Apa itu Scrap Rate dalam Manufaktur? Pemahaman dan Pentingnya Key Takeaways Scrap rate adalah persentase produk cacat yang tidak dapat digunakan. Angka ini mencerminkan efisiensi produksi dan kualitas kontrol di lini manufaktur. Scrap rate tinggi menambah biaya produksi karena bahan, tenaga, dan waktu terbuang. Ini bisa disebabkan oleh proses, alat, atau SOP yang kurang optimal. Mengurangi scrap rate dapat dilakukan lewat pelatihan, standarisasi proses, serta penggunaan software manufaktur seperti Mekari Jurnal untuk produksi yang lebih terukur. Dalam industri manufaktur, efisiensi bukan hanya soal kecepatan produksi, tetapi juga seberapa sedikit limbah yang dihasilkan. Salah satu indikator penting yang mencerminkan efisiensi proses produksi adalah scrap rate. Istilah ini merujuk pada jumlah produk cacat atau tidak layak pakai yang dihasilkan selama proses produksi. Memahami scrap rate sangat krusial karena berdampak langsung terhadap biaya, kualitas, dan keberlanjutan operasional perusahaan. Simak penjelasan lengkap tentang scrap rate dan pentingnya dalam industri manufaktur. Di akhir artikel, tersedia juga aplikasi manufaktur untuk membantu bisnis mengelola produksi secara lebih efisien. Apa Itu Scrap Rate? Scrap rate adalah persentase dari total produksi yang dikategorikan sebagai scrap, yakni barang yang rusak, cacat, atau tidak memenuhi standar kualitas dan tidak dapat diperbaiki. Scrap biasanya berakhir sebagai limbah dan tidak memiliki nilai jual, berbeda dengan rework yang masih bisa diperbaiki. Sering kali, scrap rate disamakan dengan waste rate, padahal keduanya berbeda. Waste rate mencakup seluruh jenis limbah, termasuk material berlebih, waktu tunggu, atau proses yang tidak bernilai tambah. Sementara itu, scrap rate lebih spesifik pada output produk yang gagal dan tidak dapat digunakan kembali. Pentingnya Scrap Rate dalam Manufaktur Scrap rate memiliki pengaruh besar terhadap biaya produksi. Produk yang gagal berarti bahan baku, energi, dan tenaga kerja terbuang sia-sia, sehingga menambah cost per unit. Semakin tinggi scrap rate, semakin mahal biaya produksi yang harus ditanggung. Selain itu, scrap rate juga menjadi indikator efisiensi operasional. Tingginya angka scrap dapat mengindikasikan proses yang tidak stabil, alat yang tidak presisi, atau SOP yang belum optimal. Dengan memantau scrap rate, perusahaan bisa mengidentifikasi dan memperbaiki titik-titik rawan dalam proses produksi. Dari sisi kualitas, scrap rate mencerminkan seberapa baik sistem kontrol mutu bekerja. Produk cacat yang lolos ke tahap akhir menunjukkan lemahnya pengawasan kualitas. Rumus dan Contoh Cara Menghitung Scrap Rate Untuk menghitung scrap rate, digunakan rumus berikut: Scrap Rate (%) = (Jumlah Produk Scrap ÷ Total Produk yang Diproduksi) × 100 Contoh: Sebuah pabrik memproduksi 10.000 unit barang dalam satu minggu. Dari jumlah tersebut, 300 unit dikategorikan sebagai scrap. Maka: Scrap Rate = (300 ÷ 10.000) × 100 = 3% Angka ini menunjukkan bahwa 3% dari total produksi adalah limbah yang tidak dapat digunakan. Data ini dapat menjadi dasar evaluasi kinerja produksi dan kontrol kualitas. Strategi untuk Mengurangi Scrap Rate Mengurangi scrap rate bukan hanya soal menghemat biaya, tetapi juga tentang peningkatan kualitas dan keberlanjutan produksi. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain: 1. Praktik Terbaik dalam Proses Produksi Menstandardisasi prosedur kerja, melakukan root cause analysis saat terjadi cacat, dan menerapkan sistem kaizen atau perbaikan berkelanjutan adalah langkah awal untuk menekan angka scrap. 2. Menggunakan Sistem Manufaktur yang Tepat Guna Implementasi sistem Manufacturing Execution System (MES), sensor IoT, atau automated quality control dapat mendeteksi cacat sejak dini, bahkan sebelum produk masuk ke tahap berikutnya. 3. Pelatihan Karyawan Karyawan adalah ujung tombak produksi. Memberikan pelatihan teknis, pemahaman standar kualitas, serta budaya kerja yang mendukung zero-defect akan berdampak signifikan dalam menurunkan scrap rate. Kesimpulan Scrap rate adalah metrik vital yang tidak boleh diabaikan dalam industri manufaktur. Selain berdampak pada biaya dan efisiensi, angka scrap juga mencerminkan kualitas dan stabilitas proses produksi. Dengan memahami definisi, menghitung secara akurat, dan menerapkan strategi pengurangan yang tepat, perusahaan bisa meningkatkan performa secara menyeluruh. Untuk proses produksi yang efisien dan maksimal, gunakan software manufaktur seperti Mekari Jurnal. Dengan fitur pemantauan stok, pencatatan output, dan analisis real-time, proses manufaktur jadi lebih terukur dan dapat dipantau segala aktivitasnya. Coba gratis Mekari Jurnal sekarang untuk optimalkan proses manufaktur Anda! Coba gratis Mekari Jurnal