Biaya Implementasi Manufacturing Execution System (MES): Apa yang Perlu Anda Ketahui Highlights Ada beberapa faktor yang memengaruhi biaya implementasi MES, mulai dari ukuran dan kompleksitas pabrik, tingkat kustomisasi yang diperlukan, dan investasi pada infrastruktur jaringan Komponen biaya untuk implementasi MES berkaitan dengan sistem perangkat keras dan perangkat lunak, biaya pelatihan, serta dukungan tahunan Estimasi biaya dapat bervariasi tergantung dengan skala bisnis manufaktur, mulai dari Rp270 juta hingga Rp20 miliar Bagi perusahaan yang belum siap berinvestasi penuh dalam MES, ERP modular seperti Mekari Jurnal bisa menjadi solusi awal yang praktis dan scalable Manufacturing Execution System (MES) menjadi salah satu langkah strategis dalam bisnis khususnya yang berfokus dalam mengembangkan pabrik modern agar dapat meningkatkan efisiensi, visibilitas, dan kualitas produksi. Namun, sebelum masuk ke proses implementasi MES, Anda harus mengetahui seberapa besar biaya implementasi MES. Artikel ini akan mencoba memaparkan secara komprehensif, faktor-faktor yang memengaruhi biaya, komponen yang perlu diperhitungkan, dan estimasi realistisnya. Penjelasan Singkat Mengenai Manufacturing Execution System (MES) Manufacturing Execution System (MES) merupakan sistem informasi yang berfungsi menghubungkan seluruh fungsi untuk mengendalikan operasional pada lantai produksi. Utamanya, sistem ini mendukung penjadwalan produksi, pelacakan bahan dan produk, pengumpulan data proses, manajemen kualitas, serta integrasi dengan sistem tingkat atas seperti ERP. Baca Juga: Perbedaan MES vs ERP dalam Manufaktur: Mana yang Lebih Sesuai untuk Bisnis Anda? Faktor yang Mempengaruhi Biaya Implementasi MES Ada beberapa faktor yang dapat bervariasi dalam memengaruhi biaya implementasi MES, di antaranya: 1. Ukuran dan Kompleksitas Pabrik Ini menjadi salah satu faktor vital karena melibatkan jumlah lini produksi, variasi produk, dan tingkat otomatisasi yang berpengaruh langsung pada jumlah sensor, PLC, dan titik integrasi yang diperlukan. Pabrik dengan beberapa lokasi atau cabang juga akan menambah biaya integrasi dan deployment sehingga manajemen patut memperhitungkan faktor ini secara detail. 2. Tingkat Kustomisasi Pahami kebutuhan bisnis untuk memastikan kebutuhan kustomisasi yang diperlukan. MES siap-pakai memang lebih murah di awal. Namun, kustomisasi fitur yang sesuai karakteristik dan kebutuhan dapat lebih efektif untuk menunjang pertumbuhan bisnis jangka panjang. 3. Infrastruktur IT/OT yang Ada Sebelum implementasi MES, pastikan apakah infrastruktur jaringan pada pabrik sudah mendukung secara optimal atau belum. Jika infrastruktur jaringan, PLC, atau database sudah mengakomodasinya, biaya upgrade bisa lebih hemat. Namun, jika perlu berinvestasi pada instalasi jaringan industri, edge devices, atau server on-premise, biaya dapat melonjak tajam. 4. Perangkat Keras (Hardware) Cakupan hardware yang dibutuhkan dalam sistem MES dapat termasuk PLC/RTU, gateway, HMI, server lokal, barcode/RFID reader, dan perangkat IoT. Kebutuhan akan perangkat keras ini juga bisa disesuaikan dengan jenis pilihan layanan sistem yang dipilih, antara on-premise atau cloud yang juga mengubah struktur biaya (CAPEX vs OPEX). Baca Juga: Capital Expenditure: Jenis dan Contoh dalam Laporan Keuangan 5. Lisensi Perangkat Lunak Pemilihan model lisensi dapat memengaruhi biaya tahunan karena berkaitan erat dengan jumlah pengguna dan jumlah kebutuhan modul yang diaktifkan. 6. Konsultasi dan Implementasi Beberapa pengguna terkadang membutuhkan jasa konsultasi untuk melakukan analisis kebutuhan, desain solusi, dan pemrograman integrasi karena kurangnya sumber daya manusia yang potensial, biasanya faktor ini memiliki porsi biaya yang cukup besar. 7. Pelatihan dan Change Management Faktor ini sering diabaikan namun sebenarnya termasuk ke salah satu komponen biaya implementasi MES. Ini khususnya pada SDM yang berkaitan dengan sistem, seperti operator, tim maintenance, IT, dan bahkan manajemen itu sendiri. 