Flowchart Akuntansi yang Berbasis Aplikasi Penggunaan aplikasi saat ini banyak sekali digunakan untuk mempermudah pekerjaan di berbagai hal. Seperti halnya penggunaan fitur Mekari Jurnal, aplikasi untuk keperluan akuntansi yang tentunya juga banyak digunakan oleh berbagai macam perusahaan. Terutama pada perusahaan besar dengan sistem perhitungan akuntansi yang tergolong rumit dan cukup kompleks. Namun demikian sebagian besar pengguna aplikasi ini tidak memahami seperti apa flowchart akuntansi berbasis aplikasi tersebut bekerja secara umum. Sehingga mampu menghasilkan laporan keuangan yang akurat untuk keperluan perusahaan. Tentunya sangat penting mengetahui dan mengenai seperti apa perangkat lunak pendukung sistem akuntansi perusahaan tersebut bekerja. Sehingga tidak hanya mampu menggunakan saja, namun dapat memahami cara bekerja hingga berpikir dari sistem akuntansi yang digunakan. Maka dari itu untuk membantu memberikan pandangan terkait hal ini, berikut beberapa informasi lebih lanjut tentang flowchart akuntansi berbasis aplikasi tersebut. Tentang Aplikasi Berbasis Akuntansi Bagi yang belum pernah mendengar mengenai aplikasi berbasis akuntansi, sebenarnya tanpa disadari cukup banyak yang menggunakan perangkat tersebut. Apalagi jika berada di perusahaan yang cukup besar, maka pasti membutuhkan bantuan aplikasi dalam mendukung sistem akuntansi perusahaan sehari-hari. Sehingga nantinya diperoleh laporan laba rugi perusahaan yang akurat dan aktual secara cepat. Adapun aplikasi tersebut merupakan sebuah sistem perangkat lunak yang sengaja dikembangkan untuk membantu mengolah data akuntansi secara cepat dan akurat. Tidak hanya itu saja, namun aplikasi akuntansi umumnya bekerja secara otomatis dan juga saling terhubung dan terintegrasi dengan beberapa hal lainnya di dalam perusahaan. Misalnya dengan sistem payroll maupun dengan sistem invoice perusahaan. Sehingga pada aplikasinya dapat diperoleh data secara akurat dan otomatis. Apa Manfaat Menggunakan Aplikasi Akuntansi? Tentunya ada banyak alasan mengapa sebuah perusahaan memilih menggunakan aplikasi untuk sistem akuntansi. Beberapa diantaranya tertulis pada artikel 7 Manfaat Penggunaan Software Akuntansi. Memang banyak manfaatnya. Karena apabila dianggap tidak menguntungkan, tentunya sistem tersebut tidak akan digunakan lebih lanjut pada kebanyakan perusahaan di tanah air. Namun pada kenyataannya, justru semakin banyak perusahaan bergantung pada perangkat lunak tersebut. Hal ini karena beberapa manfaat penting yang bisa diperoleh seperti berikut ini. Sistem otomatis Hal menarik dari penggunaan aplikasi tentunya sistem yang lebih baik yaitu bekerja secara otomatis. Maka dari itu banyak perusahaan memilih untuk menggunakan aplikasi daripada melakukan pekerjaan secara manual. Berkat penggunaan sistem perangkat lunak, tentu saja sistem akuntansi perusahaan dapat berjalan secara otomatis. Mulai dari pencatatan, perhitungan, hingga proses persetujuan dan pelaporan semuanya berjalan secara otomatis. Minim kesalahan Kelebihan berikutnya dari penggunaan aplikasi berbasis perangkat lunak tentu saja dirancang dengan minim kesalahan. Sehingga hal ini membantu memberikan hasil yang lebih baik dan akurat. Dibandingkan secara manual yang berpotensi terjadi kesalahan, maka sistem akuntansi dengan aplikasi ini jauh lebih baik dalam hal potensi dan resiko kesalahan. Lebih efektif Menggunakan sistem aplikasi pastinya akan jauh lebih efektif. Karena sebuah sistem tentu saja dirancang bekerja lebih maksimal. Maka dari itu banyak perusahaan yang menyukai penggunaan aplikasi, karena dianggap memiliki efektivitas yang tinggi. Lebih efisien Berkat penggunaan aplikasi, pastinya juga menghemat lebih banyak waktu dan tenaga. Dengan sistem kerja otomatis maka tidak perlu banyak waktu terbuang untuk melakukan pencatatan akuntansi perusahaan hingga pelaporannya. Otomatis akan menghemat banyak biaya dan kebutuhan sumber daya. Baca