10 min read

Panduan Lengkap Mengenai Picking Wave dalam Pergudangan

Tayang 31 Mar 2025
Diperbarui 31 Jul 2025
Di tulis oleh: Author Avatar Yulia Andini

Di era yang serba cepat ini, gudang memerlukan sistem yang mampu mempercepat perputaran logistik secara jelas dan terstruktur.

Picking wave menjadi metode yang efektif dalam merancang proses pengambilan barang di gudang sehingga dapat meningkatkan efisiensi perputaran logistik.

Selain itu, metode ini berkesinambuangan dengan Warehouse Management System (WMS) dalam menghilangkan teknik mengambil barang satu per satu per pesanan, yang justru akan mengurangi efisiensi.

Simak informasi selengkapnya mengenai picking wave untuk meningkatkan pengelolaan gudang Anda di blog Mekari Jurnal berikut!

Apa Itu Picking Wave?

apa itu picking wave?

Picking wave adalah metode pengambilan barang di gudang yang mengelompokkan pesanan berdasarkan kriteria tertentu, seperti tanggal pengiriman, jenis barang, atau tujuan.

Tujuan utamanya adalah untuk mengoptimalkan rute pengambilan, mengurangi waktu tempuh picker (petugas gudang), serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional gudang secara keseluruhan.

Singkatnya, metode ini memudahkan picker mengambil semua barang yang diperlukan untuk seluruh gelombang pesanan dalam satu perjalanan yang efisien.

Sejarah Singkat dan Perkembangan Picking Wave dalam Sistem Pergudangan

Konsep dasar pengelompokan pekerjaan untuk efisiensi sudah ada sejak lama dalam berbagai industri. Namun, penerapan picking wave secara terstruktur dan canggih dalam konteks gudang modern sangat erat kaitannya dengan perkembangan Sistem Manajemen Gudang (WMS).

  • Awal Mula (Pra-WMS): Sebelum WMS modern, sistem pengelompokkan pesanan dilakukan secara manual atau semi-otomatis oleh supervisor gudang berdasarkan pengalaman dan intuisi. Mereka akan melihat tumpukan pesanan dan secara manual menentukan mana yang bisa dikelompokkan bersama untuk dijemput dalam satu rute. Proses ini masih lambat, rentan kesalahan, dan kurang optimal.
  • Era WMS Pertama (1980 – 1990): Dengan munculnya WMS di tahun 1980-an, kemampuan untuk mengelola inventaris secara digital mulai berkembang. WMS awal mulai memperkenalkan fitur mengelompokkan pesanan.
  • Perkembangan WMS (2000): Di awal tahun 2000-an, WMS menjadi lebih canggih. Algoritma picking wave mulai mempertimbangkan lebih banyak faktor, seperti, tata letak gudang (zona, lorong), ukuran pesanan, prioritas pengiriman, ketersediaan picker dan peralatan, dan  cut-off time pengiriman.
  • Era Modern (2010 – Sekarang): Saat ini, picking wave adalah fitur standar dalam sebagian besar WMS. Dengan kemajuan dalam analitik data, machine learning, dan optimasi algoritma, sistem picking wave dapat membuat gelombang secara real-time, mempertimbangkan kapasitas area pengiriman, mengintegrasikan dengan sistem material handling otomatis dan menawarkan visibilitas yang lebih besar tentang status gelombang dan kinerja picker.

Picking wave telah berevolusi dari praktik manual yang sederhana menjadi fitur inti yang kompleks dan dinamis dalam sistem WMS modern, hal ini memudahkan gudang untuk mencapai tingkat efisiensi dan responsivitas yang sebelumnya tidak bisa dicapai.

Baca juga: Contoh Laporan Stok Barang Gudang

Cara Kerja Picking Wave

cara kerja picking wave

Selain definisi picking wave, memahami metode gudang juga memerlukan pengetahuan mengenai proses dan langkah metode ini agar proses manajemen gudang jadi lebih efisien dan maksimal.

