Daftar Isi

Elastisitas Permintaan: Pengertian, Manfaat, dan Implementasi dalam Bisnis

Tayang 12 Jul 2024
Diperbarui 14 Jul 2024

Apakah Anda ingin mengukur sejauh mana harga dapat berubah berdasarkan tingkat permintaan pasar terhadap suatu produk? Anda bisa menganalisisnya menggunakan elastisitas permintaan!

Melalui elastisitas permintaan, pemilik bisnis dapat memahami bagaimana tingkat permintaan dan sensitivitas konsumen itu penting pada harga produk.

Selain itu, bisnis juga dapat merencanakan dan menjadwalkan siklus produksi untuk dapat memenuhi persediaan yang ideal.

Lalu, apa rumus menghitungnya? Serta apa dampak memahami elastisitas permintaan terhadap bisnis?

Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Pengertian Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan atau sering disebut price elasticity of demand (PED) merupakan sebuah pengukuran dalam ilmu ekonomi yang berguna untuk mengetahui pengaruh dari permintaan konsumen dengan harga sebuah produk atau jasa.

Jika produk Anda memiliki nilai yang tinggi, maka permintaan dan sensitivitas konsumen memiliki pengaruh yang kuat terhadap harga produk.

Sebaliknya, jika rendah, maka harga produk tidak banyak berubah terhadap permintaan dan sensitivitas konsumen.

Elastic demand mengacu kepada perubahan permintaan pasar yang besar jika terjadi perubahan harga. Inelastic demand mengacu kepada perubahan permintaan kecil ketika terjadi perubahan harga.

Memahami konteks ini merupakan faktor yang penting dalam berbisnis karena dapat menjadi acuan dasar untuk menentukan berbagai perencanaan dan strategi yang efektif.

Bagaimana Penerapannya?

Elastisitas dapat berbeda-beda tergantung pada jenis barang atau jasa. Jika suatu produk memiliki elastisitas permintaan yang tinggi (PED > 1), ini berarti konsumen sangat peka terhadap perubahan harga.

Kenaikan harga yang kecil akan menyebabkan penurunan jumlah yang diminta secara proporsional lebih besar. Sebaliknya, jika suatu produk memiliki elastisitas permintaan yang rendah (PED < 1), konsumen kurang peka terhadap perubahan harga.

Kuantitas yang diminta akan berubah secara proporsional lebih kecil dibandingkan dengan perubahan harga.

Memahami PED membantu pelaku bisnis dalam membuat keputusan tentang penetapan harga.

Produk dengan permintaan yang elastis dapat mengalami peningkatan pendapatan melalui penurunan harga, sedangkan produk dengan permintaan yang tidak elastis dapat menaikkan harga tanpa mengurangi volume penjualan secara signifikan.

Manfaat dan Tujuan dari Pemahaman Elastisitas Permintaan

Memahami elastisitas permintaan adalah hal yang krusial bagi Person in Charge (PIC) di bidang Supply Chain Management, karena informasi ini mendukung pengambilan keputusan yang strategis.

Dengan mengetahui seberapa sensitif permintaan suatu produk terhadap perubahan harga, PIC dapat merencanakan strategi penetapan harga yang lebih tepat, mengelola persediaan dengan baik, dan mengurangi risiko kelebihan atau kekurangan stok.

Ini juga membantu dalam perencanaan produksi yang lebih efisien, memastikan bahwa kapasitas produksi dan sumber daya dapat dialokasikan sesuai dengan kebutuhan pasar.

Di samping itu, pemahaman mengenai elastisitas permintaan memungkinkan PIC untuk merumuskan strategi pemasaran dan promosi yang efektif.

Sebagai contoh, jika permintaan suatu produk sangat elastis, penurunan harga dapat secara signifikan meningkatkan penjualan.

Sebaliknya, untuk produk dengan permintaan yang inelastis, pendekatan yang berbeda mungkin diperlukan.

Dengan informasi ini, PIC dapat bekerja sama dengan tim pemasaran dan penjualan untuk merancang kampanye yang dapat meningkatkan permintaan dan menyusun rencana distribusi yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Jenis-jenis dan Kode Elastisitas Permintaan

Terdapat lima jenis elastisitas permintaan berdasarkan nilai akhir dari hubungan permintaan dengan harga produk.

1. Elastis

Permintaan dikatakan elastis jika perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah permintaan yang lebih besar, dalam hal ini elastisitas harga permintaan (Ep) lebih dari 1.

Contoh, jika harga suatu produk turun 10% dan permintaan meningkat 20%, maka elastisitasnya adalah 2 (20%/10%).

Contoh produk elastis adalah barang-barang mewah seperti mobil atau elektronik.

