Pengertian Anggaran Surplus Perusahaan dan Penjelasannya Anggaran perusahaan adalah suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan suatu operasi perusahaan, dinyatakan dalam suatu kegiatan operasi, dalam suatu kegiatan dan satuan uang yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi perusahaan tersebut dalam proyeksi keuangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), anggaran adalah taksiran mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang diharapkan untuk periode yang akan datang. Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan Rencana (OJK) menyebutkan jika anggaran adalah rencana keuangan terperinci dan terkoordinasi mengenai perkiraan penerimaan dan pengeluaran dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun, sebagai sarana untuk sasaran suatu rencana kerja. Sebuah anggaran disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan dalam sebuah perusahaan atau organisasi tertentu. Perencanaan ini disusun dalam jangka waktu atau periode tertentu di masa yang akan datang. Anggaran biasanya disusun pada periode awal tahun untuk jangka waktu satu tahun. Tujuan Penyusunan Anggaran Surplus bagi Perusahaan Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu-tidaknya tindakan koreksi. Fungsi Anggaran Surplus 1. Planning (Perencanaan) Di dalam fungsi ini ditetapkan tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek, sasaran yang ingin dicapai, strategi yang akan digunakan dan sebagainya. Di dalam fungsi ini berkaitan dengan segala sesuatu yang ingin dihasilkan dan dicapai perusahaan di masa mendatang. Termasuk di dalamnya menetapkan produk yang akan dihasilkan, bagaimana menghasilkannya, sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut, bagaimana memasarkan produk tersebut dan sebagainya. 2. Organizing (Pengorganisasian) Setelah segala sesuatu yang ingin dihasilkan dan dicapai perusahaan di masa depan telah ditetapkan, maka perusahaan harus mencari sumber daya yang dibutuhkan untuk merealisasikan rencana yang telah tersebut. Dimulai dari upaya memperoleh bahan baku, mencari mesin yang dibutuhkan untuk mengelola bahan tersebut, bangunan yang dibutuhkan untuk mengelola produk tersebut. 3. Actuating (Menggerakkan) Setelah sumber daya yang dibutuhkan diperoleh, maka tugas manajemen selanjutnya adalah mengarahkan dan mengelola setiap sumber daya yang telah dimiliki perusahaan tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Setiap sumber daya yang ada harus dikerahkan, dikoordinasikan satu dengan lainnya agar dapat bekerja optimal untuk mencapai tujuan perusahaan. 4. Controlling (Pengendalian) Setelah sumber daya yang dibutuhkan perusahaan diperoleh dan diarahkan untuk bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing, maka langkah berikutnya adalah memastikan bahwa setiap sumber daya tersebut telah bekerja sesuai dengan rencana yang telah dibuat perusahaan untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan secara umum dapat dicapai. Metode Penyusunan Anggaran Surplus 1. Otoriter atau Top Down Dalam metode ini anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran ini dilaksanakan oleh bawahan tanpa adanya keterlibatan bawahan dan penyusunannya. Metode ini ada baiknya digunakan bila karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahannya. 2. Demokrasi atau Bottom Up Dalam metode ini, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai atasan dimana diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang ditargetkan pada masa yang akan datang. Metode ini digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut. 3. Campuran antara Top Down dan Bottom Up Metode terakhir ini merupakan campuran dari kedua metode diatas, penyusunan anggaran dimulai dari atas dan selanjutnya diserahkan untuk dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi pedoman dari atasan atau pimpinan dan kemudian dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan arahan dari atasan. Manfaat Anggaran Surplus Dengan penyusunan anggaran usaha-usaha perusahaan akan lebih banyak berhasil apabila ditunjang oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terarah dan dibantu oleh perencanaan-perencanaan yang matang. Perusahaan yang berkecenderungan memandang ke depan, akan selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukannya pada masa yang akan dating. Sehingga dalam pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegangan pada semua rencana yang telah disusun sebelumnya. Di mana, bagaimana, mengapa, kapan, adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu mereka kembangkan dalam kegiatan sehari-hari. Apabila pada suatu kesempatan hal ini ditanyakan kepada seorang General Manager yang sukses, maka sering didapatkan jawaban bahwa ide-ide untuk kegiatan pada waktu mendatang pada umumnya didasarkan pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas. Dalam perusahaan-perusahaan manufaktur ( pabrik) kegiatan akan dilakukan dengan lebih efisien dan tingkat keuntungan akan lebih besar apabila management memperhatikan rencana untuk aktivitas-aktivitasnya di masa depan. Karena itu Heckerts dan Wilson mengatakan bahwa manfaat utama daripada business budgeting adalah dapat ditentukannya kegiatan-kegiatan yang paling profitable yang akan dilakukan. Sedangkan manfaat lain adalah membantu manajer dalam mengelola perusahaan. Manajer harus mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan, seperti memilih barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual, memilih/menyeleksi langganan, menentukan tingkat harga, metode-metode produksi, metode-metode distribusi, termin penjualan. Jenis-Jenis Anggaran Surplus A. Anggaran Operasional Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup semua kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh pendapatan di dalam suatu periode tertentu. karena itu, anggaran operasional mencakup: Anggaran Pendapatan Anggaran pendapatan merupakan rencana yang dibuat perusahaan untuk memperoleh pendapatan pada kurun waktu tertentu. Anggaran pendapatan dapat disusun berdasarkan jenis produk, wilayah pemasaran, kelompok konsumen atau kelompok wiraniaga. Di dalam kelompok anggaran ini biasanya terkandung pula ramalan tentang beberapa kondisi tertentu yang berada di luar kendali manajemen penjualan, misalnya keadaan ekonomi nasional dan dunia. Anggaran Biaya Anggaran biaya merupakan rencana biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang direncanakan. Anggaran biaya biasanya disusun berdasarkan jenis biaya yang dikeluarkan. Di dalam kelompok anggaran ini, dibedakan menjadi anggaran biaya terukur dan anggaran biaya diskresioner. Anggaran biaya terukur dirancang untuk mengukur efisiensi dan manajer operasional memikul tanggungjawab penuh atas tercapainya sasaran yang dianggarkan. Anggaran Laba Anggaran laba adalah besarnya laba yang ingin diperoleh perusahaan di dalam suatu periode tertentu dimasa mendatang. Anggaran laba sebenarnya merupakan gabungan dari anggaran pendapatan dan anggaran biaya. B. Anggaran Keuangan Anggaran keuangan adalah anggaran yang berkaitan dengan rencana pendukung aktivitas operasi perusahaan. Anggaran ini tidak berkaitan secara langsung dengan aktivitas perusahaan untuk menghasilkan dan menjual produk. Anggaran ini merupakan pendukung upaya perusahaan guntuk menghasilkan dan menjual produk perusahaan. Anggaran keuangan mencakup beberapa jenis anggaran, yaitu: 1. Anggaran Investasi adalah rencana perusahaan untuk membeli barang-barang modal atau barang-barang yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk perusahaan di masa mendatang dalam jangka panjang, seperti pembelian dan pembangunan gedung kantor, bangunan pabrik, pembelian mesin, pembelian tanah, dan sebagainya. 2. Anggaran kas adalah rencana aktivitas penerimaan kas dan pengeluaran kas perusahaan di dalam suatu periode tertentu, beserta. 3. Penjelasan tentang sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas tersebut. 4. Proyeksi neraca adalah keuangan yang diinginkan perusahaan di dalam suatu periode tertentu di masa mendatang. Berati, dalam proyeksi neraca tersebut mencakup jumlah harta ingin dimiliki perusahaan serta kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan perusahaan di masa mendatang. Dilihat dari kelengkapan anggaran yang disusun oleh suatu organisasi, maka anggaran dapat dikategorikan sebagai anggaran parsial dan anggaran komprehensif. Anggaran Parsial adalah anggaran yang terdiri dari satu jenis atau kelompok kegiatan tertentu saja, misalnya anggaran penjualan saja, anggaran biaya pemasaran saja, anggaran administrasi saja, dan sebagainya Anggaran Komprehensif adalah keseluruhan anggaran yang terdiri dari gabungan anggaran-anggaran parsial di dalam suatu periode waktu tertentu. Pada dasarnya anggaran komprehensif merupakan gabungan dari anggaran pendapatan, anggaran biaya dan anggaran laba. Anggaran komprehensif menggambarkan keseluruhan rencana yang ingin dicapai perusahaan di dalam kurun waktu tertentu. Anggaran dapat pula dikelompokkan menurut fleksibilitasnya di dalam menghadapi perubahan, yaitu anggaran fleksibel dan anggaran tetap. 1. Anggaran Fleksibel adalah anggaran yang dapat diubah dan disesuaikan berdasarkan perubahan lingkungan yang ada. Perubahan asumsi yang terlalu drastis yang mendasari penyusunan anggaran dapat mendorong diubahnya anggaran yang telah disusun. Misalnya, nilai tukar rupiah, tingkat bunga, situasi politik, perubahan daya beli masyarakat dan sebagainya 2. Anggaran Tetap adalah anggaran yang tidak berubah, walaupun terjadi perubahan di dalam lingkungan di mana anggaran tersebut diterapkan, Tahapan Membuat Anggaran Surplus Menentukan Pedoman Anggaran Sebelum membuat anggaran, langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah menentukan pedoman anggaran. Pedoman ini bisa Anda buat berdasarkan anggaran belanja selama satu tahun sebelumnya dengan kegiatan tahun anggaran yang akan direncanakan berikutnya. Anggaran atau budgeting tentunya memiliki batas maksimum sehingga disinilah peran pedoman anggaran bekerja.Pada tahap ini, peran manajemen puncak memiliki pengaruh yang sangat besar karena mereka akan menetapkan rencana bisnis sebagai dasar untuk menyusun anggaran belanja. Persiapan Anggaran Pada tahap inilah penganggaran mulai dibuat dan menjadi rancangan keuangan yang akan diandalkan dalam satu tahun ke depan. Di sini, bagian perencanaan akan bekerja sama dengan bagian keuangan untuk mempermudah pekerjaan. Bagian perencanaan adalah bagian yang paling mengerti dan mengetahui apa yang dibutuhkan perusahaan. Penentuan Anggaran Langkah selanjutnya adalah menentukan anggaran. Namun, dalam menentukan anggaran ada tiga kegiatan yang perlu dilakukan. Pertama, setiap karyawan di setiap divisi perlu merundingkan dan memberi masukan terkait anggaran terhadap penentu kebijakan. Hal yang perlu diingat adalah anggaran yang dibuat sebaiknya dapat mengakomodasi semua kebutuhan. Selanjutnya, melakukan koordinasi dan penelaahan komponen anggaran belanja yang dibuat. Pelaksanaan Anggaran Pelaksanaan terakhir dalam menyusun anggaran adalah melaksanakan anggaran tersebut. Tahap ini adalah keputusan akhir yang harus dibuat. Setelah rencana sudah disetujui oleh direksi, maka setiap divisi bisa mulai menggunakan anggaran yang sudah dibuat. Sementara itu, manajer akan mengawasi dan melaporkan kepada direksi apakah anggaran tersebut sesuai dengan perencanaan atau tidak. Dalam melaksanakan anggaran akan dimudahkan dengan aplikasi anggaran serta adanya invoice software dari Mekari Jurnal pun akan memudahkan pelaksanaan anggaran di dalam perusahaan. Pengertian Anggaran Surplus? Pengertian anggaran surplus adalah ketika Anda memiliki kelebihan atau sisa dari yang Anda butuhkan atau rencanakan untuk digunakan. Misalnya, saat Anda memasak makanan, jika Anda memiliki sisa makanan setelah semua orang makan, Anda memiliki makanan berlebih dan kelebihan makanan tersebut disebut surplus. Anda dapat memilih untuk membuang sisa makanan itu, menimbunnya, atau mencoba mencari orang lain, seperti tetangga, yang ingin memakan makanan tersebut. Itulah contoh anggaran surplus. Dan dalam dunia ekonomi dikenal dengan istilah surplus ekonomi, adalah total anggaran surplus konsumen dan produsen dalam suatu perekonomian. Contoh Anggaran Surplus Jika pemerintah mengharapkan untuk menghasilkan Rp 100 triliun dalam pendapatan pajak, dan menghabiskan Rp 95 triliun untuk tahun tersebut, maka negara memiliki anggaran surplus yang diproyeksikan sebesar Rp 5 triliun. Maka negara dapat memilih untuk menyimpan anggaran surplus itu untuk digunakan pada masa depan, atau dapat meningkatkan pengeluarannya untuk menggunakan sumber daya tambahannya. Anggaran surplus tidak selalu merupakan hal yang baik. Misalnya, sebuah pabrik memproduksi 10.000.000 laptop tetapi hanya berhasil menjual 8.000.000 ke pelanggannya. Maka hal ini meninggalkan anggaran surplus sebesar 2.000.000 laptop. Pabrik harus menyimpan kelebihan laptop, menimbulkan biaya inventaris sembari mencari pembeli. Akhirnya, pabrik mungkin harus menjual laptop itu dengan lebih murah. Apa Penyebab Anggaran Surplus? Anggaran surplus terjadi setiap kali seseorang atau bisnis membelanjakan lebih sedikit uang daripada penghasilannya, atau pengeluaran lebih kecil dibandingkan pendapatan. Anggaran surplus ekonomi terjadi ketika penawaran dan permintaan untuk suatu produk berada di luar ekuilibrium (keadaan tanpa perubahaan). Di pasar yang ideal, permintaan konsumen akan sama persis dengan tingkat produksi, dan harga akan menyesuaikan dengan tingkat penawaran dan permintaan ini. Pada kenyataannya, pasar tidak beroperasi dengan efisiensi yang sempurna, yang mengarah pada tingkat ketidakseimbangan yang kecil atau signifikan dalam penawaran dan permintaan. Misalnya, karena harga suatu produk, seperti komputer, meningkat, maka perusahaan ingin memproduksi lebih banyak komputer untuk dijual karena setiap perangkat menawarkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Pada saat yang sama, kenaikan harga umumnya mengurangi permintaan konsumen karena lebih sedikit orang yang bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk sebuah komputer. Produsen akan membuat lebih banyak komputer daripada yang siap dibeli orang, menciptakan anggaran surplus. Disequilibrium sering kali dibuat atau diperburuk oleh faktor-faktor luar yang mempengaruhi penawaran, permintaan, dan harga barang, seperti kekurangan bahan baku, yang terjadi pada jenis produk, pajak, dan tarif tertentu. Apa Efek Anggaran Surplus? Ketika anggaran surplus ekonomi terjadi, itu berarti penawaran, permintaan, dan harga berada di luar ekuilibrium. Itu berarti bahwa sesuatu kemungkinan besar akan berubah untuk menciptakan keseimbangan. Secara teori, jika penawaran lebih besar dari permintaan maka harga harus turun sampai permintaan konsumen sesuai dengan tingkat penawaran yang ditawarkan. Pada gilirannya, penurunan harga menyebabkan penurunan produksi, mengurangi pasokan. Akhirnya, harga, penawaran, dan juga permintaan mencapai ekuilibrium. Pada kenyataannya, mungkin tidak ada keseimbangan yang sempurna karena faktor luar seperti pajak atau biaya bahan mentah. Anggaran surplus berarti bahwa organisasi memiliki lebih banyak uang daripada yang direncanakannya. Anggaran surplus cenderung menjadi hal yang baik. Ini memberi perusahaan lebih banyak fleksibilitas untuk meningkatkan pengeluarannya, memungkinkan untuk investasi atau pengeluaran tambahan. Orang, kelompok, atau pemerintah juga dapat memutuskan untuk menyimpan kelebihan kasnya, atau membiarkannya menutupi defisit anggaran di masa depan.