Home / Blog / Personal Growth

Hati-hati Budaya Workaholic Dalam Dunia Kerja!

cara mengatasi budaya workaholic
Daftar isi
Mode

Terkadang masih banyak orang yang menganggap workaholic sebagai pekerja keras. Padahal itu merupakan sebuah pandang yang sepenuhnya salah, loh!

Menjadi seorang entrepreneur memang membutuhkan waktu dan energi lebih untuk menjalankan bisnis daripada seorang pegawai biasa.

Namun, sampai sejauh manakah Anda memberikan waktu dan energi Anda untuk pekerjaan?

Mulai dengan kenali dulu tentang workaholic ini.

Apa itu workaholic?

Workaholic adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki ketergantungan atau kecanduan terhadap pekerjaan.

Orang yang disebut workaholic cenderung bekerja tanpa henti dan sulit untuk memisahkan diri dari pekerjaan, bahkan ketika sedang tidak ada tuntutan kerja yang mendesak.

Mereka seringkali mengorbankan waktu untuk istirahat, relasi sosial, dan kegiatan lainnya demi bekerja.

Meskipun tampak produktif, workaholic rentan mengalami kelelahan, stress kerja, dan gangguan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.

Ciri – ciri seorang penggila kerja atau workaholic

Untuk mengetahuinya, mari jawab beberapa pertanyaan di bawah ini.

Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan Bergen Work Addiction Scale (BWAS), skala pengukur sejauh mana Anda dalam kecanduan bekerja:

  • Apakah Anda memikirkan berapa banyak waktu luang yang dapat digunakan untuk bekerja?
  • Apakah Anda bekerja lebih dari waktu yang ditentukan?
  • Apakah Anda bekerja untuk mengurangi rasa bersalah, kegelisahan, dan depresi?
  • Apakah Anda tidak mendengarkan saran oran lain untuk mengurangi pekerjaan?
  • Apakah Anda stress ketika tidak bekerja?
  • Apakah Anda sering mengesampingkan hobi serta kegiatan santai lainnya demi pekerjaan?
  • Apakah Anda sakit karena bekerja terlalu keras?

Jika Anda menjawab “Ya” pada setiap pertanyaan di atas, maka Anda adalah seorang penggila kerja atau workaholic.

Workaholic adalah seseorang yang terus berpikir tentang pekerjaan dan akan merasa cemas dan depresi tanpanya.

Workaholic merupakan penyakit yang sering dialami para pelaku bisnis atau pegawai kantor.

Di Indonesia, 64% dari pegawai profesional mengakui bahwa diri mereka adalah workaholic. Mengapa demikian?

Pahami budaya workaholic terlebih dahulu

Menurut American Psychology Association, budaya workaholism merupakan sebuah kondisi di mana seseorang merasa adanya paksaan atau dorongan dari diri untuk terus bekerja tanpa bisa dikontrol.

“Adanya dorongan dari dalam diri” mengindikasikan bahwa ini bukan berasal dari kondisi faktor eksternal melainkan dari sisi internal individu tersebut yang memunculkan penyakit ini.

Berdasarkan dari definisi workaholism, dapat disimpulkan bahwa workaholic yaitu seseorang yang memiliki gejala atau kondisi workaholism atau kecanduan bekerja terus-menerus tanpa bisa dikontrol.

Pemahaman yang menjadi pembeda antara seorang workhaholic dengan seorang pekerja keras, di mana seorang pekerja keras tentunya dapat mengetahui batas antara dunia pekerjaan dan kebutuhan pribadinya sendiri.

Tanda-tanda seorang mengalami workaholic dapat terlihat dari:

  1. Menjadikan pekerjaan sebagai bentuk pelarian.
  2. Akan mengalami stress jika tidak bekerja.
  3. Tidak dapat membatasi antara bekerja dengan kehidupan pribadi.
  4. Rentan terkena penyakit karena kurang kualitas istirahat.
  5. Pekerjaan menjadi prioritas utama melebihi apapun.

Tipe workaholic berdasarkan penyebabnya

Banyak hal yang menyebabkan seseorang jadi gila kerja.

Bryan Robinson, Ph. D, seorang ahli terapi psikologis, membagi workaholic menjadi 4 kategori berdasarkan penyebabnya:

All Or Nothing Workaholic

Orang yang termasuk dalam kategori ini adalah orang-orang yang perfeksionis. Mereka menjadi workaholic karena obsesi yang ekstrem/berlebihan pada kesempurnaan.

Bagi penderita workaholic jenis ini, lebih baik mereka tidak mengerjakan suatu pekerjaan daripada tidak dapat mengerjakannya dengan sempurna.

Mereka sulit untuk memulai sebuah proyek karena takut tidak dapat memenuhi targetnya yang seringkali tidak realistis.

Penderita All or Nothing workaholic sering tidak percaya diri dengan pekerjaannya karena merasa tidak sempurna.

Akhirnya, mereka membutuhkan waktu lebih lama dari yang ditetapkan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Pekerjaan yang hanya membutuhkan waktu 15 menit dapat berubah menjadi 1 jam atau bahkan 1 hari.

Mereka jadi terlambat menyelesaikan proyek atau tugas. Hal ini akan berakibat buruk pada jalannya bisnis mereka.

Baca Juga: Struktur Organisasi Proyek: Pengertian dan Tugas Masing-masing Jabatan

Relentless Workaholic

Penderita relentless workaholic mudah untuk memulai sebuah proyek.

Namun masalahnya adalah mereka tidak bisa menolak atau berhenti mengerjakan proyek-proyek yang diberikan.

Hal ini dikarenakan oleh ketergantungan mereka yang berlebihan kepada penilaian orang yang mengakibatkan ketidakmandirian emosional.

Mereka takut jika mereka menolak proyek atau pekerjaan yang diberikan, maka orang lain akan berpikiran negatif.

Relentless workaholics sering bekerja terburu-buru agar dapat menyelesaikan setiap proyek yang diberikan.

Sayangnya, kecepatan bekerja tidak didukung oleh kualitas pekerjaan yang bagus.

Mereka sering membuat kesalahan dalam pekerjaan akibat kecerobohan mereka.

Selain itu, mereka juga akan menderita stres karena terlalu memaksakan diri bekerja keras.

Savoring Workaholic

Jika relentless workaholics menerima proyek karena terpaksa, savoring workaholics menerimanya karena mereka benci melepas proyek.

Penderita workaholic jenis ini memiliki obsesi ekstrem terhadap hal-hal kecil (details).

Hal ini menyebabkan penderita sering membuat pekerjaan tambahan atau proyek sampingan saat suatu proyek hampir selesai.

Bagi mereka, rasanya tidak benar jika tidak menyelesaikan suatu proyek.

Mereka berpikir bahwa hanya mereka yang dapat mengerjakan pekerjaan tersebut dengan baik.

Akibatnya, savouring workaholics kekurangan istirahat karena fokus yang berlebihan kepada setiap tugas.

Attention Deficit Workaholic

Kategori yang terakhir adalah attention deficit workaholics, orang yang menjadi workaholic karena kesulitan fokus pada proyek-proyeknya.

Fokus seorang attention deficit workaholic mudah teralihkan.

Caranya bekerja adalah dengan berpindah dari satu tugas ke tugas yang lain sebelum menyelesaikannya.

Akibatnya, mereka akan membutuhkan waktu lama untuk mengerjakan proyek-proyek secara bersamaan.

Jika mendekati deadline mereka akan bekerja dengan cepat.

Hasilnya, sama seperti all or nothing workaholics, tugas yang dikerjakan tidak maksimal dan berantakan.

Apakah workaholic dapat disembuhkan?

Menjadi workaholic akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Apakah workaholic bisa disembuhkan dan menghindarinya kembali?

Ya, bisa. Jika saat ini Anda seorang workaholic, cobalah lakukan beberapa tips di bawah ini untuk menyeimbangkan kehidupan Anda:

Ubah Prioritas

Pekerjaan tidak akan memperpanjang umur Anda!

Jika selama ini Anda masih memprioritaskan pekerjaan dibandingkan dengan hal yang lain, segera ubah pola pikir Anda.

Mulai tetapkan hal-hal penting seperti keluarga, sahabat, dan kesehatan menjadi prioritas Anda.

Dengan demikian, hidup Anda akan lebih seimbang.

Anda tidak mau keluarga Anda hancur hanya karena pekerjaan, bukan?

Pahami Healthy Boundaries

Belajar untuk fokus pada beberapa hal saja.

Pertimbangkanlah sejauh mana dampak dan pengaruhnya proyek tersebut pada Anda sebelum menerimanya.

Jika proyek tersebut tidak penting, belajarlah untuk menolaknya atau mendelegasikannya pada orang lain.

Ingat bahwa Anda bukan robot yang dapat mengerjakan semua hal dengan sempurna.

Belajar Untuk Percaya Diri

Berhenti membuat ekspektasi yang tidak realistis untuk kurangi workaholic.

Tidak ada pekerjaan yang sempurna.

Anda tidak dapat memuaskan semua orang dengan hasil pekerjaan Anda.

Belajarlah untuk mengerjakan proyek Anda dengan maksimal dan menyukai hasilnya.

Jika Anda telah memberikan yang terbaik, maka hasilnya akan sesuai dengan harapan Anda.

Jangan Membawa Pekerjaan Ke Rumah

Istirahat sangat penting bagi kesehatan tubuh Anda.

Setiap hari sediakan waktu untuk berisitirahat dan melakukan hal yang membuat Anda santai seperti tidur siang, bermain game, dan kegiatan lainnya.

Beristirahat akan membangkitkan kembali fokus dan energi Anda untuk bekerja.

Jangan membawa pekerjaan Anda ke rumah jika memungkinkan, karena hal itu akan mengurangi waktu istirahat Anda.

Kunjungi Psikiater

Jika Anda merasa tidak dapat melakukan keempat tips di atas, cobalah untuk pergi ke psikiater untuk berkonsultasi.

Mengunjungi psikiater untuk mengurangi workaholic tidak akan membuat Anda malu atau dipandang negatif.

Sebaliknya, dengan obat, saran, dan olahraga yang dianjurkan medis, Anda akan sembuh lebih cepat jika Anda rajin melakukannya.

Manfaatkan Teknologi

Terakhir, pertimbangkan untuk menggunakan teknologi dalam menyelesaikan pekerjaan Anda.

Dengan perkembangan teknologi cloud yang semakin canggih dan aman, anda dapat mengakses pekerjaan Anda dari manapun dan kapanpun.

Selain itu, dengan menggunakan teknologi tersebut, Anda dapat lebih produktif dan mengurangi waktu kerja yang panjang.

Seperti Mekari Qontak yang dapat membantu Anda untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dan kelola pelanggan secara mudah, cepat, dan otomatis.

Topik:
Keluar

WhatsApp WhatsApp kami