Job Costing: Cara Menghitung Biaya Proyek Secara Akurat Job costing membantu bisnis menghitung biaya proyek secara detail, mulai dari tenaga kerja, material, hingga biaya tidak langsung, sehingga perusahaan dapat menilai profitabilitas proyek lebih akurat. Banyak perusahaan mengalami kebocoran biaya karena tidak memiliki metode penghitungan yang jelas dan terstruktur. Akibatnya, profit sulit diprediksi, pengeluaran tidak terkendali, dan efisiensi kerja menurun. Maka dari itu, job costing penting untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan. Pengertian Job Costing Job costing adalah metode perhitungan biaya yang digunakan untuk menentukan total pengeluaran dalam sebuah proyek atau pekerjaan tertentu. Setiap pekerjaan dihitung secara individual berdasarkan kebutuhan tenaga kerja, material, peralatan, serta biaya pendukung lainnya. Karena setiap proyek memiliki karakteristik yang berbeda, perhitungan ini memungkinkan perusahaan menghitung harga jual yang lebih tepat, mengontrol biaya, serta menjaga margin keuntungan tetap stabil. Denganperhitungan ini, bisnis dapat mengetahui apakah sebuah proyek menghasilkan profit atau justru merugikan, sehingga keputusan strategis dapat dibuat dengan lebih akurat. Cara Sederhana Menghitung Job Costing Langkah awal dalam menghitung job costing adalah memahami tingkat kesulitan pekerjaan. Semakin kompleks sebuah proyek, semakin besar biaya tenaga kerja dan material yang diperlukan. Beberapa komponen penting dalam perhitungan ini meliputi: Biaya tenaga kerja langsung. Harga material dan peralatan. Durasi pengerjaan proyek. Transportasi dan jarak lokasi kerja. Margin keuntungan perusahaan. Kapasitas tenaga kerja dan ketersediaan sumber daya. Karena setiap proyek berbeda, biaya akhir pun bervariasi. Inilah alasan perhitungan ini menjadi metode yang sangat penting bagi bisnis berbasis proyek. Perbedaan Job Costing dan Process Costing Meski sering disamakan, job costing dan process costing adalah dua konsep berbeda. Berikut adalah perbedaannya: Process Costing untuk Produk Seragam Process costing digunakan pada usaha dengan produk atau jasa yang identik dan diproduksi massal. Contohnya: Warung bakso yang memproduksi bakso dalam jumlah besar setiap hari. Pabrik kaos dalam dengan alur produksi standar: pemotongan kain → penjahitan → finishing → pengemasan. Dalam proses ini, biaya lebih mudah dikendalikan karena alurnya jelas dan konsisten. Job Costing untuk Pekerjaan Custom Berbeda dengan process costing, job costing diterapkan pada proyek dengan kebutuhan unik atau kustom, yang melibatkan banyak tenaga kerja dan spesialisasi berbeda-beda. Karena setiap proyek memiliki permintaan spesifik, perhitungan biayanya tidak bisa disamakan. Karakteristik Usaha yang Cocok Menggunakan Job Costing Perhitungan sangat ideal untuk perusahaan dengan ciri-ciri berikut: Memiliki banyak divisi, spesialisasi, dan jenis pekerjaan berbeda. Menawarkan layanan custom atau proyek yang variatif. Menangani pekerjaan berbasis pesanan (made-to-order). Menjalankan proyek dengan kebutuhan tenaga kerja dan material yang tidak seragam. Jika bisnis seperti ini menggunakan process costing, hasil perhitungan keuntungan akan bias dan tidak akurat. Cara Mudah Menerapkan Job Costing Untuk menerapkan perhitungan dengan benar, langkah awalnya adalah mengidentifikasi seluruh kebutuhan proyek. Biasanya terdapat dua komponen biaya utama: 1. Biaya Langsung Biaya yang terkait langsung dengan pelaksanaan proyek, seperti: Tenaga kerja langsung. Material dan bahan baku. Peralatan yang digunakan langsung untuk proyek. 2. Biaya Tidak Langsung Biaya pendukung yang tetap diperlukan, misalnya: Tenaga dokumentasi atau administrasi proyek. Pengawasan dan quality control. Biaya listrik, sewa ruang kerja, dan overhead lain. Menentukan prioritas biaya sangat penting agar penghitungan job costing tetap akurat. Permudah Penghitungan Job Costing dengan Mekari Jurnal Mekari Jurnal adalah software akuntansi berbasis cloud yang memudahkan bisnis menerapkan job costing secara akurat dan efisien. Dengan pencatatan biaya otomatis dan terintegrasi, perusahaan dapat menghitung kebutuhan proyek tanpa kesalahan manual. Fitur biaya anggaran memungkinkan Anda memantau tenaga kerja, material, dan overhead dalam satu dashboard, membandingkan proyek sebelumnya, serta membuat estimasi biaya yang lebih konsisten. Mekari Jurnal memberikan visibilitas penuh terhadap profitabilitas proyek sehingga bisnis dapat mengambil keputusan lebih cepat, meningkatkan efisiensi, dan memaksimalkan keuntungan. Kategori : Other Artikel Sebelumnya Artikel Selanjutnya Dapatkan kurasi newsletter terkait pembukuan dan Akuntansi Subscribe Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal Facebook Instagram LinkedIn YouTube Dapatkan kurasi newsletter terkait pembukuan dan Akuntansi Subscribe Bagikan artikelWhatsAppLinkedinFacebook
Job Costing: Cara Menghitung Biaya Proyek Secara Akurat Job costing membantu bisnis menghitung biaya proyek secara detail, mulai dari tenaga kerja, material, hingga biaya tidak langsung, sehingga perusahaan dapat menilai profitabilitas proyek lebih akurat. Banyak perusahaan mengalami kebocoran biaya karena tidak memiliki metode penghitungan yang jelas dan terstruktur. Akibatnya, profit sulit diprediksi, pengeluaran tidak terkendali, dan efisiensi kerja menurun. Maka dari itu, job costing penting untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan. Pengertian Job Costing Job costing adalah metode perhitungan biaya yang digunakan untuk menentukan total pengeluaran dalam sebuah proyek atau pekerjaan tertentu. Setiap pekerjaan dihitung secara individual berdasarkan kebutuhan tenaga kerja, material, peralatan, serta biaya pendukung lainnya. Karena setiap proyek memiliki karakteristik yang berbeda, perhitungan ini memungkinkan perusahaan menghitung harga jual yang lebih tepat, mengontrol biaya, serta menjaga margin keuntungan tetap stabil. Denganperhitungan ini, bisnis dapat mengetahui apakah sebuah proyek menghasilkan profit atau justru merugikan, sehingga keputusan strategis dapat dibuat dengan lebih akurat. Cara Sederhana Menghitung Job Costing Langkah awal dalam menghitung job costing adalah memahami tingkat kesulitan pekerjaan. Semakin kompleks sebuah proyek, semakin besar biaya tenaga kerja dan material yang diperlukan. Beberapa komponen penting dalam perhitungan ini meliputi: Biaya tenaga kerja langsung. Harga material dan peralatan. Durasi pengerjaan proyek. Transportasi dan jarak lokasi kerja. Margin keuntungan perusahaan. Kapasitas tenaga kerja dan ketersediaan sumber daya. Karena setiap proyek berbeda, biaya akhir pun bervariasi. Inilah alasan perhitungan ini menjadi metode yang sangat penting bagi bisnis berbasis proyek. Perbedaan Job Costing dan Process Costing Meski sering disamakan, job costing dan process costing adalah dua konsep berbeda. Berikut adalah perbedaannya: Process Costing untuk Produk Seragam Process costing digunakan pada usaha dengan produk atau jasa yang identik dan diproduksi massal. Contohnya: Warung bakso yang memproduksi bakso dalam jumlah besar setiap hari. Pabrik kaos dalam dengan alur produksi standar: pemotongan kain → penjahitan → finishing → pengemasan. Dalam proses ini, biaya lebih mudah dikendalikan karena alurnya jelas dan konsisten. Job Costing untuk Pekerjaan Custom Berbeda dengan process costing, job costing diterapkan pada proyek dengan kebutuhan unik atau kustom, yang melibatkan banyak tenaga kerja dan spesialisasi berbeda-beda. Karena setiap proyek memiliki permintaan spesifik, perhitungan biayanya tidak bisa disamakan. Karakteristik Usaha yang Cocok Menggunakan Job Costing Perhitungan sangat ideal untuk perusahaan dengan ciri-ciri berikut: Memiliki banyak divisi, spesialisasi, dan jenis pekerjaan berbeda. Menawarkan layanan custom atau proyek yang variatif. Menangani pekerjaan berbasis pesanan (made-to-order). Menjalankan proyek dengan kebutuhan tenaga kerja dan material yang tidak seragam. Jika bisnis seperti ini menggunakan process costing, hasil perhitungan keuntungan akan bias dan tidak akurat. Cara Mudah Menerapkan Job Costing Untuk menerapkan perhitungan dengan benar, langkah awalnya adalah mengidentifikasi seluruh kebutuhan proyek. Biasanya terdapat dua komponen biaya utama: 1. Biaya Langsung Biaya yang terkait langsung dengan pelaksanaan proyek, seperti: Tenaga kerja langsung. Material dan bahan baku. Peralatan yang digunakan langsung untuk proyek. 2. Biaya Tidak Langsung Biaya pendukung yang tetap diperlukan, misalnya: Tenaga dokumentasi atau administrasi proyek. Pengawasan dan quality control. Biaya listrik, sewa ruang kerja, dan overhead lain. Menentukan prioritas biaya sangat penting agar penghitungan job costing tetap akurat. Permudah Penghitungan Job Costing dengan Mekari Jurnal Mekari Jurnal adalah software akuntansi berbasis cloud yang memudahkan bisnis menerapkan job costing secara akurat dan efisien. Dengan pencatatan biaya otomatis dan terintegrasi, perusahaan dapat menghitung kebutuhan proyek tanpa kesalahan manual. Fitur biaya anggaran memungkinkan Anda memantau tenaga kerja, material, dan overhead dalam satu dashboard, membandingkan proyek sebelumnya, serta membuat estimasi biaya yang lebih konsisten. Mekari Jurnal memberikan visibilitas penuh terhadap profitabilitas proyek sehingga bisnis dapat mengambil keputusan lebih cepat, meningkatkan efisiensi, dan memaksimalkan keuntungan.