lebih tinggi dibandingkan dengan barang yang kurang penting Jenis – Jenis Indeks Harga 1. Indeks Harga Konsumen (IHK) IHP atau Indeks Harga Konsumen adalah sebuah penggambaran perubahan harga suatu barang atau jasa yang dibeli oleh para konsumen. Indeks harga konsumen menampilkan data tentang harga barang atau jasa yang dikumpulkan dari berbagai daerah atau kota. Dalam data ini akan tergambar perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatan yang diperolehnya. Dalam pengambilan data juga terbagi menjadi empat kelompok yang terdiri dari makanan, pakaian, perumahan dan aneka barang dan jasa. Berdasarkan indeks harga konsumen (IHK) ini bisa digunakan dalam mengukur tingkat ekonomi suatu negara. Dapat juga menjadi dasar ketika menentukan gaji, uah, uang pensiunan dan kontrak lainnya. 2. Indeks Harga Produsen (IHP) Indeks harga produsen atau yang disebut juga dengan indeks harga pedagang besar adalah suatu perbandingan antara harga barang atau jasa yang dibeli produsen pada waktu tertentu. IHP meliputi bahan mentah dan bahan setengah jadi dan jenis barang yang dibandingkan dikelompokkan menjadi beberapa sektor dan setiap sektor mempunyai subsektor. 3. Indeks Harga Yang Harus Dibayar dan Diterima Petani Ib atau disebut Indeks harga yang dibayar petani adalah indeks harga yang menjadi gambaran perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan konsumsi rumah tangga ataupun proses produksi pertanian yang juga terdiri dari pupuk, benih, dan obat-obatan. Indeks harga ini dipengaruhi oleh suatu kebijakan pemerintah, harga makanan, pakaian, perumahan, aneka barang dan juga nilai tukar uang. 4. Indeks Harga Implisit (GNP Deflator) Indeks harga implisit berguna untuk menentukan tingkat inflasi dari waktu ke waktu yang cara membandingkan GNP (Gross National Product) nominal pada tahun tertentu dengan GNP riil. Cara Menghitung Indeks Harga Indeks harga terbagi menjadi beberapa jenis yang memiliki cara perhitungan tersendiri. Berikut ini adalah cara perhitungannya: Indeks Harga Konsumen Indeks Harga Konsumen memberikan informasi mengenai perkembangan rata-rata perubahan harga sekelompok barang atau jasa yang pada umumnya dikonsumsi oleh rumah tangga dalam suatu kurun waktu tertentu. IHK merupakan indikator penting terhadap pasar keuangan, perubahan harga barang dan jasa tersebut akan berimbas kepada perubahan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara. Indeks Harga Konsumen berfungsi untuk mengukur dan menghitung harga keseluruhan dari barang/jasa yang dikonsumsi dalam suatu periode. Barang/jasa yang dianggap menunjukkan belanja rumah tangga akan dihitung rata-ratanya. Barang/jasa yang dijadikan contoh perhitungan IHK terbagi menjadi tujuh golongan, yakni: Bahan pokok (makanan, minuman, dan rokok). Sandang Kesehatan Perumahan Rekreasi atau olahraga. Pendidikan Transpor atau komunikasi. IHK memiliki metode perhitungan sebagai berikut: Perhitungan IHK nantinya akan digunakan untuk beberapa kebutuhan, seperti: Mengetahui perubahan harga barang/jasa yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Mengukur tingkat inflasi dan deflasi. Menghitung gaji dan tunjangan pegawai. Menentukan nilai kontrak. Melihat target inflasi. Menentukan APBN. Memperkirakan perubahan gaya hidup masyarakat. Menentukan indikator awal untuk bunga, valas, serta indeks harga saham. Jika ingin menghitung tingkat inflasi dengan IHK, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Indeks Harga Produsen atau Perdagangan Besar IHP atau Indeks Harga Produsen merupakan perbandingan perubahan barang dan jasa yang dibeli oleh produsen pada waktu tertentu, yang meliputi bahan mentah dan bahan setengah jadi. IHP menjelaskan perubahan harga dari produsen (harga beli barang/jasa yang dilakukan produsen). Data tersebut berfungsi sebagai indikator awal untuk membandingkan harga grosir dan eceran. Perbedaan antara IHK dan IHP adalah jika IHP mengukur tingkat harga pada saat awal sistem distribusi. IHK mengukur harga secara langsung yang dibayar oleh konsumen pada tingkat harga eceran yang ditentukan. Perhitungan ini juga bisa digunakan sebagai alat untuk menyusun neraca ekonomi, distribusi barang hingga batas perdagangan. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani membandingkan indeks harga yang diterima dan dibayar oleh petani. Harga yang Diterima oleh Petani Indeks ini mengukur perubahan harga dalam suatu periode dan berasal dari barang yang dihasilkan oleh petani. Nantinya, perhitungan ini akan digunakan untuk melihat kenaikan dan penurunan harga barang yang dihasilkan. Selain itu, Pemerintah juga bisa menggunakan perhitungan indeks ini untuk mengetahui pendapatan dari segi sektor pertanian. Harga yang Dibayar oleh Petani Indeks ini mengukur perubahan harga dalam suatu periode dan berasal dari barang yang dikonsumsi oleh petani. Misalnya, biaya produksi, pajak, modal hingga konsumsi rumah tangga. Pemerintah juga bisa menggunakan perhitungan indeks ini untuk mengetahui kenaikan dan penurunan harga barang/jasa yang dibutuhkan petani agar dapat memproduksi hasil pertaniannya. Secara umum ada tiga