6 min read

Memahami E-Procurement: Definisi, Manfaat, dan Alur Kerja

Tayang
Di tulis oleh: Author Avatar Yulia Andini

E-procurement adalah perangkat digital yang memiliki fitur utama untuk membantu proses pengadaan.

Sistem ini berperan penting dalam menyederhanakan proses pengadaan tradisional yang sering kali rumit.

Dengan menggunakan platform digital, seluruh alur kerja pengadaan, mulai dari pemilihan vendor hingga pembayaran, dapat dilakukan melalui satu perangkat yang terintegrasi.

Jika Anda memiliki kebutuhan e-procurement, simak informasi memahami e-procurement dengan cermat di blog Mekari Jurnal berikut ini!

Apa Itu E-Procurement?

Apa itu e-procurement?

E-procurement, atau electronic procurement, adalah sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mempermudah dan mendigitalisasi proses pengadaan barang dan jasa.

Namun, sebelum ada e-procurement, proses pengadaan bisa memakan waktu berhari-hari dan alurnya sangat rumit.

Proses tradisional ini melibatkan tahapan seperti pengajuan pengadaan, identifikasi dan evaluasi vendor potensial, hingga penerimaan barang dan pembayaran, yang semuanya dilakukan secara manual menggunakan dokumen fisik.

Metode ini sangat rentan terhadap kesalahan data dan memakan waktu lama.

Dengan e-procurement, seluruh proses pengadaan dapat dilakukan melalui dasbor online dan memungkinkan pemantauan secara real-time serta meningkatkan transparansi pemilihan vendor.

Manfaat E-Procurement

Manfaat e-procurement

E-procurement memiliki banyak kegunaan dalam proses digitalisasi pengadaan, terutama ketika banyak tahapan dan dokumen yang dibutuhkan.

Berikut adalah manfaat penggunaan sistem e-procurement dalam menjalankan pengadaan:

1. Efisiensi Biaya dan Waktu

Otomatisasi proses pengadaan mengurangi biaya operasional, seperti biaya administrasi, percetakan, dan pengiriman dokumen. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus pengadaan juga jauh lebih singkat.

2. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas

Setiap langkah dalam proses e-procurement tercatat secara digital. Fitur ini menciptakan jejak audit yang jelas, mengurangi risiko manipulasi data, serta memastikan setiap keputusan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Pengurangan Kesalahan Input

Proses manual dalam pengadaan manual sering kali rentan terhadap kesalahan, seperti salah input atau kehilangan dokumen. E-procurement meminimalkan risiko ini dengan standarisasi formulir, otomatisasi persetujuan, dan validasi data secara instan.

4. Akses ke Data Analitik untuk Pengambilan Keputusan

Sistem e-procurement mengumpulkan data historis tentang pembelian, performa vendor, dan pengeluaran. Data ini dapat dianalisis untuk mengidentifikasi tren, mengoptimalkan strategi pembelian, dan membuat keputusan yang lebih cerdas berbasis data.

Baca juga: Panduan Lengkap Perencanaan Pembelian dan Pengadaan Untuk Menghindari Overstock

Alur Kerja E-Procurement

Alur kerja e-procurement

Alur kerja e-procurement hampir serupa dengan pengadaan tradisional, tetapi lebih efisien dan transparan.

Berikut adalah langkah-langkah utama e-procurment:

  1. Permintaan Pembelian (Requisition): Karyawan mengajukan permintaan barang atau jasa secara online melalui sistem.
  2. Persetujuan (Approval): Permintaan ditinjau dan disetujui secara digital oleh manajer atau departemen terkait.
  3. Pencarian Vendor & Pemberian Penawaran (Sourcing & Bidding): Sistem secara otomatis mencari vendor yang cocok, lalu mengirimkan permintaan penawaran (RFQ) atau undangan lelang. Vendor mengajukan penawaran secara elektronik.
  4. Evaluasi & Pemilihan Vendor (Evaluation & Selection): Panitia pengadaan mengevaluasi penawaran berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, seperti harga, kualitas, dan reputasi.
  5. Penerbitan Pesanan Pembelian (Purchase Order): Setelah vendor terpilih, sistem secara otomatis menerbitkan pesanan pembelian (PO) dan mengirimkannya ke vendor.
  6. Penerimaan Barang/Jasa (Goods/Services Receipt): Setelah barang diterima atau jasa selesai, staf terkait melakukan konfirmasi penerimaan di sistem.
  7. Pembayaran (Payment): Faktur dari vendor dicocokkan dengan pesanan pembelian dan konfirmasi penerimaan. Sistem kemudian memproses pembayaran secara otomatis, seringkali terintegrasi dengan sistem keuangan organisasi.

Implementasi E-Procurement

Implementasi sistem e-procurement

Mengimplementasikan sistem e-procurement bukan sekadar beralih ke platform digital, tetapi juga memerlukan tahapan yang terencana agar transformasi pengadaan berjalan optimal.

Berikut adalah tahapan penting dalam mengimplementasikan e-procurement:

  1. Tentukan Kebutuhan Anda: Sebelum memilih, sebaiknya identifikasi tantangan yang ada pada proses pengadaan dan apa yang ingin Anda capai dengan e-procurement.
  2. Pilih Platform yang Tepat: Pilih platform yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Misalnya, fokus pada platform yang tidak hanya menawarkan fitur-fitur dasar, tetapi juga fleksibel dan dapat terintegrasi dengan sistem lain. Beberapa aplikasi manufaktur memiliki fitur yang dapat membantu proses e-procurement. Aplikasi manufaktur memungkinkan mengelola proses pembelian, pengeluaran, dan pembayaran secara terintegrasi, yang sangat penting untuk industri manufaktur yang memiliki rantai pasok kompleks.
  3. Libatkan Semua Pihak: Tahap selanjutnya adalah memastikan tim memiliki gambaran yang sama tentang sistem ini. Contohnya, pastikan tim pengadaan, keuangan, dan pihak terkait lainnya terlibat sejak awal untuk memastikan transisi yang mulus.
  4. Berikan Pelatihan yang Komprehensif: Berikan pelatihan yang memadai kepada semua karyawan menggunakan perangkat ini agar mereka dapat mengoperasikan sistem dengan efektif.
  5. Mulai Transmigrasi secara Bertahap: Pertimbangkan untuk mengimplementasikan e-procurement pada satu departemen atau jenis pembelian tertentu sebelum menerapkannya di seluruh ekosistem bisnis.

Tantangan Implementasi Sistem E-Procurement

Meskipun e-procurement menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan umum yang sering dihadapi saat pengimplementasinya.

Berikut adalah tantangan yang kemungkinan dihadapi:

  1. Penolakan dari Karyawan: Karyawan yang sudah terbiasa dengan metode manual mungkin enggan beralih ke sistem baru karena dianggap rumit atau tidak familiar.
  2. Biaya Awal yang Tinggi: Biaya untuk lisensi perangkat lunak, pelatihan, dan integrasi sistem bisa menjadi hambatan finansial bagi bisnis karena beberapa platform membutuhkan anggaran yang cukup besar.
  3. Masalah Integrasi Sistem: Sistem e-procurement mungkin sulit terintegrasi dengan sistem yang sudah ada, seperti ERP atau akuntansi, sehingga proses integrasi membutuhkan waktu yang lebih lama.
  4. Kekhawatiran Keamanan Data: Terdapat beberapa data sensitif terkait pengadaan, seperti informasi vendor dan harga sehingga rentan jika tidak dilindungi dengan sistem keamanan yang memadai.

Solusi untuk Mengatasi Tantangan Implementasi E-Procurement

Untuk menghindari tantangan implementasi sistem e-procurement di atas, berikut adalah solusi yang bisa dijalankan:

Komunikasi yang Jelas dengan Karyawan: Lakukan komunikasi yang jelas tentang manfaat sistem baru, seperti efisiensi dan kemudahan yang akan mereka dapatkan. Sediakan pelatihan berkelanjutan dan dukungan teknis yang mudah diakses untuk membantu mereka beradaptasi.

  1. Negosiasi Harga: Lakukan analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis) yang komprehensif. Tunjukkan bagaimana penghematan biaya operasional, peningkatan efisiensi, dan pengurangan risiko jangka panjang akan jauh melebihi biaya awal.
  2. Evaluasi Sistem Integrasi: Pilih platform yang memiliki kemampuan integrasi API yang kuat dan pastikan tim IT terlibat dalam proses pemilihan. Hal ini akan memastikan kompatibilitas dan memudahkan perencanaan integrasi dengan sistem yang sudah ada.
  3. Pastikan Menggunakan Keamanan Standar Global: Pilih platform e-procurement dengan fitur keamanan canggih, seperti enkripsi dan otentikasi multi-faktor. Selain itu, terapkan kebijakan internal yang ketat mengenai akses dan pengelolaan data.

Baca juga: Memahami Aanwijzing dalam Proses Pengadaan Barang

Kesimpulan

Mengadopsi sistem e-procurement merupakan langkah strategis dalam meningkatkan proses bisnis dalam jangka panjang.

Dengan mengotomatisasi dan mendigitalisasi proses pengadaan, organisasi atau perusahaan dapat memangkas biaya, menghemat waktu, meningkatkan transparansi, dan membuat keputusan yang lebih baik.

Anda juga dapat mengintegrasikan dengan aplikasi manufaktur untuk mengadopsi sistem e-procurement.

Sebagai contoh, software manufaktur Mekari Jurnal memiliki fitur yang dapat membantu Anda dalam proses pengadaan.

Dengan fitur pencatatan transaksi secara otomatis, mulai dari permintaan pembelian hingga pencocokan faktur dan pembayaran, Mekari Jurnal dapat menjadi solusi andal untuk proses pengadaan bisnis Anda.

Kategori : Other

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami