Dukung dan Kembangkan Bakat Bisnis Pada Anak dengan 6 Cara Ini! Bakat bisnis sering kali muncul sejak anak masih kecil. Contohnya seperti Almeyda Nayara, yang sudah menunjukkan ketertarikan berbisnis sejak usia 9 tahun. Anak yang memiliki jiwa bisnis cenderung tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri, kreatif, inovatif, serta lebih menghargai nilai uang. Namun, bakat tidak akan berkembang tanpa dilatih. Proses mengenalkan dunia bisnis pada anak harus dilakukan secara perlahan dan penuh pendampingan. Berikut beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengasah bakat bisnis sejak dini. 1. Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Mary Mazzio, seorang filmmaker dan pengusaha asal Amerika, bercerita bahwa anaknya dulu sangat pemalu dan selalu mencari alasan untuk menolak ajakan berbisnis. Untuk membantu anak berani memulai, orang tua perlu mendorong anak berinteraksi dengan lebih banyak orang. Saat rasa percaya diri tumbuh, mereka akan lebih siap mengambil peluang. 2. Bantu Menentukan Target Ajak anak menuliskan daftar target yang ingin mereka capai. Dengan menuliskan tujuan, anak menjadi lebih fokus dan mampu menentukan langkah-langkah konkret. Menurut penelitian kebiasaan produktif, menuliskan target dapat meningkatkan peluang tercapai hingga 80%.Setelah itu, latih mereka membuat rencana kecil yang bisa dijalankan untuk mewujudkan target tersebut. 3. Libatkan Anak dalam Kegiatan Bisnis Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Libatkan mereka dalam pekerjaan ringan di bisnis Anda. Misalnya membantu mengemas barang, menghitung stok, atau mencatat pesanan. Berikan upah kecil agar mereka memahami nilai usaha dan proses mendapatkan uang. 4. Ajak Berdiskusi Latih anak berdiskusi mengenai hal-hal sederhana seperti perbandingan harga barang atau cara mengambil keputusan. Diskusi dalam keluarga akan melatih kemampuan komunikasi, mengemukakan pendapat, berpikir logis, hingga memahami dasar-dasar ekonomi. Anak yang terbiasa berdiskusi juga akan lebih percaya diri menyampaikan ide-idenya. 5. Dukung Ide dan Inovasi Anak Tidak ada bisnis yang bertahan tanpa inovasi. Sediakan ruang bagi anak untuk bereksplorasi, misalnya ruang bermain atau kegiatan yang merangsang kreativitas. Saat anak bosan, jangan langsung membelikan mainan baru. Dorong mereka membuat mainan sendiri. Proses ini mengasah kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, serta inisiatif mereka. 6. Ajarkan untuk Menerima Kegagalan Kegagalan adalah bagian dari proses belajar, termasuk dalam berbisnis. Anak perlu memahami bahwa bisnis bukan hanya soal sukses, tetapi juga tentang cara berpikir dan keberanian mencoba. Dengan gagal, mereka belajar mencari strategi baru dan berpikir lebih kreatif. Tanamkan bahwa risiko adalah bagian dari perjalanan, dan setiap pengalaman akan memperkuat karakter mereka. Aplikasi pencatatan keuangan seperti Mekari Jurnal dapat menjadi pendamping yang membantu merapikan transaksi dan menghadirkan gambaran keuangan yang lebih jelas. Dengan pencatatan yang rapi sejak awal, usaha kecil yang mereka jalankan akan lebih terarah dan tidak membingungkan saat dikelola. Pendekatan ini bukan hanya mengenalkan bisnis, tetapi juga mengajarkan kedisiplinan dan tanggung jawab yang penting bagi perkembangan mereka ke depan. Kategori : Other Artikel Sebelumnya Artikel Selanjutnya Dapatkan kurasi newsletter terkait pembukuan dan Akuntansi Subscribe Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal Facebook Instagram LinkedIn YouTube Dapatkan kurasi newsletter terkait pembukuan dan Akuntansi Subscribe Bagikan artikelWhatsAppLinkedinFacebook