Juga: Definisi, Fungsi, Manfaat Platform Cloud Accounting Adalah? Bagaimana Penggunaan Flowchart Dalam Akuntansi Berbasis Aplikasi Tentu saja beberapa orang awam dalam hal ini tidak memahami seperti apa flowchart akuntansi berbasis aplikasi tersebut. Seperti halnya kebanyakan program dan perangkat lunak, pada umumnya aplikasi akan memiliki mekanisme kerja berulang yang pasti dan jelas. Sehingga nantinya bisa memberikan hasil sesuai ekspektasi dan harapan para penggunanya. Demikian juga pada aplikasi berbasis akuntansi ini, secara umum ada beberapa langkah kerja yang dilakukan program tersebut dalam mendukung sistem akuntansi perusahaan yang efektif dan efisien. Secara sederhana, berikut ini flowchart akuntansi berbasis aplikasi pada perusahaan. 1. Input Data Proses pertama dalam flowchart akuntansi berbasis aplikasi adalah input data. Setiap aplikasi akan memerlukan input data yang diperlukan untuk diolah di dalam program tersebut. Terkait dengan akuntansi perusahaan, tentu saja input tersebut dapat berupa pembelian, invoice, penggajian, dan banyak hal lainnya terkait keuangan perusahaan. Dengan adanya sistem aplikasi, tentunya hal ini bisa dilakukan secara otomatis. Dimana input tersebut bisa saja dilakukan manual oleh pengguna maupun terkoneksi pada sistem yang terkait. Misalnya input dari sistem penggajian karyawan. 2. Proses Pengolahan Data Apabila input telah diterima oleh aplikasi, proses selanjutnya dalam flowchart akuntansi berbasis aplikasi akan dilakukan proses pengolahan data tersebut. Dalam proses ini biasanya data akan dipilah sesuai dengan kebutuhannya. Apakah termasuk kredit apakah termasuk debit dalam sistem keuangan perusahaan. Umumnya dengan menggunakan perangkat lunak, maka proses ini akan berjalan dengan sendirinya. Sehingga tidak perlu melakukan penentuan secara manual terkait mana yang tergolong kredit dan mana yang tergolong debit tersebut. Berdasarkan parameter yang telah diprogramkan pada aplikasi, maka aplikasi akan membagi hal tersebut secara otomatis dalam waktu cepat. 3. Proses Persetujuan Data Beberapa program memiliki fungsi persetujuan dari pihak terkait mengenai apa saja input yang harus diolah di dalam sistem akuntansi tersebut. Maka dari itu jika hal ini termasuk salah satu mekanisme dalam flowchart akuntansi berbasis aplikasi milik perusahaan, maka sebelum laporan dibuat diperlukan persetujuan dari pihak yang berwenang di dalam perusahaan. Misalnya persetujuan dari kepala keuangan perusahaan atau bahkan dari pihak direksi. Dengan demikian akan membantu proses pengolahan yang benar dan tepat tanpa ada resiko kesalahan atau penipuan data yang akan diolah nantinya. 4. Proses Pembuatan Laporan Salah satu hal penting yang membuat aplikasi berbasis akuntansi banyak diminati yaitu proses pembuatan laporan yang merupakan tugas utamanya. Dengan adanya aplikasi maka nantinya setelah terdapat persetujuan data, selanjutnya akan dibuat laporan dari seluruh parameter kredit dan debit di dalam sistem akuntansi tersebut. Dengan demikian nantinya perusahaan dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara rinci. Apakah perusahaan mendapatkan laba atau mendapatkan kerugian. 5. Hasil Laporan Sesudah sistem perangkat lunak menerjemahkan seluruh data dengan tepat, maka aplikasi akan bekerja untuk membuat laporan sesuai dengan format yang telah ditentukan. Beberapa perusahaan menginginkan format yang berisi logo perusahaan dan mekanisme pelaporan sesuai keinginan perusahan. Dengan menggunakan aplikasi berbasis akuntansi maka hal ini sangat mungkin dilakukan. Bahkan proses pembuatan laporan itu sendiri tergolong cepat. Laporan keuangan dapat segera muncul kapan saja dibutuhkan. Itulah beberapa informasi terutama mengenai flowchart akuntansi berbasis aplikasi. Dengan mengetahui cara kerja dari aplikasi yang digunakan pada sistem akuntansi perusahaan, sedikit banyak dapat memahami seperti apa laporan keuangan dibuat dari