8. Pemeliharaan dan Dukungan SLA, update, dan bug-fix akan masuk ke dalam biaya tahunan setelah proses implementasi selesai (go-live). 9. Regulasi dan Kepatuhan Industri Industri manufaktur kompleks atau konsumsi seperti farmasi/makanan/minuman mungkin membutuhkan fitur validasi dan audit trail yang dapat menambah kompleksitas. Baca Juga: Metode Akuntansi Pengukuran Biaya Bagi Perusahaan Manufaktur Komponen Biaya yang Harus Diperhitungkan Selain faktor-faktor yang perlu dimasukkan ke dalam anggaran implementasi MES, beberapa komponen berikut juga akan masuk ke estimasi anggaran: 1. Biaya Perangkat Keras Komponen ini mencakup sensor, PLC, HMI, barcode/RFID, server untuk on-premise (jika ada), gateway edge, dan jaringan industri. Lebih lanjut, terdapat juga instalasi kabel, panel, dan modifikasi mesin jika diperlukan. 2. Biaya Perangkat Lunak Komponen ini mencakup lisensi MES (perpetual atau SaaS), dan modul tambahan (seperti quality, maintenance, dan MOM). 3. Biaya Integrasi dan Implementasi Komponen ini termasuk sewa layanan profesional untuk memenuhi kebutuhan analisis masalah, konfigurasi MES, pengembangan kustom untuk fitur unik perusahaan, integrasi ke PLC/ERP, dan pengujian. Baca Juga: Perbandingan Software Manufaktur: SaaS vs On-Premise 4. Biaya Pelatihan dan Change Management Cakupan ini berisikan komponen ketika perusahaan mengadakan kelas-kelas pelatihan untuk profesi terkait dan implementasi penggunaan MES, mencakup workshop pengguna, dokumentasi proses, pelatihan train-the-trainer. 5. Biaya Pemeliharaan dan Dukungan Tahunan (OPEX) Biasanya mencakup kontrak layanan dukungan, patching, pembaruan sistem/data, dan dukungan remote/on-site. 6. Biaya Kesempatan dan Internal Resource Ini terkadang termasuk biaya terselubung atau hidden cost karena tidak terlalu terlihat atau tercatat dalam laporan, misalnya alokasi waktu staf internal (production, IT, QA) selama proyek. 7. Biaya Keamanan dan Kepatuhan Keperluan audit, validasi, dan enkripsi/backup data dengan memetakan komponen di atas, manajemen dapat mengestimasi TCO (Total Cost of Ownership) dan ROI secara lebih akurat. Studi Kasus dan Estimasi Biaya Implementasi MES Melihat dari banyaknya faktor dan komponen yang terhubung, tentunya akan memengaruhi perhitungan biaya implementasi MES dan akan sulit dalam mencantumkan angka pastinya. Namun, di bawah ini terdapat beberapa skenario mengenai estimasi rentang biaya sesuai dengan kompleksitas bisnis dan skala industri. Skenario A: Pabrik Kecil (1 lini, Rendah Variasi Produk) Biasanya skenario akan masuk ke karakteristik untuk pabrik makanan ringan, bengkel manufaktur kecil, atau produksi plastik sederhana. Utamanya, skenario ini lebih cocok pada perusahaan yang ingin “mencoba dulu”, dengan target ROI di sekitar 12 – 18 bulan. Fokus dari tujuan implementasi MES adalah mengumpulkan data dasar, meningkatkan pelacakan produksi, serta visibilitas OEE. Detail komponen biaya pada estimasi anggaran akan seperti berikut: CAPEX perangkat keras + lisensi dasar (Rp150 juta – 600 juta) Perangkat keras: sensor tambahan (flow, suhu, tekanan), barcode scanner, 1–2 PLC, server mini / edge device Perangkat lunak: lisensi MES versi standar dengan modul dasar (monitoring produksi, OEE, laporan harian) Biaya jaringan: pemasangan kabel industri atau upgrade WiFi pabrik Implementasi & integrasi (Rp100 juta – 400 juta) Integrasi dengan ERP sederhana (atau bahkan Excel/Google Sheet). Pengaturan dashboard produksi, koneksi antar mesin Uji coba (commissioning) untuk memastikan data masuk dengan benar Pelatihan & go-live support (Rp20 juta – 80 juta) Training operator agar terbiasa input digital (misalnya via tablet) Workshop untuk supervisor agar bisa membaca dashboard produksi Bantuan teknis selama 1–2 bulan awal setelah sistem jalan Total investasi awal yang harus