pengertian NTP: Jika NTP > 100, petani mengalami Harga produksi naik lebih besar dari pengeluarannya. Jika NTP = 100, petani mengalami impas/break even. Kenaikan atau penurunan harga barang produksinya sama dengan persentase kenaikan atau penurunan harga barang konsumsinya. (Tingkat kesejahteraan petani tidak mengalami perubahan) Jika NTP < 100, petani mengalami defisit. Kenaikan harga barang produksinya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. (Tingkat kesejahteraan petani mengalami penurunan dibandingkan dengan tingkat kesejahteraan petani periode sebelumnya. Indeks Harga Emplisit Meskipun IHK dan IHP menjadi alat ukur perhitungan inflasi, namun caranya masih cukup terbatas. Sebab, IHK dan IHP hanya berfokus pada beberapa jenis barang/jasa yang dianggap sering dikonsumsi oleh masyarakat. Supaya Anda mendapatkan gambaran yang lebih jelas, maka bisa menggunakan Indeks Harga Emplisit. Perhitungan indeks ini digunakan untuk menghitung perbandingan antara pertumbuhan ekonomi nominal dan pertumbuhan ekonomi riil. Penjelasan mengenai indeks harga di atas membuktikan, bahwa perubahan harga barang/jasa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perubahan kondisi perekonomian suatu negara juga bergantung pada harga barang/jasa. Contoh Soal Indeks Harga IHK (Indeks Harga Konsumen) pada bulan Maret 2018 sebesar 118,4 sedangkan IHK pada bulan April 2020 sebesar 137,4. Berdasarkan hal tersebut maka kebijakan yang tepat dilakukan oleh pemerintah adalah … Kondisi ekonomi terganggu, secara umum harga-harga mengalami kenaikkan sehingga kebijakan pemerintah menerapkan politik diskonto tidak tepat, karena hal itu menyebabkan masyarakat tidak tertarik untuk menabung. Inflasi di atas termasuk inflasi ringan, sehingga kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral dengan membeli surat berharga sudah tepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Inflasi tidak sesuai target, sehingga kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral dengan menaikkan Giro Wajib Minimum tidak tepat yang mengakibatkan jumlah uang yang beredar berkurang. Tingkat inflasi sesuai asumsi makro pemerintah, sehingga kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral dengan menurunkan cadangan kas minimum sudah tepat untuk menambah jumlah uang beredar. Kebijakan moneter yang diambil oleh pemerintah melalui Bank Indonesia sudah tepat, karena dapat menggairahkan pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pembahasan Jawaban: B IHK (Indeks Harga Konsumen) berfungsi untuk mengukur dan menghitung harga keseluruhan dari barang/jasa yang dikonsumsi dalam suatu periode. Barang/jasa yang dianggap menunjukkan belanja rumah tangga akan dihitung rata-ratanya. Barang/jasa yang dijadikan contoh perhitungan IHK terbagi menjadi tujuh golongan, yakni: Bahan pokok (makanan, minuman, dan rokok). Sandang Kesehatan Perumahan Rekreasi atau olahraga. Pendidikan Transpor atau komunikasi. Langkah selanjutnya dalam mengerjakan soal tersebut adalah menghitung terlebih dahulu besaran inflasi berdasarkan data IHK yang tersedia, agar dapat diketahui besarannya, dan nantinya dapat ditentukan kebijakan yang tepat. Diketahui: IHK bulan Maret 2018 sebesar 118,4 IHK bulan April 2020 sebesar 137,4 Ditanya: Kebijakan tepat yang dapat dilakukan oleh pemerintah? Jawab: Untuk menghitung tingkat inflasi menggunakan IHK, rumus yang dapat digunakan adalah: Inflasi = 16% (Tergolong dalam inflasi ringan) Analisis jawaban per opsi: Opsi A salah karena, kondisi ekonomi yang tergambar dalam inflasi tersebut tidak terganggu. Opsi B benar karena, Inflasi di atas termasuk inflasi ringan, sehingga kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral dengan membeli surat berharga sudah tepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. (Jumlah uang beredar di masyarakat tidak terlalu banyak). Opsi C salah karena, Inflasi tidak sesuai target, sehingga kebijakan pemerintah melalui Bank Indonesia dengan manaikkan Giro Wajib Minimum tidak tepat yang mengakibatkan jumlah uang yang beredar berkurang (Perekonomian tidak mengalami kelesuan justru mengalami kestabilan). Opsi D salah karena, tingkat inflasi sesuai asumsi makro pemerintah, sehingga kebijakan pemerintah melalui Bank Indonesia dengan menurunkan cadangan kas minimum sudah tepat untuk menambah jumlah uang beredar ( jumlah uang yang beredar justru dikurangi karena menekan inflasi yang ada). Opsi E salah karena, kebijakan moneter yang diambil oleh pemerintah melalui Bank Sentral sudah tepat, dan dapat menggairahkan pasar dengan ikut serta mendorong pertumbuhan ekonomi (ini tergolong inflasi ringan sehingga perekonomian di periode sebelumnya pun sudah berkembang tanpa harus ada kebijakan moneter di waktu mendatang). Berdasarkan pembahasan tersebut maka jawaban yang tepat adalah opsi B. Itulah tadi pembahasan mengenai indeks harga yang ada di dalam ekonomi. Gunakan aplikasi untuk pembukuan usaha dan aplikasi kas seperti Mekari Jurnal yang akan membantu proses di dalam bisnis Anda secara cepat, efektif dan efisien. Anda dapat mencobanya secara gratis sekarang!