sistem tersebut. Sehingga apabila terjadi kesalahan atau ada hal-hal yang kurang sesuai, setidaknya terdapat gambaran untuk mengetahui hal tersebut. Maka dari itu jangan hanya sekedar mampu menggunakan, namun sebaiknya belajar untuk memahami flowchart tersebut untuk hasil pengolahan data akuntansi perusahaan yang lebih baik kedepannya. Simbol Flowchart yang Sering Digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Flowchart merupakan alat visual yang digunakan untuk merepresentasikan suatu proses atau sistem dalam bentuk diagram. Dalam dunia Sistem Informasi Akuntansi, flowchart memiliki peran penting dalam menggambarkan alur kerja dan hubungan antar entitas yang terjadi di dalam sistem akuntansi. Flowchart memanfaatkan berbagai simbol untuk menunjukkan kegiatan, alur proses, keputusan, serta dokumen yang terlibat dalam suatu sistem. Menurut buku Sistem Informasi Akuntansi dan Bisnis oleh Mardia dkk., flowchart digunakan untuk mendefinisikan siklus sistem akuntansi melalui representasi grafis. Simbol-simbol pada flowchart ini membantu memudahkan pemahaman terhadap sistem dan proses akuntansi yang berjalan. Berikut adalah simbol-simbol flowchart yang paling sering digunakan beserta penjelasan lebih detailnya. 1. Terminal/Terminator Fungsi: Simbol terminal digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari sebuah flowchart. Simbol ini memiliki bentuk oval atau seperti kapsul yang sederhana namun krusial dalam menyusun alur diagram. Penggunaan dalam Sistem Informasi Akuntansi: Pada awal diagram, simbol terminal digunakan untuk menunjukkan titik awal proses sistem akuntansi. Misalnya, “Mulai input data transaksi”. Di akhir diagram, simbol terminal menunjukkan selesainya sebuah proses, seperti “Proses penyimpanan selesai” atau “Laporan selesai dibuat”. Simbol ini membantu pembaca memahami kapan proses dimulai dan diakhiri, memberikan batas yang jelas dalam flowchart sehingga lebih terstruktur. 2. Proses Fungsi: Simbol proses menggambarkan kegiatan atau aksi yang terjadi dalam diagram alir. Bentuk simbol ini adalah persegi panjang, yang biasanya diisi dengan deskripsi aktivitas. Contoh dalam Sistem Akuntansi: Proses “Menghitung jumlah transaksi harian” atau “Memasukkan data ke jurnal umum”. Dalam pengelolaan sistem informasi akuntansi, simbol ini sering digunakan untuk menggambarkan langkah-langkah dalam pemrosesan data transaksi. Simbol proses memastikan bahwa setiap langkah atau aktivitas dalam flowchart dapat diidentifikasi dengan jelas, sehingga lebih mudah dipahami oleh pengguna sistem. 3. Predefined Process Fungsi: Simbol ini digunakan untuk menunjukkan proses yang kompleks yang tidak dapat dijelaskan secara langsung dalam satu flowchart. Sebagai gantinya, simbol ini akan merujuk pada flowchart yang terpisah. Implementasi dalam Sistem Informasi Akuntansi: Proses kompleks seperti “Perhitungan Neraca Lajur” atau “Proses Rekonsiliasi Bank”. Karena melibatkan banyak langkah, simbol ini digunakan untuk menghindari kerumitan dalam satu diagram. Predefined process biasanya digunakan untuk mengarahkan pembaca ke flowchart lain yang lebih rinci. Dengan adanya simbol ini, sistem yang kompleks bisa dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dipahami. 4. Manual Operation Fungsi: Simbol manual operation menggambarkan aktivitas yang dilakukan secara manual oleh manusia, bukan melalui komputer atau sistem otomatis. Penggunaan dalam Sistem Akuntansi: Contoh manual operation adalah “Menghitung kas secara manual” atau “Memeriksa dokumen transaksi secara manual”. Dalam beberapa bagian sistem akuntansi tradisional, masih banyak kegiatan manual yang memerlukan simbol ini untuk membedakan proses dari langkah otomatis. Simbol manual operation sangat membantu dalam memahami proses yang masih melibatkan tenaga manusia sehingga bisa dipisahkan dari proses otomatisasi dalam sistem. 