4 min read

Apa Itu Consignment Stock? Pengertian, Manfaat, dan Cara Kerjanya

Tayang
Di tulis oleh: Author Avatar Nadiyah Rahmawati

Manajemen persediaan adalah aspek penting dalam bisnis. Stok yang berlebihan bisa menambah biaya penyimpanan, sementara stok yang kurang berisiko membuat peluang penjualan hilang.

Untuk mengatasinya, salah satu metode yang banyak digunakan adalah consignment stock atau persediaan konsinyasi.

Dalam sistem ini, pemasok menitipkan barang ke pengecer tanpa langsung berpindah kepemilikan hingga barang terjual.

Cara ini membantu mengurangi risiko finansial sekaligus memberi fleksibilitas bagi kedua belah pihak.

Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan consignment stock dan bagaimana cara kerjanya? Berikut penjelasan Mekari Jurnal.

Apa Itu Consignment Stock?

Consignment stock adalah sistem persediaan di mana pemasok (consignor) menitipkan barang ke pengecer (consignee), namun kepemilikan tetap berada di pemasok hingga barang terjual.

Pengecer bisa memajang dan menjual produk tanpa harus membayar di muka, lalu baru melakukan pembayaran setelah terjadi penjualan.

Perbedaan dengan Metode Persediaan Lain

  • Pada konsinyasi, kepemilikan tetap di pemasok, sedangkan pada metode biasa langsung berpindah ke pengecer.
  • Risiko finansial pengecer lebih kecil karena tidak ada pembayaran di muka.
  • Pencatatan penjualan lebih detail agar pemasok dapat memantau stok.
  • Konsinyasi sering digunakan untuk produk musiman atau dengan perputaran lambat, berbeda dengan stok reguler yang umumnya cepat terjual.

Bagaimana Cara Kerja Consignment Stock?

congsimen

Sistem consignment stock dimulai dengan perjanjian antara pemilik barang (consignor) dan penjual (consignee) mengenai harga, komisi, serta periode konsinyasi.

Setelah itu, consignor mengirimkan produk ke lokasi pengecer untuk dipajang dan dijual. Selama barang belum laku, kepemilikan tetap berada di pihak consignor.

Pengecer hanya membayar setelah penjualan terjadi, sementara barang yang tidak terjual dapat dikembalikan sesuai kesepakatan.

Agar prosesnya lebih efisien, sistem ini bisa dipantau lewat software manufaktur untuk manajemen produksi, dengan begitu, baik pemilik barang maupun pengecer memiliki transparansi penuh terkait jumlah stok, status penjualan, hingga laporan keuntungan secara real-time.

Baca Juga: Apa Itu Digital Twin Manufacturing? Memahami Konsep dan Manfaatnya di Dunia Manufaktur

Peran dalam Sistem Consignment

  • Consignor (pemilik barang): Menyediakan produk, mengirimkannya ke pengecer, tetap memegang hak kepemilikan, serta menerima laporan penjualan.
  • Consignee (penjual): Menyimpan, memajang, dan menjual produk kepada konsumen, lalu membayar ke consignor sesuai barang yang terjual, biasanya dengan komisi tertentu.

Dengan mekanisme ini, consignor bisa memperluas distribusi tanpa harus membuka banyak saluran sendiri, sementara consignee mendapat fleksibilitas menambah produk tanpa perlu investasi awal besar.

Manfaat Consignment Stock

Sistem consignment stock menawarkan berbagai keuntungan bagi pemilik barang maupun penjual.

Model ini tidak hanya mengurangi risiko finansial, tetapi juga membuka peluang ekspansi pasar dengan biaya lebih efisien.

Keuntungan Utama

  • Mengurangi risiko bagi penjual – Pengecer tidak perlu mengeluarkan modal besar di awal karena pembayaran hanya dilakukan setelah barang terjual. Risiko menumpuknya stok yang tidak laku pun bisa diminimalkan.
  • Fleksibilitas persediaan – Pengecer dapat menyesuaikan jumlah barang sesuai kebutuhan pasar. Produk yang tidak terjual bisa dikembalikan ke pemasok tanpa kerugian besar, sehingga manajemen stok lebih efisien.
  • Mendorong penjualan dan ekspansi produk – Pemasok dapat memperkenalkan produk baru melalui jaringan pengecer tanpa investasi besar, sementara pengecer bisa menambah variasi produk untuk menarik konsumen.

Dengan manfaat ini, consignment stock menjadi strategi yang efektif untuk menjaga arus kas, memperluas jangkauan produk, sekaligus memperkuat kerja sama antara pemasok dan pengecer.

Contoh Penggunaan Consignment Stock dalam Berbagai Industri

Berikut beberapa contoh penggunaan consignment stock dalam berbagai industri:

Retail (Pakaian & Aksesoris)

Dalam ritel pakaian, sepatu, dan aksesoris, consignment stock memungkinkan toko menambah variasi produk tanpa harus membeli stok lebih dulu.

Pemilik barang mengirimkan produk ke retailer, dan pembayaran baru dilakukan setelah barang terjual. Sistem ini mengurangi risiko kerugian bagi penjual sekaligus memperluas pasar bagi produsen.

Produk Makanan & Minuman

Pada sektor makanan dan minuman, terutama produk musiman atau dengan masa simpan pendek seperti kue, roti, dan minuman kemasan, konsinyasi membantu mengurangi risiko kedaluwarsa.

Penjual hanya membayar produk yang terjual, sementara stok yang tidak habis bisa dikembalikan ke pemasok.

Barang Seni & Kerajinan

Galeri seni dan toko kerajinan sering menggunakan sistem ini untuk memajang karya bernilai tinggi.

Seniman atau pengrajin tetap memegang kepemilikan barang sampai laku, sedangkan penjual mendapat komisi dari penjualan.

Cara ini membantu seniman memperluas akses pasar tanpa menambah beban modal bagi pihak penjual.

Baca Juga: Apa Saja Tantangan Besar yang Dihadapi Industri Retail Saat Ini?

Kesimpulan

Consignment stock adalah strategi bisnis yang memberi keuntungan bagi pemilik barang maupun penjual.

Sistem ini membantu mengurangi risiko finansial, memberikan fleksibilitas dalam mengelola persediaan, serta membuka peluang memperluas pasar dengan modal yang lebih efisien.

Bagi pelaku usaha, khususnya di sektor ritel, makanan & minuman, hingga seni dan kerajinan, model konsinyasi bisa menjadi pilihan menarik untuk meningkatkan penjualan sekaligus menjaga arus kas tetap sehat.

Mempertimbangkan consignment stock dalam strategi bisnis dapat menjadi langkah cerdas untuk bertumbuh lebih berkelanjutan.

Untuk mendukung penerapan sistem persediaan seperti consignment stock, perusahaan dapat memanfaatkan solusi digital yang tepat. Misalnya dengan Software manufaktur Mekari Jurnal yang membantu memantau proses produksi, mengelola inventori, hingga mengoptimalkan biaya secara real-time.

Baik untuk UKM maupun enterprise, software ini dapat menjadi pondasi penting dalam membangun sistem manajemen persediaan yang efisien, berkelanjutan, dan adaptif di era Industri 4.0.

Kategori : Manufaktur

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami