Peningkatan Overall Equipment Effectiveness (OEE): Strategi dan Praktik Terbaik untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi Highlights OEE merupakan alat ukur yang menunjukkan seberapa efektif mesin produksi Anda berjalan dengan berbasis tiga aspek, Availability, Performance, dan Quality Ketiga aspek ini dijadikan fokus utama karena menjadi acuan mengenai apakah mesin beroperasi sesuai jadwal, kecepatan setiap mesin memproduksi barang, dan menentukan proporsi produk tanpa cacat Jika konsep OEE berhasil ditingkatkan, perusahaan dapat merasakan biaya dan limbah yang menurun dan disertai produktivitas dan kepuasan pelanggan yang meningkat OEE atau Overall Equipment Effectiveness merupakan metrik utama yang diperhatikan dalam industri manufaktur. Fungsinya adalah mengukur seberapa efektif suatu peralatan beroperasi dibandingkan potensi maksimalnya. Ada tiga komponen menjadi fokus utama pengukuran OEE, yakni Availability (ketersediaan), Performance (kinerja), dan Quality (kualitas). Nantinya, ketiga komponen ini dihitung dalam rasio persentase kemudian diambil rata-rata performa dari ketiganya. Misalnya, availability 95 %, performance 95 %, dan quality 97 %, maka nilai OEE-nya adalah: Overall Equipment Effectiveness = Availability × Performance × Quality 0,95 × 0,95 × 0,97 = 87,54 % Nilai yang mendekati angka 100% berarti semakin baik, karena nilai 100% mengindikasikan mesin berjalan nonstop, pada kecepatan optimal, dan menghasilkan produk berkualitas. Sebaliknya, semakin jauh nilainya dari 100% mengindikasikan pemanfaatan yang kurang maksimal, peluang produksi barang cacat tinggi, dan memerlukan perbaikan. Komponen Utama OEE Dalam pengukurannya, terdapat tiga hal yang menjadi komponen inti dalam mengukur Overall Equipment Effectiveness. Metrik ketersediaan, kinerja, dan kualitas saling berhubungan dan menjawab pertanyaan mengenai bagaimana strategi efisiensi suatu produksi berjalan. Menurut pendekatan Arno Koch, tiga metrik ini tersusun dalam cascade of losses di mana: Availability → menentukan berapa banyak waktu mesin berjalan (Run Time) Performance → dari mesin yang berjalan, berapa yang efektif digunakan untuk produksi pada kecepatan optimal (Net Run Time) Quality → dari output barang, berapa jumlah yang memenuhi kualitas (Fully Productive Time) 1. Availability (Ketersediaan) Ketersediaan menjadi analisis awal dalam mengukur OEE karena tanpa mesin yang menyala, tidak ada output yang bisa diukur dalam proses produksi. Oleh karena itu, metrik ini akan menjawab pertanyaan, “Apakah mesin berjalan optimal sesuai jadwal produksi?” dan “Jika tidak, berapa lama waktu mesin berhenti?”. Faktor-faktor yang mempengaruhi komponen ini termasuk breakdown mesin, set-up time, downtime, dan material shortage. Baca Juga: Manajemen Persediaan: Ketahui Cara Mengelola dengan Tepat 2. Performance (Kinerja) Metrik kinerja berfokus pada kehilangan kecepatan operasional selama waktu mesin aktif. Untuk membedakannya dengan komponen persediaan adalah sebagai berikut, jika metrik ini rendah, potensi produksi tidak optimal meski availability tinggi. Metrik ini aktif ketika mesin telah berjalan dan menjawab pertanyaan seperti, “apakah mesin berjalan dengan kecepatan idealnya?” dan “jika tidak, seberapa lambat dan apa penyebabnya?”. Beberapa faktor yang mempengaruhi komponen ini seperti minor stops (kejadian singkat), kualitas material buruk, cycles yang melambat, dan efisiensi operator. Baca Juga: Cycle Time dan Lead Time dalam Produksi 3. Quality (Kualitas) Terakhir, metrik kualitas melihat dari sisi produk yang lolos standar tanpa adanya cacat. Artinya, barang di bawah kualitas standar akan mengurangi nilai ini. Komponen ini penting dalam OEE untuk memperhitungkan efektivitas produksi suatu unit dalam satu siklus produksi yang dapat dijual dan tidak layak dijual. Jika tidak layak dijual, barang akan menjadi loss, itu artinya akan masuk ke termasuk scrap (produk yang dibuang) dan rework (produk diperbaiki). Mengapa OEE Perlu Ditingkatkan? Tentunya sebuah perusahaan yang memiliki nilai OEE yang baik akan berdampak pada performa operasional sehari-harinya yang optimal. Jika tidak, perusahaan tidak akan mencapai profit idealnya dan justru merugi karena aspek-aspek yang sebenarnya dapat ditingkatkan. Selain itu terdapat tiga hal berikut yang menjadi alasan mengapa OEE perlu ditingkatkan, yaitu: 1. Memberikan Dampak Positif pada Produktivitas Metrik OEE merefleksikan waktu sebenarnya ketika menghasilkan produk yang berkualitas. Semakin tinggi nilai OEE, maka semakin efisien waktu produksi dan meminimalisir terjadinya downtime atau produk cacat. 2. Pengurangan Biaya dan Limbah Perusahaan dapat menghemat bahan baku, ongkos tenaga kerja, dan biaya energi karena proses produksi dapat berjalan dengan optimal. Baca Juga: Apa Itu MPS (Master Production Schedule) dalam Manajemen Produksi 3. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Nilai OEE yang tinggi mengindikasikan bahwa seluruh operasional yang berlangsung berjalan dengan hasil yang optimal. Ini nantinya dapat terlihat melalui produk berkualitas tinggi, pengiriman yang tepat waktu, dan mendapatkan reputasi dan kepuasan pelanggan yang baik. Studi Kasus Strategi Meningkatkan OEE Untuk sukses meningkatkan kualitas dan kuantias produktivitas bisnis dalam siklus produksi, perusahaan dapat menerapkan strategi peningkatan OEE yang tepat. Agar lebih mudah memahaminya, simak studi kasus beserta apa saja strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan OEE-nya. Sumber: iotera Sebuah perusahaan farmasi tengah menghadapi beberapa masalah dalam proses produksinya, seperti seringnya terjadi downtime dan risiko barang reject yang masih tinggi. Atas dasar ini, perusahaan berusaha menyusun sebuah strategi untuk mengimplementasikan sistem OEE sebagai standar operasional terbarunya. Dalam proses impelementasinya, perusahaan akan meningkatkan tiga komponen utama OEE (Availability, Performance, dan Quality) melalui strategi berikut. 1. Pemeliharaan Preventif dan Prediktif Pemeliharaan preventif dengan menjadwalkan perawatan rutin untuk menghindari breakdown tak terduga Pemeliharaan prediktif menggunakan sensor & IoT untuk memantau kondisi mesin dan mencegah kerusakan sebelum terjadi Baca Juga: Teknologi yang Mendukung Proses Produksi 2. Pelatihan Karyawan Menyusun kelas pelatihan yang meningkatkan keterampilan para pekerja, baik yang general seperti pemahaman konsep OEE ataupun teknis seperti analisis root-cause. 3. Mengadopsi Teknologi Terkini Mengadopsi teknologi yang memusatkan seluruh fungsi bisnis dalam satu sistem MES (Manufacturing Execution System) maupun teknologi berbasis machine learning. Teknologi terbarukan ini membantu aktivitas perusahaan dijalankan dengan basis otomatis dan digital. 4. Meningkatkan Pemantauan dan Analisis Data Kinerja Pilih dan gunakan platform yang dapat memberikan visibilitas menyuluruh, mengumpulkan data, dan memvisualisasikannya melalui dasbor online. Melalui pengelolaan data yang komprehensif ini, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan dievaluasi secara berkelanjutan. Hasilnya? Melalui penearapan OEE di dalam lantai produksi dan operasional, dampaknya terasa ke hampir seluruh ekosistem perusahaan. Manajemen dapat mengidentifikasi berbagai masalah seputar operasional dan mencarinya dengan lebih cepat (downtime cepat terdeteksi) Melalui data yang diperbarui secara real-time dan analisis historis downtime, pemeliharaan mesin produksi menjadi lebih terjadwal dan mempertahankan produktivitas (optimasi produksi) Pemantauan berkala terhadap barang mulai dari tahap produksi hingga tahap akhir membantu mengurani terjadinya produk cacat dan meningkatkan kepuasan pelanggan (penurunan produk reject) Baca Juga: Software Keuangan Perusahaan Manufaktur Harus Punya Fitur Ini! Kesimpulan Bisa dikatakan bahwa OEE menjadi metrik vital dalam memonitor dan meningkatkan efisiensi produksi perusahaan secara menyeluruh. Dengan mengoptimalisasikan tiga komponen utama, yaitu Availability, Performance, dan Quality, produksi dapat mencapai performa idealnya. Bagi Anda yang ingin menerapkannya, terdapat beberapa rekomendasi praktis yang bisa Anda lakukan juga, seperti: Mengukur OEE baseline dalam 1–3 bulan Mengidentifikasi losses utama Menerapkan sistem pencatatan real-time (seperti sistem MES/IoT) Mengadakan pelatihan rutin & benchmarking kinerja Mengadopsi predictive maintenance berbasis sensor Melakukan review dan optimasi program secara berkala Melalui penggabungan pemahaman konseptual dan strategi praktis, manajemen dapat meningkatkan OEE yang memberikan dampak nyata pada produktivitas, penghematan, dan kepuasan pelanggan. Untuk membantu memantau dan mempertahankan nilai OEE dengan baik, salah satu strategi lainnya adalah mengadopsi software manufaktur yang mendukung seluruh fungsi bisnis. Mekari Jurnal merupakan software manufaktur berbasis cloud yang mengintegrasikan sistem akuntansi-operasional ke dalam satu platform. Melalui ini, Anda akan mendapatkan seluruh informasi yang dibutuhkan perusahaan dengan mudah dalam satu platform saja. Selain itu, Anda juga dapat mengelola berbagai proses akuntansi, inventaris, dan produksi secara efisien karena sudah berbasis otomatis. Tunggu apalagi, konsultasikan kebutuhan Anda dengan tim kami sekarang juga dengan klik tombol di bawah ini. Konsultasi Gratis dengan Mekari Jurnal Sekarang! Referensi: Iotera, “Meningkatkan Efisiensi Produksi dengan OEE: Studi Kasus di Pabrik Syrup Obat”. IBM, “What is OEE?”. OEE, “Overall Equipment Effectiveness”.