Berikut adalah proses picking wave dalam gudang:

  • Pengumpulan & Pengelompokkan Pesanan: Pada tahap ini, pesanan dikelompokkan menjadi “gelombang” berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, seperti waktu dan rute pengiriman, jenis produk, zona gudang, dan prioritas. Pengelompokan ini bertujuan untuk memudahkan distribusi pesanan.
  • Pembuatan Daftar Pengambilan: Selanjutnya, sistem WMS (Warehouse Management System) akan membuat pick list atau wave pick list untuk setiap gelombang. Daftar ini mencakup semua SKU (Stock Keeping Unit) beserta kuantitas yang diperlukan untuk seluruh pesanan, dan diurutkan berdasarkan lokasi di gudang guna mengoptimalkan rute perjalanan picker.
  • Eksekusi Pengambilan: Setelah menerima daftar, picker akan mengambil barang sesuai kuantitas dan keterangan yang diberikan, umumnya mengikuti rute yang telah ditentukan. Mereka juga menggunakan barcode scanner untuk memindai kode barang, yang secara otomatis menyinkronkan data gudang dengan software WMS secara real-time.
  • Penyortiran dan Konsolidasi: Setelah semua barang dari satu gelombang diambil, barang-barang tersebut akan disortir. Di area ini, barang akan dipisahkan dan dikonsolidasi kembali ke masing-masing pesanan pelanggan.
  • Pengemasan dan Pengiriman: Terakhir, setelah semua pesanan lengkap dan dikemas dengan benar, barang akan diberi label pengiriman dan siap dimuat ke truk pengiriman atau diambil oleh kurir.

Contoh Penerapan Picking Wave dalam Operasi Gudang

Penerapan sistem picking wave sangat cocok untuk e-commerce yang memiliki variasi dan kuantitas produk yang tinggi.

Maka dari itu, untuk menghindari risiko kesalahan dalam mengambil barang di gudang, picking wave dibagi menjadi tiga tahap.

Berikut adalah contoh penerapan picking wave dalam operasi gudang:

  • Pre-wave picking: Proses ini adalah tahap pengelompokan jadwal pengambilan barang berdasarkan kriteria yang sama. Biasanya, WMS mengkategorikan produk dengan waktu pengiriman yang serupa. Misalnya, gelombang pengiriman dapat dibagi berdasarkan waktu pengiriman, seperti gelombang pertama untuk produk yang dikirim sebelum pukul 12 siang dan gelombang kedua untuk produk yang dikirim sebelum pukul 6 sore.
  • Proses picking wave: Pada tahap kedua, para picker biasanya menggunakan barcode scanner untuk mempermudah verifikasi barang di gudang. Idealnya, seorang picker menangani 4-12 pesanan dalam satu gelombang yang sesuai dengan SKU. Selanjutnya, picker mengumpulkan barang di keranjang atau wadah yang telah disiapkan. Proses ini berulang hingga semua barang dalam daftar pesanan terkumpul.
  • Pasca-wave picking: Setelah semua barang dikumpulkan, picker menyerahkannya ke tim packaging. Pada tahap ini, produk dikemas dengan rapi untuk mencegah kegagalan distribusi. Setelah proses tersebut selesai, picker melanjutkan pengambilan barang untuk pesanan di gelombang kedua pada waktu berikutnya.

Manfaat Menggunakan Picking Wave

Setelah memahami prosesnya, picking wave terbukti sangat bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi manajemen gudang, mulai dari efektivitas operasional hingga optimalisasi anggaran penyimpanan stok.

Berikut adalah manfaat dari penerapan manfaat picking wave:

  • Peningkatan Efisiensi: Dengan mengelompokkan pesanan, picker dapat mengurangi pergerakan yang tidak perlu dan mengoptimalkan rute pengambilan, sehingga menghemat waktu dan jarak.
  • Produktivitas yang Lebih Tinggi: Picker dapat mengambil lebih banyak item per jam karena fokus pada satu gelombang pada satu waktu.
  • Akurasi yang Lebih Baik: Daftar pengambilan yang terorganisir dan penggunaan teknologi (seperti barcode scanner) membantu mengurangi kesalahan pengambilan.
  • Pemanfaatan Sumber Daya yang Optimal: Memungkinkan penggunaan tenaga kerja dan peralatan yang lebih efektif, terutama selama peak season.
  • Fleksibilitas dan Skalabilitas: Metode ini mudah disesuaikan dengan volume pesanan yang bervariasi, ideal untuk bisnis dengan fluktuasi musiman atau pertumbuhan pesat.
  • Sinkronisasi dengan Jadwal Pengiriman: Memungkinkan gudang untuk menyelaraskan aktivitas pengambilan dengan jadwal pengiriman, memastikan pesanan tiba tepat waktu.
  • Mengurangi Kemacetan: Dengan menyeimbangkan beban kerja di berbagai zona gudang, picking wave membantu mencegah penumpukan dan penundaan.

Baca juga: Pengertian Kartu Stok Barang

Metode Penerapan Picking Wave

Metode penerapan picking wave

Meskipun konsep dasar setiap metode picking wave sama, yaitu mengelompokkan pesanan menjadi gelombang, ada beberapa metode picking wave yang diterapkan tergantung pada kompleksitas gudang, jenis produk, dan volume pesanan.

Perbedaan utamanya terletak pada bagaimana barang-barang dari berbagai pesanan dalam satu gelombang dikonsolidasikan dan dipilah.

Berikut metode yang biasa digunakan dalam picking wave:

1. Batch Picking (atau Cluster Picking)

Metode pertama ini adalah bentuk paling dasar dari picking wave di mana seorang picker mengambil beberapa unit dari SKU yang sama untuk beberapa pesanan berbeda dalam satu kali perjalanan.

Cara Kerja:

  • Sistem menghasilkan pick list yang menginstruksikan picker untuk mengambil total kuantitas dari setiap SKU yang dibutuhkan oleh seluruh pesanan dalam satu gelombang.
  • Picker membawa satu atau lebih kontainer (misalnya, troli dengan beberapa kotak/slot, masing-masing untuk satu pesanan).
  • Saat picker tiba di lokasi SKU, mereka mengambil total kuantitas yang diminta, kemudian membaginya langsung ke dalam kontainer pesanan yang sesuai di troli mereka.

Kelebihan:

  • Mengurangi Perjalanan: Sangat efisien dalam mengurangi jarak tempuh picker, terutama jika banyak pesanan memiliki item yang sama.
  • Sederhana: Lebih mudah diimplementasikan dibandingkan metode yang lebih kompleks.
  • Meminimalkan Penyortiran Sekunder: Penyortiran awal sudah dilakukan di lokasi pengambilan karena barang langsung dimasukkan ke kontainer pesanan yang benar.

Kekurangan:

  • Kapasitas Troli Terbatas: Efisiensi bisa terbatas oleh ukuran dan jumlah slot pada troli picker. Jika gelombang terlalu besar, butuh beberapa troli atau perjalanan.
  • Potensi Kesalahan: Jika tidak didukung teknologi (seperti put-to-light pada troli atau barcode scanner), risiko kesalahan penempatan item ke pesanan yang salah lebih tinggi.
  • Tidak Ideal untuk SKU Bervolume Tinggi/Besar: Sulit jika satu item saja sudah memenuhi seluruh troli.

2. Zone Picking

Metode selanjutnya adalah zone picking, di mana metode ini membagi gudang menjadi beberapa zona, dan setiap picker bertanggung jawab atas satu atau lebih zona. Picking wave kemudian mengkoordinasikan aliran pesanan antar zona.

Cara Kerja:

  • Setiap pesanan dalam gelombang dipecah menjadi beberapa bagian (garis pesanan) sesuai dengan zona di mana item-itemnya berada.
  • Ketika sebuah gelombang dimulai, picker di setiap zona mulai mengambil item yang ditugaskan untuk gelombang tersebut dari zona mereka masing-masing.
  • Item yang sudah diambil kemudian dipindahkan ke zona berikutnya atau ke area konsolidasi/penyortiran. Ini bisa seperti estafet.

Kelebihan:

  • Spesialisasi Picker: Picker menjadi sangat familiar dengan zona mereka, meningkatkan kecepatan dan akurasi di area tersebut.
  • Mengurangi Jarak Tempuh per Picker: Setiap picker hanya bergerak dalam zona yang lebih kecil.
  • Paralelisasi: Banyak picker dapat bekerja secara bersamaan pada bagian yang berbeda dari pesanan yang sama, mempercepat throughput.
  • Mengurangi Kemacetan: Beban kerja tersebar di seluruh gudang.

Kekurangan:

  • Memerlukan Area Konsolidasi: Barang dari berbagai zona harus dikumpulkan di satu tempat untuk disatukan kembali menjadi pesanan lengkap. Ini bisa menjadi bottleneck.
  • Waktu Tunggu Antar Zona: Jika satu zona lambat, bisa menunda seluruh pesanan yang melewati zona tersebut.
  • Kompleksitas Perencanaan: Membutuhkan WMS yang canggih untuk mengelola dan melacak pesanan saat berpindah antar zona.

3. Pick-and-Pass (Variasi Zone Picking)

Selanjutnya adalah metode spesifik dari zone picking di mana kontainer pesanan (kotak atau tote) secara fisik berpindah dari satu zona ke zona berikutnya melalui konveyor atau secara manual, dan setiap picker hanya menambahkan item ke kontainer tersebut saat melewati zonanya.

Cara Kerja:

  • Sebuah kontainer kosong untuk pesanan dimulai di zona pertama dalam rute.
  • Picker di Zona 1 mengambil item yang relevan untuk pesanan tersebut dan meletakkannya di kontainer.
  • Kontainer kemudian bergerak ke Zona 2. Picker di Zona 2 menambahkan item dari zona mereka, dan seterusnya.
  • Setelah melewati semua zona yang relevan, kontainer tiba di area pengemasan sebagai pesanan yang sudah lengkap.

Kelebihan:

  • Sangat Efisien untuk Aliran Kontinu: Ideal untuk gudang bervolume tinggi dengan sistem konveyor.
  • Mengurangi Penyortiran Akhir: Pesanan tiba di area packing sudah dalam keadaan lengkap (atau hampir lengkap).
  • Sangat Terstruktur: Mengurangi kebingungan dan kesalahan karena alur yang jelas.

Kekurangan:

  • Infrastruktur Mahal: Membutuhkan investasi besar pada sistem konveyor dan otomatisasi.
  • Kurang Fleksibel: Perubahan tata letak atau rute bisa sulit dan mahal.
  • Berpotensi Mengakibatkan Bottleneck: Jika ada kemacetan di satu zona atau konveyor, seluruh aliran bisa terhenti.
  • Tidak Ideal untuk Semua Jenis Barang: Sulit untuk barang yang sangat besar, sangat kecil, atau memerlukan penanganan khusus.

4. Wave Picking dengan Penyortiran Pasca-Pengambilan

Cara yang terakhir yaitu, wave picking dengan penyortiran pasca-pengambilan. Dalam metode ini, picker mengambil semua item yang dibutuhkan untuk seluruh gelombang (mirip batch picking dalam skala besar), dan penyortiran per pesanan dilakukan di area terpisah setelah pengambilan selesai.

Cara Kerja:

  • Seorang picker (atau tim picker) mengambil semua item dari pick list gelombang, menempatkannya ke dalam troli besar, pallet, atau wadah sementara lainnya.
  • Setelah semua item gelombang terkumpul, mereka dibawa ke area penyortiran pusat.
  • Di area ini, item-item dipindai dan diarahkan ke bin atau stasiun pengemasan untuk masing-masing pesanan pelanggan. Tahap ini juga sering menggunakan sistem put-to-light atau sorter otomatis.

Kelebihan:

  • Maksimalisasi Efisiensi Pengambilan: Picker dapat fokus sepenuhnya pada pengambilan dan pergerakan, tidak terbebani dengan penyortiran detail di lorong.
  • Fleksibilitas dalam Ukuran Gelombang: Dapat menangani gelombang yang sangat besar karena tidak ada batasan kapasitas troli untuk pesanan individual di awal.
  • Ideal untuk Automasi Penyortiran: Cocok dengan sistem penyortiran otomatis yang mahal.

Kekurangan:

  • Memerlukan Area Penyortiran Khusus: Membutuhkan ruang dan sumber daya tambahan untuk proses penyortiran sekunder.
  • Potensi Bottleneck di Penyortiran: Area penyortiran bisa menjadi bottleneck jika tidak diatur dan dikelola dengan baik.
  • Dua Tahap Verifikasi: Proses pengambilan dan penyortiran menjadi dua tahapan yang berbeda, masing-masing dengan potensi kesalahan.

Tips: Pemilihan metode picking wave terbaik sangat bergantung pada karakteristik setiap gudang, seperti volume pesanan harian, variasi SKU, ukuran item, tata letak fisik gudang, dan tingkat investasi dalam otomatisasi. Namun umumnya, gudang menerapkan kombinasi dari metode-metode ini untuk dikonsolidasi dan mempermudah fleksibilitas sistem picking wave.

Baca juga: Sistem Manajemen Pengelolaan Gudang

Kesimpulan

Picking wave adalah strategi penting dalam operasional gudang modern, terutama bagi bisnis e-commerce dan logistik.

Dengan mengelompokkan pesanan ke dalam gelombang pengambilan, perusahaan dapat menghemat waktu, mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja, serta mengurangi risiko kesalahan pengiriman.

Sistem ini menciptakan alur kerja yang lebih efisien, terstruktur, dan dapat diprediksi, menjadi fondasi utama bagi gudang yang produktif.

Untuk mengoptimalkan penerapan picking wave dan meningkatkan efisiensi manajemen gudang Anda secara menyeluruh, Anda bisa memanfaatkan software manufaktur Mekari Jurnal.

Mekari Jurnal menawarkan fitur manajemen gudang yang terintegrasi dalam satu dashboard, memungkinkan pemantauan stok secara real-time dan pencatatan seluruh proses produksi.

Mekari Jurnal siap membantu Anda mempermudah manajemen gudang dan meningkatkan profitabilitas bisnis Anda.

Kategori : Other

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami