Strategi dan Fokus Manajemen Produk untuk Barang Inferior Pada konteks ekonomi, terdapat banyak jenis produk atau barang yang terbagi di pasaran sesuai dengan karakteristiknya, seperti barang normal, barang mewah, maupun barang inferior. Karakteristik apa yang membedakan antara ketiga jenis barang tersebut, serta tren dan permintaan apa yang mempengaruhinya. Simak seluruh penjelasannya dalam artikel Mekari Jurnal berikut ini. Apa Itu Barang Inferior? Barang inferior merupakan kategori barang yang permintaannya berbanding terbalik dengan pendapatan konsumen. Itu artinya, ketika pendapatan konsumen menurun, maka permintaan terhadap barang inferior akan menjadi meningkat. Beberapa contoh umum barang inferior yang terdapat di pasaran meliputi mie instan, nasi, atau produk-produk dengan harga lebih terjangkau. Sebaliknya, ketika pendapatan konsumen meningkat, mereka lebih cenderung beralih ke barang normal atau barang mewah, sehingga permintaan terhadap barang inferior menurun. Konsep ini menekankan bagaimana perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, di mana barang inferior sering kali menjadi alternatif yang lebih hemat dalam situasi sulit. Walaupun begitu, masih banyak konsumen terutama dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, memilih barang inferior karena faktor harga dan ketersediaan. Selain karena barang inferior juga seringkali memiliki segmen pasar yang setia, seperti pelajar atau keluarga dengan anggaran terbatas, yang mengandalkan produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, keberadaan barang inferior dalam ekonomi tidak hanya memberikan opsi yang terjangkau bagi konsumen, tetapi juga menciptakan peluang bagi produsen untuk memenuhi kebutuhan pasar yang beragam, sekaligus mendukung stabilitas ekonomi dalam keadaan tertentu. Bagaimana Ciri-Ciri Barang Inferior? Anda dapat melihat barang inferior berdasarkan ciri-cirinya, yaitu: 1. Barang dengan Harga Murah Salah satu ciri utama barang inferior adalah harganya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan produk sejenis. Konsumen cenderung memilih barang ini saat mereka ingin menghemat pengeluaran, terutama dalam situasi ekonomi yang sulit. 2. Barang yang Memiliki Substitusi dari Barang Lebih Mahal Barang inferior biasanya memiliki produk pengganti yang lebih mahal. Jika kita ambil contoh, mie instan bisa menjadi pengganti makanan siap saji yang lebih mahal. Ketika pendapatan menurun, konsumen akan beralih ke barang inferior karena mereka ingin tetap memenuhi kebutuhan tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Simak Lebih Lanjut: Mengenal Merchandise Inventory (Persediaan Barang Dagang) 3. Barang yang Tidak Termasuk dalam Kategori Barang Mewah Barang inferior umumnya tidak dianggap sebagai barang mewah. Meskipun mungkin memiliki kualitas yang cukup baik, produk ini lebih sederhana dan lebih fungsional dibandingkan barang premium. Meskipun begitu, barang inferior tetap memiliki pangsa pasar tertentu, terutama di kalangan konsumen dengan pendapatan rendah. 4. Permintaan yang Sensitif Terhadap Perubahan Pendapatan Ini juga merupakan ciri-ciri utama barang inferior yaitu permintaan yang sangat dipengaruhi oleh perubahan pendapatan konsumen. Ketika pendapatan meningkat, konsumen cenderung mengurangi konsumsi barang inferior dan beralih ke barang normal atau premium. Sebaliknya, ketika pendapatan menurun, permintaan terhadap barang inferior meningkat, menunjukkan bahwa barang ini berfungsi sebagai penyangga dalam situasi ekonomi yang tidak menguntungkan. 5. Keterhubungan dengan Tren Ekonomi Barang inferior sering kali menjadi indikator kondisi ekonomi. Ketika ekonomi memburuk, permintaan untuk barang inferior biasanya meningkat, menandakan bahwa lebih banyak konsumen yang memilih opsi lebih murah. Sebaliknya, dalam periode pertumbuhan ekonomi, permintaan untuk barang ini cenderung menurun, mencerminkan pergeseran preferensi konsumen menuju barang yang lebih berkualitas dan premium. Simak Lebih Lanjut: Barang Substitusi Adalah: Pengertian Serta Manfaatnya Contoh Barang Inferior Setelah mengetahui apa saja barang inferior, berikut adalah contoh-contoh barang inferior yang biasa Anda temukan di pasar, atau yang pernah Anda gunakan. Mie instan: Pilihan makanan cepat saji yang murah dan praktis, sering dikonsumsi saat anggaran terbatas. Produk generik: Produk yang namanya sesuai dengan kandungan zat di dalamnya tanpa dipromosikan pabrik dan kemasan yang sederhana. Daging olahan murah vs daging segar: Daging olahan seperti sosis biasanya lebih terjangkau daripada daging segar, menarik bagi konsumen dengan anggaran terbatas. Roti tawar biasa vs roti artisan: Roti tawar komersial lebih ekonomis dibandingkan roti yang diproduksi secara artisanal. Makanan kaleng vs makanan segar: Makanan kaleng lebih murah dan tahan lama, sering dipilih saat biaya hidup meningkat. Pakaian second-hand vs pakaian baru: Pakaian bekas menawarkan pilihan fashion yang lebih terjangkau bagi mereka yang ingin menghemat. Kue kering buatan sendiri vs kue dari toko mewah: Membuat kue sendiri bisa jauh lebih ekonomis dibandingkan membeli kue premium dari toko. Perbedaan Karakter Barang Inferior dan Barang Normal Untuk lebih mudahnya, simak tabel perbedaan karakteristik antara barang normal dengan barang inferior berikut ini. Karakteristik Barang Normal Barang Inferior Pengertian Barang yang permintaannya meningkat seiring dengan kenaikan pendapatan konsumen. Barang yang permintaannya menurun saat pendapatan konsumen meningkat. Contoh Makanan premium, pakaian bermerek, mobil baru. Mie instan, produk generik, pakaian second-hand. Contoh Harga Pakaian baru memiliki harga Rp 150.000. Pakaian second-hand dengan jenis sama dengan harga Rp 50.000. Perilaku Konsumen Konsumen lebih memilih barang normal saat mampu, mencari kualitas lebih baik. Konsumen beralih karena anggaran terbatas untuk memenuhi kebutuhan dasar. Faktor yang Mempengaruhi Meningkatnya preferensi kualitas, tren, dan status sosial. Ketersediaan alternatif yang lebih mahal, kondisi ekonomi yang sulit. Bagaimana SCM Mekari Jurnal Dapat Membantu Pendataan Barang Inferior Bagi bisnis yang mengelola produk dan barang dengan kuantitas besar di gudang, terkadang akan cukup memakan waktu dan tenaga. Belum lagi ketika metode-metode yang dilakukan masih manual, sehingga risiko kesalahan penginputan data cukup besar. Jika ini tetap dibiarkan, tentu saja hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan keuangan karena ketidakseimbangan yang terjadi dalam laporan keuangan. Salah satu solusi untuk mengatasi hal ini adalah dengan menunjang pekerjaan dengan software akuntansi yang terintegrasi dengan fitur SCM yaitu Mekari Jurnal. Anda dapat menemukan fitur manajemen produk dalam Mekari Jurnal yang membantu Anda dalam mengakses seluruh data produk dalam satu dashboard. Melalui informasi tersebut, Anda dapat mengelola juga berbagai inisiatif yang berkaitan dengan produk, mulai dari pengelolaan harga, manajemen penyimpanan, dan analisis tren penjualan. Daftarkan bisnis Anda sekarang dan rasakan manfaatnya! Konsultasi dengan Mekari Jurnal Sekarang! Referensi: Study, “Normal vs. Inferior Goods | Definition, Examples & Demand Curve”. CFI, “Inferior Goods”.