Memahami Akuntansi Entitas Non Laba: Definisi, Contoh, dan Format Laporan Akuntansi entitas non laba mengacu kepada sebuah konsep dalam akuntansi yang mengelola organisasi yang tidak berorietentasi pada keuntungan. Fokus utama dari pendekatan ini adalah transparansi dan akuntabilitas serta memastikan dana dapat dimanfaatkan dengan baik. Bagi Anda yang bertanggung jawab dalam mengelola laporan keuangan untuk entitas non laba, maka penting untuk memahami dasar-dasar dari penyusunannya. Berikut Mekari Jurnal akan menjelaskan secara lengkap mengenai akuntansi entitas non laba serta tips pengelolaannya! Apa Itu Akuntansi Entitas Non Laba? Akuntansi entitas non laba adalah sebuah panduan dan aturan komprehensif dalam ilmu akuntansi mengenai pengelolaan keuangan bagi organisasi yang tidak berorientasi pada keuntungan. Organisasi atau entitas ini berdiri dengan tujuan untuk menyalurkan dana dari donatur atau dana amal melalui layanan yang diberikan kepada masyarakat. Oleh karena memiliki misi dan tujuan untuk pembangunan masyarakat dan komunitas, maka sangat penting untuk mempertanggungjawabkan sumber daya kepada donatur dan pihak-pihak terkait lainnya. Beberapa organisasi atau entitas non laba termasuk yayasan, organisasi amal, sekolah negeri, yayasan keagamaan, atau derma publik. Ciri-ciri yang biasa dapat ditemukan pada entitas non laba umumnya: Memiliki sumber daya yang berasal dari donatur yang memberikannya secara sukarela. Menghasilkan produk barang atau jasa tanpa tujuan keuntungan tertentu. Tidak ada pembagian kepemilikan tertentu. Mengapa Akuntansi Penting untuk Entitas Non Laba? Memahami dan menerapkan pengelolaan akuntansi untuk entitas non laba penting untuk keberlangsungan organisasi. Mengapa demikian? Transparansi dalam laporan keuangan berperan krusial untuk menjaga kepercayaan para donatur dan pemangku kepentingan yang terlibat di dalamnya. Sebagai penyalur dana, pihak entitas non laba bertanggungjawab untuk memenuhi kewajiban tersebut termasuk menjelaskan secara komprehensif mengenai penggunaan dana di lapangan. Lebih lanjut, wawasan terkait pengelolaan keuangannya juga bermanfaat dalam membantu entitas dalam merencanakan dan mengendalikan anggaran dengan efektif. Beberapa manfaat lainnya yang dapat entitas non laba rasakan, seperti: Dapat menjaga keakuratan data dan informasi dalam laporan keuangan. Dapat mengidentifikasi area yang dapat dioptimalkan atau dihentikan untuk program yang diberikan kepada masyarakat. Meningkatkan bargaining power organisasi ketika berhadapan dengan donor atau lembaga pemerintahan. Penjelasan Mengenai Pengelolaan Akuntansi Entitas Non Laba Sampai saat ini, untuk aturan dan kaidah yang menstandarisasi laporan keuangan bagi entitas non laba akan merujuk pada ISAK 35 (sebelumnya PSAK 45). Cakupan dari ISAK 35 juga sudah berskala internasional karena diterbitkan langsung oleh International Financial Reporting Standard (IFRS). Beberapa laporan keuangan penting bagi entitas non laba sesuai ISAK 35, meliputi: Laporan Posisi Keuangan: Menunjukkan aset, liabilitas, dan aset neto termasuk saldo akhir. Laporan Arus Kas: Menggambarkan aliran kas masuk dan keluar dari entitas pada periode tertentu. Laporan Penghasilan Komprehensif: Memaparkan pendapatan dengan menyesuaikan deskripsi atas laporan keuangan itu sendiri. Laporan Perubahan Aset Neto: Bertujuan untuk melihar saldo akhir dari aset neto. CaLK atau Catatan atas Laporan Keuangan akan menjelaskan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Pada dasarnya jika melihat dari jenis laporan keuangan yang disusun di atas, tidak begitu berbeda dengan pelaporan akuntansi perusahaan komersial. Namun, entitas non laba tidak berfokus pada keuntungan finansial karena seluruh dana yang masuk akan disalurkan kembali ke masyarakat. Itu artinya, organisasi entitas non laba tidak menyusun laporan laba rugi dan lebih berfokus dalam pemaparan perputaran dana dalam laporan aktivitas. Contoh Laporan Keuangan Entitas Non Laba dalam Format PDF Pada bagian ini, Mekari Jurnal akan memberikan contoh-contoh laporan keuangan yang dibuat untuk entitas non laba. Pertama, organisasi harus membuat daftar perkiraan yang berisikan nomor akun, nama akun, saldo normal, dan kelompok perkiraan untuk memudahkan penyusunan laporan khusus entitas non laba. Selanjutnya, organisasi akan membuat neraca saldo awal yang berisikan akun-akun yang memiliki nilai normal dari buku besar. Lalu, transaksi yang sudah tercatat akan dimasukkan ke dalam jurnal dan nantinya akan diposting ke buku besar. Tahapan selanjutnya adalah Anda akan membuat neraca saldo sebelum penyesuaian dan memposting jurnal penyesuaian ke dalam buku besar. Semua akun yang diposting ke buku besar dan saldo akhir dari masing-masing akun akan dipindahkan ke neraca lajur untuk mebatu memproses pembuatan laporan keuangan. Selanjutnya adalah membuat laporan keuangan berdasarkan ISAK 35, mencakup: Contoh laporan keuangan penghasilan komprehensif entitas non laba Contoh laporan perubahan aset neto entitas non laba Sumber: gustani Contoh laporan arus kas entitas non laba Semua sumber gambar laporan keuangan berdasarkan referensi berikut, Anda juga dapat mengaksesnya untuk penjelasan yang lebih detail dan komprehensif: Baca Studi Kasus Penyusunan Laporan Keuangan Untuk Entitas Non Laba Sesuai ISAK 35 via PDF Cara Menyusun Laporan Keuangan untuk Entitas Non Laba Ada beberapa cara dan langkah yang perlu Anda perhatikan agar dapat mengadopsi praktik akuntansi entitas non nirlaba yang efektif. 1. Pencatatan Transaksi Pencatatan transaksi menjadi tahapan pertama yang penting dalam menyusun laporan keuangan. Setiap transaksi keuangan yang terjadi, baik penerimaan dana/modal maupun pengeluaran operasional, harus dicatat dengan akurat dalam buku besar atau sistem akuntansi. Maka dari itu, pastikan bahwa setiap transaksi tercatat dengan tanggal, jumlah, dan kategori yang tepat untuk memudahkan langkah-langkah selanjutnya dalam pelaporan keuangan. 2. Pengelompokan Transaksi Setelah pencatatan, langkah berikutnya adalah mengelompokkan transaksi berdasarkan jenisnya. Transaksi keuangan entitas non laba umumnya dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti pendapatan sumbangan, pendapatan dari kegiatan, belanja operasional, dan biaya program. Pengelompokan ini penting untuk memudahkan analisis dan memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana dana dikelola dalam organisasi. Selain itu, pengelompokan yang tepat membantu dalam memenuhi persyaratan pelaporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi untuk organisasi non-profit. 3. Penyusunan Laporan Setelah pengelompokan transaksi selesai, langkah selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan. Laporan yang umumnya disusun oleh entitas non-laba meliputi laporan aktivitas (laporan laba rugi), laporan posisi keuangan (neraca), dan laporan arus kas. Jangan lupa untuk menyusunnya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku seperti PSAK no. 45. 4. Audit Internal Audit internal adalah proses penting untuk memastikan bahwa seluruh catatan keuangan telah disusun dengan benar dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Proses audit ini biasanya dilakukan oleh tim internal yang bertugas memverifikasi keakuratan laporan dan memastikan tidak ada kesalahan atau kecurangan. Selain itu, audit internal juga berfungsi untuk menilai efektivitas kontrol keuangan yang ada, yang sangat penting untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas keuangan dalam organisasi non-laba. 5. Pelaporan Tahunan Laporan tahunan adalah hasil akhir dari seluruh proses akuntansi yang mencerminkan kinerja keuangan organisasi selama satu tahun. Laporan tahunan ini harus disusun secara jelas dan mencakup ringkasan aktivitas organisasi, serta laporan keuangan yang lebih detail seperti laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan laporan aktivitas. Laporan tahunan ini penting untuk disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti donor, mitra, dan pemerintah, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan dana yang telah diberikan kepada organisasi. Untuk penjelasan yang lebih komprehensif mengenai praktik penyusunan laporan keuangan untuk entitas non laba, Anda bisa mengakses studi kasus yang dibuat oleh Devi Indah Sari, Ferdawati, dan Eliyanora dari Politeknik Negeri Padang berikut ini. 6. Penggunaan Software Akuntansi Untuk mempermudah dan mempercepat proses pencatatan serta pelaporan keuangan, banyak entitas non-laba yang mulai menggunakan software akuntansi khusus. Software ini membantu dalam pencatatan transaksi secara otomatis, memudahkan pengelompokan dan penyusunan laporan, serta mengurangi risiko kesalahan manusia. Melalui software akuntansi yang tepat, entitas non-laba dapat lebih efisien dalam mengelola keuangan dan memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku, serta dapat dengan mudah menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan untuk pelaporan tahunan. Mekari Jurnal merupakan software akuntansi terintegrasi yang cocok untuk entitas non laba karena template laporan keuangannya yang selalu mengikuti kaidah standar akuntansi yang berlaku, disusun dengan cepat, akurat, dan otomatis. Coba di sini sekarang juga dan dapatkan free trial selama 7 hari bagi pendaftar pertama! Konsultasi Gratis dengan Mekari Jurnal Sekarang! Pentingnya Akuntansi yang Transparan untuk Entitas Non Laba Salah satu aspek yang menjadi fokus utama dalam penerapan standar akuntansi entitas non laba adalah transparansi dalam informasi yang tercantum dalam pelaporan keuangan. Terdapat beberapa alasan mengenai kenapa transparansi menjadi salah satu prinsip yang penting, pasalnya: Transparansi menjaga reputasi baik organisasi di mata publik dan donatur. Menunjukkan bagaimana dana digunakan secara efektif dalam setiap program yang dilaksanaan untuk mendukung keberlanjutan. Meningkatkan keterjangkauan akses kepada sumber daya, misalnya dukungan finansial dari donatur atau lembaga pemerintahan. Oleh karena itu, agar transparansi dan akuntabilitas dapat terjaga dengan baik dalam laporan keuangan, Anda dapat menggunakan contoh laporan atau template yang sudah disediakan oleh Mekari Jurnal dalam artikel ini. Selain itu, Anda juga melakukan pelaporan yang akurat dan cepat jika menggunakan Mekari Jurnal karena sudah tersedia hampir 40 template dari berbagai jenis laporan keuangan. Tunggu apalagi? Daftar sekarang dan rasakan manfaatnnya! Referensi: Re-search, “Memahami ISAK35 sebagai Standar Penyajian Laporan Keuangan untuk Organisasi Nonlaba”. ISIA, “Penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan ISAK 35”.