dipersiapkan, kurang lebih sekitar Rp270 juta hingga 1,08 miliar. Skenario B: Pabrik Menengah (multi-line, beberapa variasi produk) Skenario ini umumnya dapat diterapkan seperti pada pabrik minuman dengan beberapa lini filling & packaging atau pabrik farmasi dengan beberapa shift produksi. Melalui adanya MES, pabrik membutuhkan peningkatan integrasi multi-line, tracking batch, dan manajemen kualitas. Detail komponen biaya pada estimasi anggaran akan seperti berikut: CAPEX perangkat keras + lisensi (Rp600 juta – 2 miliar) Perangkat keras: PLC tambahan per lini, HMI untuk operator, RFID/barcode scanner di tiap titik produksi. Server / Cloud hybrid: sudah mulai menggunakan server pusat atau cloud subscription. Perangkat lunak: modul tambahan (quality management, traceability, batch genealogy). Implementasi & integrasi (Rp400 juta – 1,5 miliar) Integrasi penuh dengan ERP (SAP, Oracle, atau ERP lokal). Kustomisasi laporan untuk kebutuhan audit dan batch tracking. Validasi sistem (terutama untuk industri farmasi & makanan). Pelatihan & change management (Rp80 juta – 300 juta) Training lintas departemen: produksi, maintenance, quality assurance. Program change management agar operator terbiasa bekerja tanpa kertas (paperless). Dukungan vendor lebih panjang (3–6 bulan setelah go-live). Total investasi awal yang harus dipersiapkan, kurang lebih sekitar Rp1,08 miliar hingga 3,8 miliar. Umumnya, pada skenario dengan karakteristik industri B ini, biaya training dan change management cenderung lebih tinggi karena jumlah pengguna yang lebih banyak. Skenario C: Pabrik Besar/ Multi-site/ Regulated Industry Skenario C akan lebih masuk pada perusahaan yang sudah masuk skala besar atau multinasional. Cakupan industri umumnya otomotif, elektronik, farmasi, atau F&B besar. Target adopsi MES pada skala bisnis ini utamanya untuk mengintegrasikan seluruh fungsi bisnis yang kompleks, pengawasan multi-entitas, dan pengendalian internal. Detail komponen biaya pada estimasi anggaran akan seperti berikut: CAPEX perangkat keras + lisensi enterprise (Rp2 miliar – 10+ miliar) Perangkat keras: ribuan sensor, ratusan PLC, sistem SCADA, data historian, storage besar. Perangkat lunak: modul enterprise (supply chain visibility, advanced analytics, maintenance integration). Lisensi skala besar: model user-based /site-based dengan biaya tahunan signifikan. Implementasi & integrasi (Rp1,5 miliar – 8+ miliar) Integrasi dengan ERP Kustomisasi besar untuk mengikuti SOP global & compliance (GMP, FDA 21 CFR Part 11, ISO). Multi-site rollout biasanya dilakukan secara bertahap (plant A → plant B → plant C). Pelatihan, validasi, dan support (Rp300 juta – 2+ miliar) Validasi regulasi (khususnya industri farmasi dan otomotif). Training user ratusan orang, termasuk plant manager & corporate HQ. Dukungan on-site permanen (SLA 24/7, dedicated support team). Total investasi awal yang harus dipersiapkan, kurang lebih sekitar Rp3,8 miliar hingga 20 miliar lebih. Kesimpulan Memahami biaya implementasi MES dibutuhkan untuk merancang investasi anggaran yang sesuai dengan tujuan operasional dan kemampuan organisasi. Secara garis besar, biaya dipengaruhi oleh kesiapan pabrik, kompleksitas bisnis, dan model layanan MES yang dipilih. Namun, tidak dipungkiri jika biaya untuk implementasi MES bisa cukup besar. Jika perusahaan Anda belum siap berinvestasi pada MES, maka alternatifnya dengan menggunakan sistem ERP modular seperti Mekari Jurnal. Mekari Jurnal ERP dapat digunakan pada berbagai jenis industri dan skala bisnis, sehingga bisa menjadi solusi awal yang praktis dan scalable sebelum melangkah ke implementasi MES penuh di masa depan. Jika tertarik atau ada pertanyaan lebih lanjut, Anda dapat berkonsultasi dengan tim kami, gratis melalui tombol di bawah ini. Konsultasi Gratis dengan Mekari Jurnal Sekarang! Referensi: ScienceSoft, “Manufacturing Execution System (MES)”. Indmall, “How Much Does An MES System Cost?”.