5. Annotation Fungsi: Annotation digunakan untuk memberikan keterangan tambahan atau penjelasan mengenai suatu proses di dalam flowchart. Implementasi: Annotation sering digunakan untuk menjelaskan simbol yang memiliki aktivitas kompleks. Misalnya, “Dokumen harus melalui proses verifikasi oleh manajer sebelum dilanjutkan”. Dalam sistem akuntansi, annotation membantu memberikan kejelasan lebih dalam tentang bagaimana suatu proses atau keputusan diambil. Keberadaan annotation memastikan bahwa tidak ada ambiguitas dalam interpretasi langkah-langkah dalam flowchart. 6. Persiapan Fungsi: Simbol ini menunjukkan operasi persiapan yang tidak memiliki efek langsung pada output tetapi penting untuk proses selanjutnya. Contoh Penggunaan: “Menyiapkan dokumen transaksi sebelum input ke sistem”. “Memeriksa saldo awal sebelum menghitung laporan keuangan”. Simbol ini menekankan pentingnya persiapan sebagai bagian dari sistem akuntansi agar proses berjalan lancar. 7. Dokumen Fungsi: Simbol dokumen digunakan untuk menunjukkan formulir atau laporan yang digunakan dalam merekam transaksi atau data akuntansi. Implementasi dalam Sistem Akuntansi: “Dokumen faktur penjualan” atau “Laporan laba rugi bulanan”. Dalam sistem informasi akuntansi, simbol ini sering digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis dokumen yang berperan penting dalam siklus akuntansi. Simbol dokumen membantu visualisasi data transaksi yang tertulis dalam format fisik atau digital. 8. Multi-Dokumen Fungsi: Simbol ini menunjukkan beberapa dokumen yang digabungkan dalam satu proses. Contoh Penggunaan: “Menggabungkan laporan keuangan mingguan dan bulanan”. “Dokumen audit yang terdiri dari berbagai catatan transaksi”. Dengan simbol ini, proses yang melibatkan banyak dokumen dapat digambarkan secara lebih jelas. 9. On-Page Reference dan Off-Page Reference Fungsi: On-page reference digunakan untuk menghubungkan satu proses ke proses lainnya dalam satu halaman diagram. Off-page reference berfungsi sebagai penghubung antara proses yang berada di halaman berbeda. Implementasi: On-page: “Lanjut ke proses input data”. Off-page: “Proses verifikasi dilanjutkan pada halaman berikutnya”. Kedua simbol ini sangat membantu untuk menghindari kebingungan dalam diagram flowchart yang kompleks. 10. Arsip Tetap dan Arsip Sementara Fungsi: Arsip tetap digunakan untuk menyimpan dokumen permanen yang tidak lagi diproses. Arsip sementara menggambarkan dokumen yang disimpan untuk jangka waktu tertentu sebelum diproses lebih lanjut. Contoh dalam Akuntansi: Arsip tetap: “Penyimpanan laporan keuangan tahunan”. Arsip sementara: “Penyimpanan bukti transaksi sebelum audit”. 11. Kontrol Fungsi: Simbol kontrol menunjukkan langkah inspeksi atau pengontrolan dalam sebuah proses. Implementasi: “Memeriksa kesesuaian data transaksi”. “Kontrol kualitas laporan sebelum dipublikasikan”. 12. Keputusan (Decision) Fungsi: Simbol ini digunakan untuk menunjukkan proses yang membutuhkan keputusan dengan cabang jawaban “Ya” atau “Tidak”. Contoh Penggunaan: “Apakah transaksi sudah diverifikasi?”. Jika “Ya”, lanjut ke proses input, jika “Tidak”, kembalikan ke bagian verifikasi. Simbol ini menggambarkan adanya percabangan dalam proses. 13. Garis Alir (Flowline) Fungsi: Garis alir berfungsi untuk menunjukkan arah proses dalam flowchart. Implementasi: Menunjukkan hubungan antarproses, dari awal hingga akhir. Mengarahkan alur kegiatan dalam sistem akuntansi. 14. Pencatatan (Data) Fungsi: Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang berkaitan dengan data transaksi. Contoh: “Mencatat transaksi ke jurnal umum”. Kesimpulan Dengan memahami simbol-simbol flowchart yang sering digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi, proses visualisasi alur kerja menjadi lebih sistematis dan mudah dipahami. Simbol ini berperan penting dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional, serta membantu pemangku kepentingan dalam memahami langkah-langkah proses akuntansi secara menyeluruh.