Dukung dan Kembangkan Bakat Bisnis Pada Anak dengan 6 Cara Ini! Bakat bisnis sering kali muncul sejak anak masih kecil. Contohnya seperti Almeyda Nayara, yang sudah menunjukkan ketertarikan berbisnis sejak usia 9 tahun. Anak yang memiliki jiwa bisnis cenderung tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri, kreatif, inovatif, serta lebih menghargai nilai uang. Namun, bakat tidak akan berkembang tanpa dilatih. Proses mengenalkan dunia bisnis pada anak harus dilakukan secara perlahan dan penuh pendampingan. Berikut beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengasah bakat bisnis sejak dini. 1. Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Mary Mazzio, seorang filmmaker dan pengusaha asal Amerika, bercerita bahwa anaknya dulu sangat pemalu dan selalu mencari alasan untuk menolak ajakan berbisnis. Untuk membantu anak berani memulai, orang tua perlu mendorong anak berinteraksi dengan lebih banyak orang. Saat rasa percaya diri tumbuh, mereka akan lebih siap mengambil peluang. 2. Bantu Menentukan Target Ajak anak menuliskan daftar target yang ingin mereka capai. Dengan menuliskan tujuan, anak menjadi lebih fokus dan mampu menentukan langkah-langkah konkret. Menurut penelitian kebiasaan produktif, menuliskan target dapat meningkatkan peluang tercapai hingga 80%.Setelah itu, latih mereka membuat rencana kecil yang bisa dijalankan untuk mewujudkan target tersebut. 3. Libatkan Anak dalam Kegiatan Bisnis Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Libatkan mereka dalam pekerjaan ringan di bisnis Anda. Misalnya membantu mengemas barang, menghitung stok, atau mencatat pesanan. Berikan upah kecil agar mereka memahami nilai usaha dan proses mendapatkan uang. 4. Ajak Berdiskusi Latih anak berdiskusi mengenai hal-hal sederhana seperti perbandingan harga barang atau cara mengambil keputusan. Diskusi dalam keluarga akan melatih kemampuan komunikasi, mengemukakan pendapat, berpikir logis, hingga memahami dasar-dasar ekonomi. Anak yang terbiasa berdiskusi juga akan lebih percaya diri menyampaikan ide-idenya. 5. Dukung Ide dan Inovasi Anak Tidak ada bisnis yang bertahan tanpa inovasi. Sediakan ruang bagi anak untuk bereksplorasi, misalnya ruang bermain atau kegiatan yang merangsang kreativitas. Saat anak bosan, jangan langsung membelikan mainan baru. Dorong mereka membuat mainan sendiri. Proses ini mengasah kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, serta inisiatif mereka. 6. Ajarkan untuk Menerima Kegagalan Kegagalan adalah bagian dari proses belajar, termasuk dalam berbisnis. Anak perlu memahami bahwa bisnis bukan hanya soal sukses, tetapi juga tentang cara berpikir dan keberanian mencoba. Dengan gagal, mereka belajar mencari strategi baru dan berpikir lebih kreatif. Tanamkan bahwa risiko adalah bagian dari perjalanan, dan setiap pengalaman akan memperkuat karakter mereka. Aplikasi pencatatan keuangan seperti Mekari Jurnal dapat menjadi pendamping yang membantu merapikan transaksi dan menghadirkan gambaran keuangan yang lebih jelas. Dengan pencatatan yang rapi sejak awal, usaha kecil yang mereka jalankan akan lebih terarah dan tidak membingungkan saat dikelola. Pendekatan ini bukan hanya mengenalkan bisnis, tetapi juga mengajarkan kedisiplinan dan tanggung jawab yang penting bagi perkembangan mereka ke depan.