Untuk produk yang elastis, penjual harus berhati-hati dalam menentukan harga, karena penurunan harga dapat secara signifikan meningkatkan penjualan.

2. Inelastis

Permintaan dikatakan inelastis jika perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah permintaan yang lebih kecil, dalam hal ini kurang dari 1.

Biasanya produk-produk seperti makanan pokok atau obat-obatan umumnya memiliki permintaan inelastis

Pada jenis ini, produsen bisa meningkatkan harga tanpa khawatir permintaan akan menurun drastis.

3. Elastis Uniter

Permintaan dikatakan elastis uniter jika perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah permintaan yang proporsional.

Pada elastis uniter, elastisitas harga permintaan sama dengan 1. Barang-barang ini sering kali memiliki permintaan yang seimbang antara harga dan jumlah.

Misalnya, harga suatu barang naik 10% dan permintaan turun 10%, elastisitasnya adalah 1.

Oleh karena itu, penjual harus mempertimbangkan bahwa setiap perubahan harga akan berdampak langsung pada pendapatan total.

4. Elastis Sempurna

Ini terjadi ketika konsumen akan membeli tak terbatas pada harga tertentu, dan permintaan akan menjadi nol jika harga sedikit saja naik. Kurva permintaan adalah garis horizontal.

Umumnya terjadi pada produk-produk yang memiliki banyak substitusi, seperti barang dagangan komoditas.

Pada produk yang termasuk ke dalam elastisitas sempurna, produsen akan sulit untuk menetapkan harga lebih tinggi karena semua konsumen akan beralih ke pesaing.

5. Inelastis Sempurna

Terakhir yaitu inelastis sempurna, yang berarti bahwa perubahan harga tidak akan mempengaruhi jumlah permintaan sama sekali.

Misalnya seperti barang-barang yang sangat penting, seperti obat untuk kondisi medis yang krusial, biasanya memiliki permintaan inelastis sempurna.

Pada jenis elastis ini, produsen juga dapat menaikkan harga tanpa mengkhawatirkan penurunan permintaan, karena konsumen akan tetap membelinya.

Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan

Berdasarkan beberapa referensi yang membahas mengenai elastisitas permintaan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu:

1. Harga Barang Itu Sendiri

Permintaan terhadap suatu barang cenderung meningkat jika harganya lebih murah. Sebaliknya, jika harganya lebih mahal, permintaan akan turun.

2. Harga Barang Lain (Substitusi dan Komplementer)

Harga barang lain juga mempengaruhi permintaan. Barang-barang ini bisa bersifat substitusi (pengganti) atau komplementer (pelengkap).

Misalnya, jika harga mentega (substitusi minyak tanah) naik, permintaan minyak tanah bisa meningkat karena harganya menjadi relatif lebih murah.

Demikian pula, jika harga wajan (komplementer minyak tanah) turun, permintaan minyak tanah bisa meningkat.

Simak lebih lanjut: Barang Substitusi Vs Barang Komplementer

3. Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat berpengaruh langsung terhadap daya beli. Semakin tinggi pendapatan, semakin besar daya beli masyarakat, sehingga permintaan terhadap barang juga meningkat.

Ini termasuk juga berkaitan dengan distribusi pendapatan yang buruk dapat melemahkan daya beli masyarakat.

Ketika sebagian kecil masyarakat menguasai perekonomian, permintaan barang akan menurun.

4. Karakteristik Masyarakat

Preferensi masyarakat mempengaruhi permintaan barang. Misalnya, di Provinsi Maluku, permintaan beras lebih rendah karena masyarakat lebih suka mengonsumsi sagu, sedangkan di Sumatera Utara, permintaan beras sangat tinggi karena adat yang menjadikannya penting.

5. Kondisi di Masa Depan

Jika diperkirakan harga akan naik di masa depan, masyarakat cenderung membeli lebih banyak barang saat ini untuk menghindari pengeluaran lebih tinggi di kemudian hari.

6. Usaha Produsen untuk Meningkatkan Penjualan

Produsen melakukan berbagai upaya untuk menarik minat beli, seperti iklan dan promosi.

Misalnya, potongan harga saat peluncuran produk atau hadiah untuk pembeli dapat meningkatkan permintaan.

Permintaan juga bisa berubah jika ada perubahan dalam cita rasa, pendapatan, atau harga barang lain.

Rumus dan Contoh Perhitungan Elastisitas Permintaan

Untuk menghitung elastisitas permintaan pada harga sebuah produk, Anda dapat menggunakan dua rumus yang sering digunakan oleh sebuah bisnis.

Kedua rumus tersebut yaitu Point Elasticity Method dan Arc Elasticity Method.

1. Point Elasticity Method

Point Elasticity Method merupakan sebuah model perhitungan di mana menghitung elastisitas pada titik tertentu dalam kurva permintaan linier.

Melalui metode ini, elastisitas permintaan di berbagai titik pada kurva permintaan dapat berbeda.

Metode ini biasanya akan digunakan ketika terdapat perubahan harga berdampak kecil pada perubahan permintaan sebuah produk.

Untuk lebih jelasnya, simak grafik berikut:

grafik jenis permintaan elastisitas permintaan

Melalui grafik tersebut, titik tengah sama dengan elastisitas satu. Sedangkan semakin ke atas akan semakin besar hingga tidak terhingga. Sebaliknya, semakin rendah maka akan semakin kecil dan mencapai nol.

Anda bisa menggunakan rumus sederhana berikut:

Elastisitas Permintaan = % Perubahan Penawaran ÷ % Perubahan Harga

Catatan:

  • Perubahan Harga Produk: Menentukan harga suatu produk pada saat sedang dijual.
  • Perubahan Penawaran: Mengidentifikasi berapa banyak produk yang terjual pada tingkat harga tertentu.

2. Arc Elasticity Method

Metode ini menerapkan cara pengukuran dengan membandingkan elastisitas antara dua titik pada kurva permintaan yang sama.

Untuk melakukan hal ini, kita harus menghitung rata-rata angka awal dan akhir harga dan kuantitas yang diminta.

Arc Elasticity atau elastisitas busur umumnya digunakan pada perubahan-perubahan dalam skala besar.

Secara lebih sederhana, dengan bantuan metode busur, kita dapat menghitung elastisitas pada kisaran harga.

grafik kurva elastisitas permintaan

Rumus untuk menghitung elastisitas busur, yaitu:

Elastisitas Permintaan Busur = (Q2 – Q1) ÷ (Q2 + Q1) x (P2 – P1) ÷ (P2 + P1)

Catatan:

  • P1 dan Q1 menggambarkan harga produk yang sebenarnya
  • P2 dan Q2 mencerminkan harga produk yang baru.

Contoh Penggunaan Elastisitas Permintaan dalam Strategi Penetapan Harga (Pricing Strategy)

Menghitung dan menganalisis elastisitas permintaan bisa menjadi cara sebuah bisnis tumbuh dan berkembang semakin baik.

Dari hasil analisis permintaan elastisitas, bisnis dapat merencanakan strategi yang lebih efektif untuk sebuah produk, baik itu bagian dari produksi, pemasaran, maupun penjualan melalui pricing strategy.

Pahami Yield Management di mana menentukan metode pricing yang tepat dalam bisnis.

Berikut merupakan gambarannya jika diterapkan pada sebuah bisnis atau perusahaan.

Sebuah perusahaan X sedang menyusun sebuah strategi untuk menetapkan harga yang lebih baik.

Ini sebagai imbas dari gagalnya strategi di periode sebelumnya, di mana produk A gagal mencapai target penjualan karena kurangnya antusias pasar yang terlihat dari tingkat permintaan yang rendah.

Setelah dianalisis lebih dalam, ternyata masalah ini didasarkan atas menaikkan harga secara besar-besaran dapat mengurangi pendapatan karena jumlah penjualan yang menurun.

Sebaliknya, mereka mempertahankan harga yang kompetitif atau bahkan menurunkannya di beberapa kasus untuk menarik lebih banyak pembeli.

Kesimpulan

Memiliki pemahaman mengenai elastisitas permintaan sangat penting bagi pengambilan keputusan bisnis, termasuk untuk manajemen supply chain.

Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga membantu dalam memenuhi permintaan konsumen secara tepat, sehingga mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.

Salah satu cara yang efektif untuk dapat mengelola elastisitas permintaan dalam sebuah bisnis adalah dengan menunjang pekerjaan dengan software pengelolaan bisnis.

Mekari Jurnal merupakan software akuntansi yang dapat membantu Anda dalam mengelola bisnis karena telah terintegrasi dengan berbagai fitur SCM.

Salah satunya adalah fitur manajemen produk yang dapat memantau dan mengelola informasi produk yang dimiliki bisnis secara realtime.

Coba fitur Mekari Jurnal sekarang dan rasakan pertumbuhan bisnis yang cepat dan efektif!

Konsultasi dengan Mekari Jurnal Sekarang!

 

 

 

Referensi:

Investopedia, “Elasticity vs. Inelasticity of Demand: What’s the Difference?”.

Toppr, “Elasticity of Demand”.

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
WhatsApp Hubungi Kami